Tak perlu waktu lama bagi kami hingga tiba di depan rumahku.
"Masuk dulu, Qila?" tawarku.
Aqila menggeleng. "Entar malam aku ke rumahmu. Minta contekan PR. Oke?" pintanya dengan puppy eyes yang membuatku memutar bola mataku jengah.
"Iya, iya. Dasar tukang contek," cibirku, "bye."
"Bye, Thea." Setelah itu Aqila kembali melajukan mobilnya.
Aku langsung masuk ke rumah dan langsung disambut oleh kedua orangtuaku yang tengah duduk di ruang keluarga sembari menonton televisi.
"Tumben telat pulang. Habis dari mana?" tanya Papa tanpa menoleh ke arahku.
Refleks aku menghentikan langkahku. "Ada tugas tambahan dari sekolah, Pa," bohongku. Tidak mungkin aku mengatakan aku pulang telat karena tertidur di UKS.
"Kamu ikut ekstra, ya?" tuduh Mama yang sedang asyik membaca majalah fashion.
Aku menggeleng.
"Ya udah. Cepat makan sana. Ingat, Minggu depan jangan mau ke rumah sakit jika mereka tidak membayar dulu," perintah Papa.
Aku mengangguk dan langsung pergi menuju kamarku yang ada di lantai dua.
Lagi-lagi tentang bayaran yang dijanjikan pihak rumah sakit. Hah ... kenapa juga aku harus memiliki kemampuan ini? Jika boleh, aku ingin darahku seperti manusia normal lainnya. Bukannya memiliki kemampuan untuk mempercepat regenerasi.
Tanpa kusadari lamunanku telah menghabiskan banyak waktu. Aku pun keluar dari kamar dan mulai makan malam. Tidak ada yang menemani tentu saja. Mama lebih sering sibuk dengan grup sosialitanya dan papa dengan bisnisnya yang aku sendiri tidak tahu.
Tepat setelah aku menyelesaikan makan malamku, teleponku berdering. Aku langsung mengangkatnya tanpa melihat siapa si penelepon.
"Halo?" sapaku.
"Halo, Althea. Ini aku, Argus," jawab suara di sebrang sana.
Mendengar suara Argus, aku langsung menjauhkan ponselku dan melihat nama yang tertera di layar.
Argus Abercio.
Mati aku. Kenapa aku tidak memperhatikan terlebih dahulu? Apa yang harus aku katakan jika dia menanyaiku?
Saat aku masih sibuk melamun, suara Argus terdengar dari speaker ponselku.
"Althea? Kau masih disana? Althea? ALTHEA VIRONIKA!"
Aku tersadar dari lamunanku begitu mendengar Argus meneriakkan nama lengkapku.
"E-eh? I-ya, ada apa?" tanyaku gugup. Ya ampun! Kenapa juga aku harus gugup? Kami bahkan baru kenal tadi sore!
Ah, mungkin hanya aku yang baru mengenalnya. Buktinya dia tahu namaku tanpa berusaha berkenalan terlebih dahulu.
"Aku ingin bertanya. Apakah aku boleh ke rumahmu? Ada pelajaran yang aku tidak paham. Kata anak kelas, kau yang paling paham tentang pelajaran itu."
Aku menelan ludah. SIAPAPUN YANG MEMBERITAHU HAL ITU PADA ARGUS, AWAS SAJA KAU, YA!
"Althea?"
"E-eh. Pe-pelajaran apa, ya? Soalnya aku gak pintar di semua pelajaran. Kamu kena bohong sama anak kelas," kilahku, berharap Argus akan menyerah.
"Sejarah Indonesia," jawabnya kalem.
Sial. Itu pelajaran favoritku.
"Jadi? Apa aku boleh ke rumahmu, Althea?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Altheargus ( On Going )
DragosteAlthea? Mereka bilang nama itu artinya adalah penyembuh. Itu benar, aku bisa menyembuhkan segala macam luka dan trauma tapi .... Aku bersumpah akan pergi apapun yang terjadi -Althea Vironika Warning! Plagiat dilarang kemari! Jangan membawa benda ta...