6

1.4K 216 23
                                        

Hari ini hari minggu dan taehyung masih asik dalam dunia mimpinya. Mendengar langkah kaki yang akan masuk jimin pun segera berubah menjadi rubah dan tidur diatas perut si tampan.

"Aigo.. Dia sungguh punya peliharaan baru.. "

Seokjin melangkah perlahan mendekati si rubah. Mata keduanya bertemu dan Seokjin pun terpukau.

"Ahh cantik siapa namanya.. "
Ujar jin dengan gemas seraya mencubit dua pipi jimin

"Jimin..ups.. "

"YAAAKKK"

Rubah itu melotot dan langsung menyembunyikan wajahnya di ceruk leher si tampan.

"Nghh jimm gelii.. "

Taehyung merasa tak nyaman dan segera membuka mata.

"Hyung? Kenapa duduk di lantai? "

Jin melotot seraya menunjuk rubah putih itu

"Di-dia bisa bicara.. "

"Mana ada.. "

"Sungguh taeee.. Kau pikir Hyung mu bohong.. "

Seokjin berdiri dan langsung menjitak kepala adiknya.

"Ma-makhluk apa itu!! "

"Apasih Hyung.. Jimin cuma rubah biasa.. Iya kan chim"

"Hu um.. Eh"

Seokjin pun pingsan seketika.

****

"Ck! Kamu sih pake bicara segala.. "

Jimin memandang Seokjin yang masih pingsan dengan cemas.

"Kalau Hyung ku sampai mati bagaimana.. "

Samar-samar taehyung mendengar isakan.

"Eh.. Jangan nangis.. Tata cuma bercanda.. "

Makhluk mungil itu menoleh kearah taehyung. Hidung dan pipinya memerah karena air mata yang terus mengucur. Aduh gemasnya taehyung jadi pingin gigit.

"Jin jinn.. Hikss.. "

"Jin hyung tidak akan kenapa-napa.. Sudah tenang.. "

Bukannya tenang jimin malah semakin menangis hingga membuat seluruh lampu di rumah taehyung jadi mati nyala. Taehyung yang melihat pun jadi panik, takut-takut lampunya pecah

"Ehh sudah-sudah.. Nanti tata belikan permen"

"Hiks.. Per-permen itu apa? "
Jimin mulai mengusap air mata dipipi gembilnya seraya menatap taehyung nanar.

"Pokoknya enak"

Jimin pun mengangguk kemudian menoleh kearah Seokjin.

"Jinjin kapan bangun? "

"Tidak tau.. Sudah kita tinggal saja.. "

******

"Enak kan? "

"Mmmbhh"
Jimin mengangguk seraya menghisap kuat-kuat benda ditangannya.

"Jangan terlalu kencang nanti malah tersedak"

"Mmmbhh enak.. Tata mau? "

Taehyung menggeleng melihat uluran permen yang sudah berlumuran liur jimin.

"Enak loh"
Rayu jimin

"Iya tau"

"Mau? "

"Ishh sudah kubilang tid-mmbh"

Jimin langsung memasukkan permen itu ke mulut taehyung kemudian tertawa. Beruntung si tampan tidak tersedak.

Bisa dibilang keduanya tengah berciuman secara tidak langsung, namun tidak ada yang ngeh dari anatara mereka. Taehyung pun menarik keluar permen dari mulutnya

"Nih.. Puas? "

Jimin tertawa seraya merangkul lengan taehyung. Yang lebih mungil menyenderkan kepalanya pada bahu si tampan dengan tak henti-hentinya tersenyum di sepanjang jalan kenangan.

"Taehyung? "

Merasa namanya dipanggil taehyung pun menoleh. Terlihat seorang gadis cantik yang tengah membawa payung tersenyum manis kearahnya.

"Bae irene? "

"Nde"

Taehyung pun tersenyum lebar membuat yang lebih mungil menjatuhkan permen ditangannya. Lelaki tampan itu melepaskan rengkuhan jimin pada tangannya kemudian berjalan mendekati irene, pujaan hati taehyung sejak taman kanak-kanak.

Gadis itu pindah saat keduanya kelas tiga SD. Sejak itu taehyung tak pernah melihatnya lagi dan sekarang yeoja itu makin cantik.

"S-sudah lama tidak bertemu.. "
Ujar taehyung seraya menggaruk tengkuknya.

"Iya.. "

Perlahan manik mata si cantik bertemu dengan manik mata si manis.

"Dia bukan siapa-siapa kok.. "
Ujar taehyung

"Ooh begitu.. "

Jimin hanya mampu menganga melihat taehyung asyik mengobrol dengan si gadis. Mata taehyung yang terlihat bersinar terang dan bibirnya terus tersenyum lebar membuat jimin memilih pergi dari sana.

Makhluk mungil itu segera berlari meninggalkan taehyung tanpa disadari olehnya.

****

Masih belum menyadari jimin pergi, taehyung masih ayik ngobrol bahkan makan bersama disebuah kedai ramen disekitar sana.

"Jadi kamu pindah kesini? "

"Iya.. Senang bisa kembali.. "

Taehyung mengangguk pelan seraya tersenyum.

"Nde.. Senang kamu kembali"

"Kenapa? "

"Ahh tidak papa.. "

Tiba-tiba kaki seseorang tidak sengaja tersandung kursi irene. Membuat juah ramennya sedikit jatuh ke gaunnya.

"Ahjussi kalau punya mata lihat-lihat dong!!!"
Bentak yeoja cantik itu.

Taehyung yang sedang meniup kuah pun berhenti dan langsung menoleh kearah irene. Kenapa perempuan itu sangat kasar.

"Maaf noona.. "

"Ishh ganti rugi!! "

"Dia kan sudah minta maaf.."
Taehyung menatap melas kearah ahjussi tua tadi.

"Kau pikir maaf saja cukup! Lihat baju baruku jadi kena noda!! Kau mau tau berapa harganya?! Sangat mahalll!!"

Taehyung terkejut mendengar penuturan pedas dari irene. Ia tak pernah menyangka gadis cantik ini ternyata sangat tinggi hati. Sungguh disayangkan.

Taehyung pun hanya bisa diam mendengarkan irene yang lanjut mengomel. Dia bukan irene yang dulu dia kenal. Gadis itu sudah banyak berubah membuat taehyung tak berminat lagi.

"Aku pulang dulu ya.."

"Eh!! Tidak bolehh!! "

Taehyung mendecakkan bibirnya.

"Jimmy mangkuk kosong yang dimeja itu bawa kebelakang dan dicuci"
Ujar si pemilik kedai

"Ne halmoni.. "

'Jimmy? '

"Astaga JIMIN!!!! "





My Boyfriend is A Gumiho  ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang