"Rumah kamu masih Jauh gak sih?"
"Ih katanya tau alamatku itu di mana, masa jauh engganya gak tau?!"
Meski berada di atas motor yang melaju Vino dan Alisa masih saja berseteru padalah tadi sudah hamper akur.
"Yakan.. ahh sudah lah pegangan yang kencang saya mau ngebut" Tak mau ambil pusing Vino memutuskan untuk melajukan kendaraannya dengan kencang.
"Akkhhhh.." Apa yang dikakukan Vino spontan Alisa langsung mengencangkan pegangan tangannya yang ternyata sudah melingkar seempurna di perut Vino.
"Please.. jangan kenceng –kenceng bawa motornya aku takut"
Tak mengidahkan apa yang Alisa ucap Vino masih saja mengencangkan lajunya. Tapi lama-lama dirinya merasa perutnya dililit semakin kencang oleh sepasang tangan yang tak lain tangan Alisa ditambah dengan membasahnya baju bagian punggungnya. Tak lama isak tangis pun terdengar.
Mau tak mau Vino memelankan laju motornya dan menepi hingga motor itu benar-benar berhenti.
"Ka..kamu nangis?"
"hiks..hiks..hiks.. huaaa jahar,jahat,jahat. Gak berperikemanusian." Alisa terus saja memukul perut Vino hingga Vino mengaduh.
"Aduh, hey sakit main pukul aja. Sudah syuttt berhentilah menangis nanti dikira saya apa-apain kamu."
"Hiks..lagian kenceng banget ka..kalau aku terbang gimana hah ?!"
Karena merasa bersalah Vino pun mengusap tangan Alisa yang masih setia di pinggangnya, "Maaf ya, yasudah sekarang bisa dilanjut lagi perjalanannya, udah mulai gelap soalnya?"
Alisa melepas salah satu tangannya guna mengusap wajahnya yang basah oleh air mata. " TApi jangan ngebut-ngebut ya "
"Iya, ayo"
Tak terasa mereka sudah sampai didepan kediaman Alisa. Vino sudah menduganya dari tadi bahwa gadis yang ada di belakangnya ini adalah anak orang kaya terbukti dari penampakan rumah Alisa yang sangat megah. Dibilang rumah terlalu besar dibilang Mansion kurang besar dikit.
"Eum makasih ya pak polisi" Alisa tak mau dicap tidak tahu diri dengan tidak mengucapkan terimakasih karena sudah di antar pulang.
"Sama-sama lain kali patuhi aturan saat berkendara jangan sampai mengulangi hal yang tadi ya"
"Hmmm.. iya maaf juga daritadi ak- eum saya kurang sopan sama bapak "
Vino memperhatikan wajah Alisa dan menjulurkan tangannya "Panggil saja Vino ".
Alisa yang peka langsung membalas juluran tangan tanda pengenalan pada Vino "Alisa"
"Kalau begitu saya pulang dulu ya, dan jangan lupa untuk mengikuti sidang tilang kamu bukan apa-apa kan mobilnya ditahan."
"Iya nanti saya ikut sidangnya"
"Kalau bisa kamu didampingi orangtua kamu soalnyakan kamu masih sekolah dan pasti surat-surat kendaraan juga ada di orangtua kamu kan?"
"Mereka pasti gak akanb isa datang, gimana kalau sama supir pak apa boleh?"
"Terserah kamu yang penting ada orang dewasa yang mengantar kamu jangan sendiri"
"Oke "
"Kalau begitu saya pulang dulu ya salam buat orangtua kamu "
"aku tak yakin mereka akan pulang malam ini sama seperti malam-malam sebelumnya Pak Polisi"
Tidak, Alisa tidak mengatakan kalimat itu ia hanya mengatakannya dalam hati.
"Iya" hanya itu yang mampu dia ucapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Police Husband (On Going)
Lãng mạn~Just author's imagination~ Berisi cerita ringan tak ada konflik yang pelik hanya cerita fiktif. If you interested lets read it 💞. . . . Bagaimana jadinnya jika polisi yang menilangmu ternyata orang yang akan dijodohkan denganmu ? "Ihh... Demi apa...