0.2

278 47 0
                                    


"Kakak udah hubungin kamu?"

Vallerie mengangguk lemah, tadi Jihoon barusan menelpon dari China, menanyakan keadaan dirumah. Setelah dari kampus kemarin tubuhnya masih belum enakan. Vallerie belum memberi tau Haruto, takut mengganggu.

Ting

Ting

Ting

Ting

"Mama kebawah dulu, itu hp kamu bunyi terus siapa tau penting."

Kak Haru🐪

Dmn?

Dirumah
Kenapa kak?

Otw

Mau ngapain?
Read

Vallerie mengembangkan senyumnya, apa ini bisa disimpulkan sebagai perhatian? Saking senangnya Haruto ingin kerumah, Vallerie terus menerus memeluk handphone  ber-casing pink miliknya. Ada 4 notif masuk tapi hanya notif Haruto yang gadis ini baca.

"Salah nggak ya gue berharap kak Haru ngelakuin ini bukan karna paksaan si kutil kuda?"

Si kutil kuda adalah panggilan khusus dari Vallerie untuk kakaknya tercinta, Park Jihoon yang sedang menempuh pendidikan hingga ke negeri China, benar-benar di China. Vallerie tau Haruto menerimanya hanya karena Jihoon, laki-laki berdarah campuran Jepang itu sangat bersahabat dekat dengan Jihoon.

Tapi ya kalau sudah bucin mau seperti apa situasi nya yang penting Haruto sudah jadi miliknya, kan? Setau Vallerie juga, Haruto tidak sedang dekat dengan siapapun saat itu jadi gas ae lah!

Tok

Tok

Mendengar ketukan pintu kamar, Vallerie bersiap sedikit merapikan anak rambut nya. "Masuk aja kak," titahnya.

Pintu kamar terbuka menampakkan Haruto dengan wajah datar seperti biasa. Haruto menarik kursi meja rias Vallerie kesamping ranjang lalu membuka bungkus sterofoam berisi bubur.

Haruto menghela nafas sedikit, "makan."

"Kakak tau dari siapa aku sakit?" tanya Vallerie sembari menyendok satu suapan besar bubur kedalam mulutnya.

"Jihoon."

Benar saja, Jihoon pasti yang memberi tau Haruto. Secara Jihoon adalah mantan sumber gosip paling terpercaya masa SMA dulu, guru-guru juga hapal bagaimana tidak bisa diam nya seorang Park Jihoon. Vallerie jadi merindukan Jihoon sekarang.

"Kwakak-" belum sempat Vallerie menyelesaikan omongannya, Haruto terlebih dahulu memotong "-habisin dulu baru ngomong."

Susah payah menelan dan dengan bantuan air putih, Vallerie menghabiskan satu porsi bubur dengan sangat lahap. Bagaimana tidak? Penyemangat dirinya sedang duduk disamping ranjang, memperhatikan setiap gerak gerik Vallerie.

"Ada bubur, " Haruto membersihkan ujung bibir Vallerie yang terdapat sisa bubur menggunakan jempolnya, sontak saja itu membuat rona merah sangat terlihat dipipi Vallerie.

Sedikit berdehem untuk menghilangkan suasana yang mulai canggung, Haruto membenarkan posisi duduk tegapnya. Sungguh, Haruto ingin sekali keluar dari kamar Vallerie tapi pasti gadis mungil ini akan sangat tersinggung.

"Makasih ya kak," lagi-lagi senyum manis yang Vallerie berikan untuk perhatian kecil nan jarang yang diberikan Haruto tadi. Diberi perhatian seperti ini saja sudah membuat dirinya terbang, walaupun Vallerie tau Haruto melakukan itu atas dasar Jihoon.

"Hm."

"Eh iya kak, kemarin di poliklinik, dia siapa? Temen kakak?" tanya Vallerie.

"Cuma temen, nggak perlu cemburu."

Vallerie melengkungkan bibirnya kebawah, belum juga bilang cemburu! Vallerie hanya bertanya apakah dia teman Haruto atau bukan? Tapi malah dituduh cemburu, aneh.

"Cemburu tanda sayang, kak."

"Kalo cemburu lo berlebihan, itu lebih nggak baik."

Diam untuk sesaat, biasanya Vallerie yang akan selalu nyerocos  seakan tidak pernah kehabisan bahan pembicaraan, beda dengan sekarang. Masih lemas menjadi faktor utama Vallerie lebih banyak diam.

"Numpang tidur, gue ngantuk."

Haruto menaruh kepalanya dipinggiran ranjang, memejamkan matanya sejenak, dia lelah dengan hiruk pikuknya dunia perkuliahan. Baru ingin tertidur, Haruto merasakan kepalanya dielus pelan.

Menarik tangan Vallerie lembut, Haruto menggenggam nya sembari berusaha tidur lagi. Tangan Vallerie yang tadi bebas mengusap kepala Haruto kini berpindah digenggam olehnya.

"Minjem bentar tangannya," ucap Haruto mengeratkan genggaman tangan mereka. Vallerie hanya bisa terpaku, pasalnya selama 7 bulan berpacaran, mereka tidak pernah skin ship seperti ini.

Dengkuran halus mulai terdengar, menandakan Haruto sudah terbawa kedalam alam mimpinya meninggalkan Vallerie yang duduk termenung masih mencerna semuanya.


- tbc -

vote nya dund teume~

vote nya dund teume~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jingga Untuk Biru || HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang