"Val, mau ke atas?"Menghiraukan Haruto, cewe kuncir kuda itu lebih memilih berjalan menjauh. Walaupun ada terbesit keinginan untuk memeluk erat Haruto tapi tetap saja, ada rasa yang mendorong dirinya untuk tidak melakukan itu. Haruto sekarang selalu menganggu nya, kemanapun Vallerie pergi pasti selalu Haruto ikuti.
Diam sebentar, Haruto lalu mensejajarkan langkahnya dengan Vallerie. Tatapan mata indah itu lurus kedepan. Sampai di tangga, Vallerie melewatkan satu anak tangga alhasil dirinya tidak bisa menjaga keseimbangan dan hampir tumbang jika saja Haruto tidak ada dibelakang.
Mata mereka bertemu, persis seperti adegan-adegan di drama Korea yang sering Vallerie tonton bahkan sempat ia idam-idamkan akan terjadi padanya. Well, sekarang terjadi sesuai keinginan.
Vallerie yang memutuskan tatapan terlebih dahulu, lalu berdiri menyeimbangkan tubuhnya. "Makasih," ujar Vallerie.
"Val, jangan ngalihin pandangan kayak gitu lagi ya? Gue nggak suka. Jangan tatap orang lain selain gue." Haruto meraih tangan Vallerie untuk di genggam.
"You're not the old you, Val."
Vallerie melepaskan genggaman tangan Haruto perlahan, matanya menatap netra coklat milik Haruto.
"I am the old me! You just realized? the attention that I give you never see at all, kak," lirih Vallerie.
"Therefore, can I get a second chance? " Vallerie mengernyitkan dahi, lalu Yujin? Haruto egois, bagaimana bisa dia menginginkan dua wanita sekaligus?
"Then..... Yujin?" tanya Vallerie.
"Val, kamu nggak percaya aku? Yujin punya Changbin. Aku sama Yujin nggak ada apa-apa, dari awal i am yours! " jelas Haruto berusaha meyakinkan gadisnya itu kembali.
Seseorang tolong katakan pada Vallerie, dia tidak salah dengar kan? 'aku-kamu'? Seorang Haruto yang gengsi nya terlampau tinggi sekarang mau melakukan hal yang sebelumnya dia anggap sangat cringe. Setan apa yang berani memasuki Haruto?
Gue nggak salah denger kan ya....
"Aku?"
Haruto tersenyum miring, "aneh ya? Gue- aku cuma butuh waktu dikit untuk membiasakan diri. Kamu mau kan Val, kita kayak dulu lagi?"
Tersentuh? Sangat. Cewe mana yang nggak tersentuh kalau mantan yang dulu dingin, berubah hangat secara tiba-tiba. Mulai perhatian, mengubah panggilan, dan berbicara yang dulu sama sekali nggak mau dia katakan. Seorang Haruto yang dulu paling anti jika Vallerie menghampiri nya sekarang bahkan selalu mengikuti kemana Vallerie pergi.
Memang ya, karma itu selalu datang diakhir. Kalau diawal itu namanya pendaftaran.
"Okey, i will give you second chance. But! Jangan pernah kenalin aku lagi sama yang namanya kekecewaan."
Mengangguk antusias, Haruto langsung membawa Vallerie ke dalam pelukannya. Tidak perduli apa tanggapan mahasiswa lain, yang Haruto tau sekarang Vallerie kembali jadi miliknya. Mengelus surai hitam panjang Vallerie, Haruto merasa dunia nya berhenti berputar. Haruto merasa hanya ada mereka di dunia ini.
Dia dan Vallerie.
"Ih kak lepas! Nggak nafas aku nya!"
Melepas Vallerie sebentar, senyum untuk pertama kalinya terpatri di wajah Haruto untuk Vallerie. Membalas seyuman Haruto, gadis itu merapikan sedikit rambut Haruto yang berantakan sehingga menutupi sedikit bagian mata.
"Love you, Val."
"I know that."
Ditengah kemesraan yang jarang terjadi, suara seseorang mengganggu. Suara khas yang cempreng namun indah ketika bernyanyi, suara yang sangat Haruto kenali.
"Kenapa sih gue selalu jadi saksi ke-uwuan kalian? Gue juga pengen ngerasain, bukan jadi penonton aja hiks," ujar Jeongwoo dramatis sembari bersandar dipembatas tangga. 5 anak tangga lebih tinggi dari tempat Vallerie dan Haruto.
"Ngepet aja biar dapet pacar," celetuk Haruto yang langsung dapat cubitan di pinggang.
"Awh! Sakit Val."
"BELEGUG. MANA ADA NGEPET BISA DAPET CEWE!" teriak Jeongwoo. Aneh memang anaknya, suka teriak-teriak padahal jaraknya tidak terlampau jauh. Tapi walaupun begitu, Jeongwoo lah yang selalu sabar menjadi sasaran anak treasure jika sedang ingin melampiaskan amarah.
.
.
."Ngantuk?" Vallerie mengangguk. Tangan besarnya perlahan mengarahkan kepala Vallerie untuk bersender dibahunya.
"Tidur aja, kalo sampe aku bangunin."
Tidak terelakkan pipi Vallerie mengeluarkan semburat merah, mata nya menutup seiring lagu yabg sedang diputar di radio menyala. Sangat tepat dengan suasananya. Mereka sendiri bertujuan ke suatu tempat, Haruto yang mengajak.
Meraih tangan Vallerie untuk kembali ia genggam, serta merta Haruto menaruh tangan mungil itu dipahanya sedang tangan satunya ia gunakan untuk menyetir.
Macet panjang berlangsung agak lama dari biasanya, lagu di radio bahkan sudah berganti 4 kali dan masih belum ada pergerakan. Langit siang juga berganti sore, sang senja menggantikan langit biru, membuatnya tampak lebih indah.
Senja itu jingga, senja memang selalu datang hanya untuk singgah tapi senja lah yang membuat langit biru lebih berwarna. Senja menggoreskan tinta jingga tanpa menghilangkan kesan indah langit biru yang menenangkan. Warna jingga dan biru adalah kombinasi yang sangat indah, jika sangat diperhatikan.
- tbc -
I want tell you something.
Thank you so much💚Thank you so much for your supports😭💚makasih banyak buat dukungan dan sarannya, ily💚
Semoga suka ya ceritanya~
Oh iya mungkin ini udah basi tapi,
25°21’46.5″N 49°33’47.6″E
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga Untuk Biru || Haruto
Fanfiction°渡辺晴人° ["Pacaran? Hanya sebuah status tanpa perasaan.] . . . . ©abcdelien_ 4th story.