13 MAMA

643 48 1
                                    

Jangan lupa vote dan comment ya 

.

.

.

.

.....
Dua minggu berlalu semenjak gagalnya pertemuan antara Alisa dan Vino, kini Alisa tengah menikmati harinya dengan bersantai di kamar ditemani sebuah laptop dan beberapa cemilan. Meskipun sekarang hari Senin, Alisa tidak takut telat karena hari ini adalah hari dimana kelas 12 sudah selesai mengadakan ujian nasional jadi untuk kelas 12 hanya hari-hari tertentu saja ke sekolah seperti pengembalian buku paket atau keperluan lainnya. 

"Duh senengnya bisa rebahan di hari senin, rasanya surga dunia hahaha..." ucanya sembari rebahan dan menggerakan tangan dan kaki seperti bintang laut.

Sebenarnya baik Acha, Judith dan Nada mengajak Alisa untuk hangout tapi entah kenapa dirinya sangat malas untuk sekedar keluar kamar. Dengan berat hati ketiganya hangout tanpa Alisa.

"Tapi, kalau dipikir-pikir kok sedih juga ya Andre bentar lagi lulus pasti susah buat ketemu lagi. Akh bodoh si lu Sa! Kenapa waktu Andre nawarin nge date lu gak iyain malah milih ketemu si dia yang gak pasti!!!" rutuknya sesekali mengusap kasar wajahnya.

Tok..tok..tok..

Sedang asik melamun tiba-tiba ada ketukan pintu dilanjut dengan pintu kamar Alisa yang terbuka. Munculah Mama Maya sambil membawa nampan berisi nasi dan lauk pauk ditambah segelas susu putih hangat.

"Loh Mama, tumben masih dirumah?" Tanya Alisa.

Tentu saja Alisa terkejut tidak biasanya Maya ada di rumah padahal sekarang sudah jam 10.30. "Emang kenapa kalau Mama ada di rumah?" Tanya Maya pada Alisa.

"Ya, ya gak papa sih." Ucap Alisa sambil menggaruk pelipisnya heran.

"Ini Mama bawa sarapan, kayaknya tadi kamu belum makan nasi deh." Maya pun menghampiri Alisa dan menyimpan nampan yang dibawanya di nakas dekat kasur Alisa. Ini adalah kali pertama Alisa mendapat perhatian lebih dari Maya.

Sempat merasa terenyuh dengan sikap Maya, namun Alisa berusaha acuh dengan itu. Inilah yang sebenarnya Alisa inginkan dari Maya meluangkan waktunya. Dirinya sering iri dengan Acha, Judith dan Nada yang selalu menceritakan tentang keluarga masing-masing meski terdengar konyol tapi bagi Alisa itu seperti harmonis dan hangat. Memiliki kemewahan tidak bisa menjadi tolak ukur sebuah kebahagiaan.

Alisa bangkit dari rebahannya dan duduk sembari memangku sebuah bantal. "Hmm makasih nanti Lisa makan kok mah." Ucapnya tanpa minat.

Maya menghela nafas dengan berat, ini memang salahnya terlalu terlena dengan pekerjaan hingga melupakan putri satu-satunya. Dan perjodohan adalah salah satu cara agar putrinya ini ada yang mengawasi.

"Jangan nanti sekarang aja atau mau mama suapin?" Tanya nya.

Alisa menggeleng menolak tawarannya, "enggak mah Lisa lagi gak mood."

Maya duduk di sisi kasur Alisa tangannya terulur untuk mengusap halus kepala Alisa. Dirinya tau Alisa sangat kesepian, tapi mau bagaimana lagi dirinya harus bekerja karena itu semua juga untuk kebaikan Alisa.

Alisa yang diperlakukan demikian kikuk sendiri rasanya aneh seperti pertamakali bertemu orang baru dan canggung namun hangat menjalar ke hatinya. Inilah yang dia mau dimanja. Dipaksa makan saat dia menolak. Meski hanya mama nya tak apa daripada seperti kemarin-kemarin diacuhkan.

"Lisa, kami tau kamu itu kesepian, merasa kurang diperhatikan berfikir bahwa percuma kaya harta tapi kurang kasih sayang. Semuanya sayang kamu baik papah, mama ataupun kak Lano. Kami bekerja agar kamu gak kekurangan agar semua yang kamu mau bisa didapat, agar ka-"

My Police Husband (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang