*(Sssst.... Restricted Area, khusus usia 21 tahun ke atas) * ☺☺
*Zhafran 💓 Nara Special Edition*
Setelah acara akad nikah, Zhafran menggandeng Nara kedua kali setelah sebelumnya Zhafran enggan melepaskan tangan Nara, setiap kali mereka berfoto bersama keluarga dan sahabat.
Seperti ada getaran listrik tak terlihat yang mengalir di antara jemari kedua insan yang baru saja officially menikah.
Nara terlihat masih malu, sesekali berusaha melepaskan jemari Zhafran yang mulai betah menyentuh tangan gadis itu. Semua orang maklum karena memang keduanya telah halal bersentuhan secara intim.
"Kak, pegangan tangannya nggak usah sering-sering. Malu..."
Nara pura-pura berbisik ketika mereka sudah selesai menyalami keluarga yang menghadiri acara akad nikah.
"Kenapa mesti malu? Justru kalau sudah suami istri kan pegangan tangan aja, malah jadi ibadah."
Zhafran terlihat berlipat kali bahagia, menyandang status barunya sebagai suami Nara.
"Tapi akunya risih Kak. Apalagi Kakak pakai ngusap-ngusap punggung tangan aku kayak lagi ngusap anak kucing."
"Habis tangan kamu halus banget, Sayang."
Zhafran sengaja menggoda Nara sambil tetap berbisik. Padahal Nara tahu tangannya justru kasar karena rajin dipakai menulis.
Nara berulang kali menarik tangannya, tapi Zhafran dengan sigap mengambilnya kembali.
"Untuk saat ini, cuma bisa pegangan tangan kayak begini. Biarin dulu ya, Love. Please..."
Love?
Kedua pipi Nara berubah warna menjadi kemerahan.
Baru kali ini ada lelaki yang memanggilnya dengan sebutan cinta dan lelaki ini kini telah menjadi suaminya. Dari mana sebenarnya Zhafran belajar menjadi romantis, sementara Nara benar-benar buta urusan cinta.
Selesai acara akad nikah, Zhafran telah menyiapkan kejutan untuk istrinya. Ia sengaja meminta Nara masuk ke dalam mobil yang telah disiapkan untuk pengantin baru.
Sebelum mereka meninggalkan pelataran gerbang sekolah Duta Pertiwi, beberapa pasang wajah melambai ke arah kaca jendela.
"Zhafran, jangan lupa nanti malam gue sama Awan mau video call ya."
Wildan berteriak jahil.
Zhafran melihat Alvira, sahabat Nara yang berdiri di sebelah Wildan, langsung menjitak Wildan. Benar-benar duo pasangan yang unik. Keduanya tidak pernah mengumbar kemesraan, tahu-tahu hari ini sudah berdiri berdekatan.
Zhafran sendiri tidak pernah memperhatikan kalau wajah Wildan tambah bercahaya setiap hari. Ternyata ia baru diberi tahu Awan, kalau Wildan sudah berkali-kali meminta Alvira menjadi pacarnya. Tapi Vira tidak mau sekedar menjadi pacar.
"Kalau kamu memang serius, lamar aku lewat orangtuaku. Tapi kalau kamu tidak siap, berarti kamu bukan jodoh aku."
Awan menirukan ucapan Wildan yang selama satu minggu, gelisah seperti cacing kepanasan. Bukan karena stress mendapat challenge seperti itu dari Alvira. Tapi karena selama seminggu itu pula, Alvira tidak bisa dihubungi. Bahkan tidak berkunjung ke kafe milik Wildan. Begini rasanya dicuekin dan dianggap tidak ada. Lelaki itu menderita sendirian.
Lain halnya dengan Awan. Sahabat Zhafran itu terlihat cool, meski Zhafran bisa melihat aura kegugupan Pak Dosen yang terpesona dengan dokter Laila. Nara yang meminta Laila datang di acara Akad nikah. Awan yang sejak dulu jarang bicara di depan lawan jenis, terlihat masih menjaga jarak dengan Laila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baghdad and Madinah
RomanceCITY OF FAME. Awalnya ini adalah grup chat sekumpulan anak -anak yang bermimpi meraih kesuksesan untuk bisa kuliah dan menyambangi dunia. Masing-masing mereka merajut mimpi untuk dapat pergi ke Tokyo, Amsterdam, Sydney, London dan Madinah. Bagaima...