Happy reading
_________________
Diva pov.
Tak terasa sudah 5 tahun aku pergi, dan sudah 2 tahun aku kembali menetap di Indonesia. Hidupku terasa bahagia karena kehadiran ketiga anakku, walaupun aku harus banting tulang untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Hari ini tepat aku pulang kerja di sebuah kafe ternama, jarak antara kafe dan rumahku tak terlalu jauh sehingga aku bisa sampai tepat waktu. Sesampainya di rumah, ku buka pintu dan langsung di sambut dengan teriakan ketiga anakku.
"Bunda!!!" Teriaknya.
Aku balas teriakan mereka dengan senyuman kemudian mereka menghamburkan badannya kedalam pelukanku. Rasa lelah dan penat terasa menghilang saat melihat mereka. Suatu hal yang paling berharga.
"Kita makan malam sama sama yah" ucapku. Mereka mengangguk lalu berjalan mendahuluiku menuju ruang makan.
Ku siapkan mereka makanan yang tadi aku beli, aku tersenyum melihat mereka makan dengan lahap. Di hatiku memang terasa ada yang kurang tapi tak apa selama aku memiliki mereka aku bahagia, terkadang aku sedih melihat anak anakku tumbuh tanpa seorang ayah, entah sekarang Leon sedang apa aku pun tak tau, semoga dia baik baik saja.
Diva pov end.
🙁🙁🙁🙁🙁🙁🙁🙁🙁
Leon pov.
Kacau dan lelah, kata itulah yang bisa mendeskripsikan keadaan ku sekarang. Semenjak Diva menghilang selama 5 tahun hidupku terasa kosong dan hampa, kegiatanku hanya kerja, kerja dan kerja tak ada tambahan lain lagi.
Aku sudah berusaha mencari keberadaan Diva tapi tak pernah ku temui, hanya satu kabar yang aku dapat dari Gilang dan Friska entah itu benar atau tidak tapi Diva sudah mempunyai anak. Aku berharap anak itu anakku, hati ini akan hancur bila itu terjadi dan aku tidak akan terima jika sampai Diva menikah lagi.
"Permisi pak Leon"
Terdengar suara sekretaris ku, aku hanya mendongak menatapnya. Seakan dia mengerti, dia berjalan menuju mejaku dan menyimpan sebuah dokumen. Aku hanya mengangguk lalu dia pergi.
Itulah aku sekarang, irit bicara dan dingin. Sifat ku yang dulu telah pergi bersama dengan kepergian Diva. Oke aku harus fokus bekerja saat ini, aku harus mengistirahatkan pikiranku dari bayang bayang Diva.
"Leon!!"
Kembali lagi suara teriakan, saat ini berasal dari sahabat masa kecilku, Friska. Aku mendengus saat dia dengan tidak sopannya duduk di sofa, jangan lupakan Gilang yang setia mengikuti istrinya itu.
"Apa Lo berdua gak ada kerjaan?" Tanyaku sarkatis.
"Emang salah kita berkunjung ke kantor sahabat sendiri" balas Gilang disertai senyum menjengkelkan.
"Terserahlah"
Aku hanya bisa diam membiarkan mereka bermesraan di ruang ini, lihat sekarang dengan tidak tau dirinya mereka berciuman. Sungguh aku kesal sekarang. Sahabat tak ada akhlak emang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Couple Marriage (Completed)
Novela JuvenilDua orang remaja yang dipaksa untuk bersama karena perjodohan yang dilakukan kedua orangtuanya, apalagi mereka selalu bertengkar di sekolah hanya karena masalah sepele. Tak disangka kejadian - kejadian ganjal datang menghampiri mereka membuat mereka...