Kamu itu lucu. Pandai membuat orang bercerita tentang lukanya padahal hatimu juga sedang memendam duka
🐯
Mata yang memerah dan bengkak menjadi pemandangan utama yang paling mencolok di wajah Althea kala pemakaman ibunya.
Malam itu, ayah Althea ditangkap oleh pihak polisi yang dihubungi oleh salah seorang penghuni apartemen yang melihat mayat ibu Althea.
Atas permintaan pribadinya, Althea meminta jenazah ibunya untuk segera dimakamkan. Tidak banyak yang datang, hanya beberapa kenalan dan kerabat dekat.
Kini, hanya tinggal Althea seorang di pemakaman. Angin pagi yang terasa dingin tak membuat gadis itu bergerak barang sesenti, matanya terus menatap pusara sang mama.
"Hai, Ma," ucap Althea pelan, suara parau karena memang hanya itu suara yang mampu ia keluarkan setelah semalaman menangis.
"Mama tahu gak? Senyum mama semalam tuh senyum yang Thea rindukan selama ini." Hening sejenak, Althea menyunggingkan sebuah seringai tipis di ujung bibirnya. "Kenapa, sih, mama mesti senyum kayak gitu kalau akhirnya pergi kayak gini? Thea kesel banget tahu. Thea benci ... banget sama mama karena mama ngasih harapan yang gak bisa mama wujudkan. Thea lebih suka gak dianggap dan diremehkan sama mama daripada disenyumin tapi akhirnya ditinggal kayak gini."
Althea mendongakkan kepala, menatap gumpalan awan yang berarak pelan menghiasi langit. Tanpa diminta, kenangannya bersama sang mama kembali berputar di benaknya.
Mamanya yang selalu acuh dan hanya memikirkan uang hasil pengambilan darahnya, mamanya yang selalu membandingkan dirinya dengan Aqila dan meremehkannya di depan orang lain, serta mamanya yang selalu tersenyum menenangkan saat dirinya masih berusia dini dan mereka belum mengetahui fakta tentang keistimewaan darahnya.
"Thea tuh sebel banget sama mama," ucap Althea, kembali memandang pusara sang mama. "Mama tuh jahat banget ke Thea, gak pernah nganggep Thea ada tapi kenapa hati Thea sakit waktu papa mukulin mama?"
Althea menyeka ujung matanya saat teringat peristiwa pertengkaran orangtuanya semalam yang berujung pada tewasnya sang mama.
"Mama padahal yang paling tahu kalau darah Thea tuh bisa nyembuhin segala luka tapi kenapa mama gak mau nunggu Thea buat turun ke bawah dan nolong mama? Sebenci itu, ya, mama sama Thea sampai gak mau nerima darah Thea?"
Althea merasa dadanya sakit, perih. Dia tidak tahu apa yang salah. Mamanya tak pernah mempedulikannya namun kenapa ia merasa sakit hati? Kenapa ia merasa begitu tersiksa karena kepergian sang mama? Kenapa? Althea benci dengan perasaan yang tidak bisa dijelaskan ini.
"The, pulang yuk," ajak Aqila yang sedari tadi memperhatikan dari jauh.
Althea mendongak, menatap Aqila yang sudah berada di dekatnya bersama Wish.
Tak mau membuat sepupunya itu khawatir, Althea pun mengangguk, bangkit dari posisinya lantas berjalan pulang.
Tak butuh waktu lama, mereka tiba di rumah Althea. Masih ada beberapa kerabat dekat yang berada di rumahnya, seperti orangtua Aqila serta kakek dan neneknya.
"Thea, kamu keluar dulu, ya?" ucap ibu Aqila saat alteha dan yang lain baru saja turun dari mobil milik Wish.
Alis Althea bertaut heran. "Ada apa, Tante? Apa ada sesuatu di dalam?"
![](https://img.wattpad.com/cover/238982775-288-k589824.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Altheargus ( On Going )
RomansaAlthea? Mereka bilang nama itu artinya adalah penyembuh. Itu benar, aku bisa menyembuhkan segala macam luka dan trauma tapi .... Aku bersumpah akan pergi apapun yang terjadi -Althea Vironika Warning! Plagiat dilarang kemari! Jangan membawa benda ta...