Dua tahun usia pernikahanku dan sampai saat ini, sampai di titik ini aku belum pernah merasakan bagaimana orgasm maupun klimaks yang banyak orang ceritakan mengenai kenikmatan bercinta. Selama ini aku selalu memalsukannya. Hanya demi membuat suami ku bahagia.
Demi tuhan manapun! Aku sungguh ingin merasakannya. Bahkan jika hanya sekali dalam seumur hidupku, setidaknya aku dapat merasakan hal tersebut.
"Yeobo!" Panggil seorang lelaki yang baru saja kembali setelah bekerja seharian.
"Ah, ne. Kau sudah pulang." Balas Jennie yang tengah duduk diruang tengah sembari membaca majalah.
Kai pun langsung berjalan dan menghampiri istri tercintanya. Tidak lupa ia menghadiahi satu kecupan di dahi sang istri.
"Ingin kopi?" Tawar Jennie yang dibalas gelengan oleh Kai.
Jennie kemudian mengangguk dan kembali membaca majalah.
"Sayang kau tahu tidak, CEO di kantorku kini seorang wanita." Ucap Kai dengan melepas dasinya.
"Ah, jinjja? Kenapa diganti?" Tanya Jennie yang sudah menutup majalahnya.
"Molla, tetapi yang ku dengar CEO sebelumnya melakukan KKN. Sehingga harus diganti oleh putri pemilik perusahaan." Jelas Kai.
"Ah! Jadi CEO-mu sekarang putri dari pemilih perusahaan."
Kai mengangguk lalu berdiri dari sofa. Ia kemudian berjalan pergi untuk membersihkan tubuh. Melihat Kai yang sudah masuk kedalam kamar mereka, Jennie langsung berjalan ke dapur untuk menyiapkan makan malam.
Menjadi seorang ibu rumah tangga, bukanlah hal yang mudah. Kau harus memiliki 1001 cara agar tidak terus menerus bosan didalam rumah. Setidaknya itulah yang ada di benak Jennie.
****
Dilain tempat wanita dengan jabatan CEO itu tengah menunggu seorang wanita di sebuah cafe. Ia berjanji bertemu setelah menyelesaikan pekerjaannya. Jisoo yang baru saja debut sebagai CEO tentu merasakan perbedaan yang cukup banyak.
Sebelum menjadi CEO di perusahaan orang tuanya, Jisoo telah menghabisi waktu selama dua tahun di Jepang untuk bekerja di cabang perusahaan. Menjadi sales manajer, head officer, dan kini menjadi CEO. Semua terpaksa ia lakukan karena perintah sang appa. Menurut appanya, ia harus memulai semua dari nol agar dapat merasakan susah terlebih dahulu.
"Mianhae membuatmu menunggu." Ucap Seorang wanita yang baru saja duduk dihadapannya.
Jisoo lantas tersenyum setelah melihat wajah cantik kekasihnya.
"Ingin memesan apa?" Tanya Jisoo kepada Lia.
"Hmm, vanilla smoothie dan toast." Jawab Lia.
Jisoo kemudian memanggil salah satu pelayan dan menyebutkan pesanan mereka.
"Oh! Apa aku sedang dating bersama seorang CEO saat ini?" Ledek Lia yang kemudian mendapatkan kecupan di punggung tangannya.
"Aku sangat lelah Chagi-ah." Adu Jisoo lalu menidurkan kepalanya diatas meja dengan lengan Lia sebagai bantalan.
Melihat kekasihnya yang mulai merajuk membuat Lia langsung membelai lembut rambut coklat Jisoo.
"Kau telah bekerja keras sayang."
Tepat setelah ucapan Lia itu, Jisoo pun memamerkan senyumnya.
"Chankaman!" Pinta Jisoo lalu mulai mengambil foto Lia.
"Oh! Yeppo!"
Hubungan yang sudah berjalan selama dua tahun itu masih terus manis sampai saat ini. Lia merasa bahagia saat sudah bersama Jisoo dan sebaliknya. Menurut Lia, sifat Jisoo yang dewasa mampu menghadirkan rasa nyaman dan aman saat mereka bersama. Tidak ada lagi yang Lia butuhkan selain Jisoo.
📍Jisoo's Apartement
"Aakhhh.... F-f-fassteerr sayang~"
"Mmmhhhh.... ouuchh...."
Suara desahan serta erangan itu terus memenuhi seisi kamar Jisoo. Entah seberapa nikmat kegiatan keduanya, yang jelas Lia sangat menikmatinya. Setiap sentuhan Jisoo, ciuman Jisoo, serta kecupan-kecupan kecil Jisoo mampu membuat Lia mabuk kepayang.
"Joaahhh~ le-leb-lebihh dalaam honey~"
Jisoo menurut dan semakin menusuk lebih kencang dan cepat kemaluan Lia. Bahkan tiga jarinya sudah memenuhi lubang kekasihnya. Belum lagi lidah Jisoo yang bergerak cepat disekitarnya.
"A-ak-aku akan keluar.."
Adu Lia yang membuat Jisoo semakin mempercepat gerakannya.
1...2...3!
"AAAHHHHHH"
Akhirnya Lia merasakan kenikmatan itu lagi. Jisoo selalu berhasil membuatnya terbang melayang dan itulah kelebihan kekasihnya. Jisoo selalu hebat saat diranjang.
"Gomawo." Ucap Jisoo lalu membawa Lia kedalam pelukannya.
***
Jennie kini sudah berada di kantor tempat suaminya bekerja. Pagi tadi Kai tidak sengaja meninggalkan map berisi berkas yang harus ia selesaikan. Sehingga kini Jennie harus mengantarnya.
"Ah! Mianhae." Ucap seseorang saat tidak sengaja menabrak tubuhnya dan membuat semua berkas di map itu berserakan.
"Gwenchana." Balas Jennie yang kini tengah memunguti beberapa kertas.
Wanita yang menabraknya juga membantu Jennie merapihkan kembali semua berkas. Namun tanpa disengaja, tiba-tiba tangan mereka saling bersentuhan. Membuat Keduanya menatap mata satu sama lain.
"Yeobo!" Panggil Kai yang melihat Jennie.
Dengan cepat baik Jennie dan wanita tadi saling melepaskan tautan tangan mereka dan berdiri.
"Sajangnim!" Ucap Kai lalu membungkukkan tubuhnya.
Jisoo yang melihatnya pun menganggukkan kepalanya sebagai balasan dan pergi meninggalkan keduanya.
To be continued...