Dimasa pandemi ini memaksa seluruh masyarakat di seluruh dunia untuk menjaga jarak. Tentu ada berbagai cara yang bisa dilakukan. Seperti bekerja dari rumah, diam di rumah, ataupun menggunakan masker jika keluar.
Begitu juga yang dilakukan sebagian besar masyarakat di Kota Seoul. Sebagai ibukota dari negara maju akhir-akhir Seoul tidak seperti biasanya.
Klakson yang saling bersautan,
Bus yang terasa sesak,
Trotoar yang ramai pejalan,
Kini tidak terlihat. Bus berhenti beroperasi, para pejalan diam dirumah, serta mobil yang masih terparkir digarasi. Kini Seoul terasa hampa.
Berbicara soal work from home, saat ini Jennie salah satu desainer ternama dikalangan remaja itu masih setia mendesain beberapa rancangan untuk keluaran terbaru dari produknya.
Clothing line dengan nama 'NiNi' itu akhir-akhir menjadi hot product di Seoul. Dengan berbagai produk fashion gaya 80's Jennie bersama brandnya mampu mendominasi pasar fashion Korea.
"Akhirnya selesai juga." Ucap Jennie lega saat sketsa untuk keluaran terbarunya selesai.
Ia pun langsung mengambil ponsel dan menelpon asistennya.
"Nayeon-ah, besok kita adakan rapat lewat zoom." Suruh Jennie.
"Baik CEO-nim, kalau begitu saya akan mensounding info ini ke yang lain." Balas Nayeon.
"Arasseo, Kalau begitu saya sudahi panggilannya."
Tut..tutt..tutt..
Jennie langsung menyudahi panggilan tersebut dan merapihkan meja kerjanya. Selama karantina ini Jennie semakin rajin membersihkan tempat tinggalnya. Bahkan dirinya tidak perlu repot-repot memanggil petugas kebersihan untuk membersihkan apartement miliknya.
Jennie masih bisa mengatasinya sendiri.
"Aish! Kenapa penghuni sebelah sangat berisik." Keluhnya saat suara dentuman musik terdengar dari unit disampingnya.
"Sialan! Sialan! Sialan!" Gerutu Jennie lalu keluar untuk menegur si pemilik unit bernomor 315.
Jennie keluar dari berjalan ke arah pintu sebelah kanan. Ia mulai memencet bel beberapa kali. Sampai akhirnya seorang wanita membukakan pintu.
"Eoh.. Kau pasti petugas delivery order. Mana makanan milikku?" Tanya Jisoo yang membuat Jennie menatap tidak percaya.
"Apa katamu? delivery order?"
Jisoo hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Ah pasti kau menginginkan uang tip ya? Aku lupa. Sebentar."
Ia mulai merogoh kantong celananya dan memberi tiga lembaran 10.000 won kepada Jennie.
"Delivery order matamu. Perkenalkan aku Jennie Kim owner sekaligus CEO dari clothing line ternama NiNi."
"Oh! Sorry. Ku kira kau petugas delivery order." Jawab Jisoo kikuk.
"Aish! Itu tidak penting. Bisakah kau mengecilkan volume musikmu itu? Kau pikir hanya kau yang menempati gedung ini? Suara itu bisa memecahkan gendang telinga seluruh penghuni disini." Omel Jennie kepada Jisoo yang masih diam mendengarkan Jennie.
"Jinjja?" Tanya Jisoo singkat.
"Chogiyo! Apakah gendang telingamu pecah karena musik yang aku putar?" Tanya Jisoo kepada seseorang yang berjalan di depan pintu.