Halo-halo, aku lagi mood nulis nih jadinya update hehe.
Makasih banyak buat yang baca, vote, dan komen.💚Let's get it💚
Aku terkejut ketika mendapati pintu rumahku tidak dikunci. Aku takut ada maling di rumahku. Dengan tergesa-gesa aku masuk ke dalam rumah.
Tapi ternyata, di dapur sedang ada Ibuku. Syukurlah, ku pikir maling.
Namun tunggu, ini baru saja adzan Ashar kenapa Ibuku sudah berada di rumah? Paling cepat Ibu pulang saat pukul 5 sore.
"Hei! Kamu kenapa Gi?" Tanyanya sambil mendekatiku.
"Ya ampun, Mama. Aku kira ada maling tadi, pas buka pintu nggak dikunci. Ternyata Mama," jawabku seadanya.
"Mama kok udah pulang jam segini?" Lanjutku.
"Kamu mandi dulu sana trus sholat, abis itu makan. Mama udah selesai masakin makanan buat kamu. Kamu pasti laper 'kan abis pulang sekolah?"
Mama menghindari pertanyaanku, itu yang ku tangkap. Tapi mengapa? Aku tidak bertanya hal yang berat, hanya sedikit alasan mengapa beliau pulang awal. Apa Mamaku dipecat? Ah tidak mungkin.
Baiklah, daripada menerka-nerka lebih baik aku menuruti perintahnya saja. Nanti pasti Mama juga akan menceritakannya padaku.
"Ah iya Ma."
Aku melepas sepatu dan kaos kakiku, lalu menaruh tas di dalam kamar.
Usai membersihkan dan membereskan diri, aku kembali ke dapur. Memang dapur dan ruang makan adalah satu tempat yang sama.
Aku makan berdua dengan Mama seperti biasanya.
Setelah makan, kami pergi menonton televisi bersama.
"Gi, kamu mau punya ayah baru?" Tanya Mama tiba-tiba.
Aku yang sedang memakan keripik langsung tersedak.
"Uhuk uhuk, Mama mau nikah lagi?"
"Ini minum dulu," Mama menyodorkan gelas berisi air putih yang berada di meja depan kami.
"Hmm," aku berdehem sebentar.
"Jadi bener? Mama mau nikah lagi?" Tanyaku masih sangat shock.
"Mama cuma nanya. Emang kamu mau punya ayah tiri?"
"Dih, enggak mau. Yang kandung aja gitu, apalagi yang tiri. Bisa-bisa hidup aku kayak di neraka," ucapku sebal.
"Hus! Nggak boleh ngomong gitu!" Tegurnya.
Aku meringis, "Maaf Ma."
"Ya aku kaget aja gitu. Mama tiba-tiba nanya kayak gitu."
"Sebenarnya Mama dilamar sama manajer Mama. Makanya Mama tadi pulang awal," jelasnya.
"Trus Mama jawab apa? Mama trima dia? Mama beneran mau nikah?" Tanyaku beruntun.
"Dari cara kamu ngerespon omongan Mama, kayaknya kamu nggak suka ya? Tapi nggak papa, Mama belum jawab kok. Mama bisa nolak karena Mama udah bilang sama dia kalo anak Mama nggak akan setuju Mama nikah lagi."
Kenapa aku merasa bersalah sekarang? Apa aku menghalangi kebahagiaan Mama? Apa aku egois karena tidak ingin Mamaku dimiliki orang lain selain aku? Aku takut perhatian Mama akan berkurang kepadaku. Aku sudah cukup kekurangan figur seorang ayah, aku tidak mau kehilangan figur ibu juga. Tapi, kalau ini memang cara membahagiakan Mama, aku bisa apa?
![](https://img.wattpad.com/cover/236142874-288-k944976.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TEARS
Teen FictionOrang bilang cinta pertama seorang anak perempuan adalah ayahnya. Tapi mengapa ayahku justru menjadi orang yang paling ku benci di dunia ini? Aku, korban keegoisan orangtuaku-ayahku. Aku sangat membencinya. Dia telah menyakitiku dan ibuku. Bukan mem...