15.0

160 29 8
                                    


Hubungan harmonis Haruto dan Vallerie tidak berlangsung lama. Sekarang, keduanya sama-sama diam, di tengah derasnya hujan dan dinginnya malam. Suara rintikan air hujan yang bergesekan dengan kaca mobil menjadi BGM antar mereka.

Masalah ini bermula ketika Vallerie tak sengaja melihat snapgram Yujin. Disana, terpampang jelas Haruto yang merangkul pinggang Yujin. Tidak hanya disitu, bunga dan coklat ukuran sedang juga menghiasi foto mereka. Jelas Vallerie marah, Yujin itu mantan Haruto.

Satu bulir bening asin terjun bebas dari mata indah Vallerie. Gadis itu membuang wajah menghadap kaca, lebih memilih memerhatikan derasnya hujan dan kencangnya angin diluar sana, sesekali menghapus kasar air matanya. Haruto juga sama, bergelut dalam pikiran sendiri dengan mata tajam menghadap depan memperhatikan lampu merah yang tidak kunjung usai.

"Nggak usah nangis," kata Haruto pada akhirnya. Dirinya tak sanggup seperti ini dengan Vallerie, mereka perlu meluruskan sesuatu. Tangan besarnya perlahan menggenggam tangan mungil Vallerie namun langsung di tepis.

"Pegang aja sana Yujin!"

Terdengar hembusan nafas kasar dari mulut Haruto, entah ini sudah keberapa kali ia melakukan itu. "Val dengerin aku duluㅡ"

"Kakak selalu gitu, waktu itu aja janji nggak akan pernah deket-deket lagi sama Yujin. Memang ya semua omongan cowo tu bulshit! " tukas gadis lucu itu. Baru kali ini Vallerie menggertak, biasanya dia hanya akan menangis tapi kali ini... Vallerie merasa sama sekali tidak ingin kehilangan Haruto.

Mengacak rambutnya tak beraturan, stir mobil pun menjadi korban frustasi seorang Haruto. Dia juga tidak tau bahwa Yujin akan memposting foto itu, sebelumnya Yujin sudah sepakat untuk tidak memposting nya di akun sosial media manapun.

"Aku turun disini," ujar Vallerie.

"Nggak usah bodoh. Hujan Val," cegah Haruto. Matanya masih menatap ke depan.

"Jangan hubungin aku buat satu minggu kedepan."

Vallerie menutup pintu mobil, berharap Haruto akan mencegah nya tapi nihil. Haruto hanya diam membiarkan apa yang ingin pacar nya itu lakukan, selama itu bisa membuat Vallerie tenang silahkan. Menatap nanar Vallerie yang ingin menyebrang, ada rasa takut dalam diri Haruto mengingat Vallerie yang tidak bisa dan selalu takut menyebrang. Mata elangnya memperhatikan setiap gerak gerik Vallerie dari dalam mobil.

Brak

Bola mata laki-laki Watanabe ini membulat seketika. Baru kali ini dirinya menyaksikan seseorang di tabrak secara langsung, tubuhnya terpental sejauh dua kilo meter. Membuka pintu mobilnya terburu-buru, persetan aset berharga papa nya ini hilang atau tidak yang terpenting adalah ke tempat kejadian.

Kakinya lemas, air matanya mengalir lebih deras ketika sampai, jantungnya berpacu memompa darah lebih cepat. Didepan Haruto saat ini, Vallerie terkulai lemas tak berdaya, darah mengalir deras dari belakang kepalanya, tulang kaki nya retak tak bersisa, paras cantiknya hampir saja nyaris tak dikenali.

Haruto memangku kepala Vallerie, tak perduli baju nya akan terkena noda darah.

"Val buka mata kamu," lirihnya.

Sayup-sayup Vallerie masih bisa mendengar suara lirih Haruto, walaupun kedua telinganya sudah robek dan terpenuhi darah. Gadis itu tersenyum tipis lalu memejamkan matanya perlahan.

"VAL! VAL! BANGUN!"

"VAL!!!"










































































Mata Haruto terbuka, nafasnya tak teratur, dia baru saja mengalami kejadian tak mengenakkan. Mimpi yang tak pernah ia perkirakan sebelumnya. Langit biru kamarnya menyambut Haruto dengan pencahayaan remang-remang dari lampu tidur, sedang lampu utama dimatikan.

Mengusap wajahnya kasar, Haruto duduk dan bersender di dashboard kasurnya. Dadanya masih naik turun, air matanya pun nyata. Dia menangis dalam tidur. Melihat langsung Vallerie tertabrak truk? Bahkan membayangkan nya saja tidak pernah.

Dengan cepat Haruto mengambil handphone yang terletak di nakas samping kirinya, mengetik nama seseorang yang membuatnya keringat malam dan ketakutan setengah mati.

Valval.

"Halo kak?"

"..."

"Kak? Kenapa? Tengah malem nelpon?"

"..."

"Jangan bikin takut ih kak! Haoammm."

"Val."

"Hm?"

"Janji nggak akan pernah tinggalin aku?"

"Kakak kenapa tiba-tiba? Mimpi buruk?"





Haruto menggeleng, diam-diam sudut bibirnya terangkat sedikit. Pacarnya, tidak apa-apa.





"Nggak, udah sana tidur lagi."

"See you, night princess."

Tutt



Panggilan Haruto putuskan sepihak, hatinya lega mendengar suara Vallerie. Malam ini, Haruto trauma untuk tidur kembali, takut mimpi yang sama akan terulang atau bahkan lebih buruk. Jemarinya membuka aplikasi Line , chat sudah menumpuk sejak jam enam sore tadi.

Notifikasi paling atas membuat kerutan banyak di kening Haruto, dia mengucek mata untuk memastikan. Dengan rasa ragu, Haruto membuka room chat paling atas tadi.

Yujin

Dateng ya ke-ultah gue besok
Nggak terima penolakan
See you soon, Ruto.

Read.

Hm.



- tbc -


Aku up nich~~~
Gaje nggak sih? Hiks

Keknya mau tamatin ini dulu deh, baru nanti lanjut cerita Jaehyun ༎ຶ‿༎ຶ

Night semua💙

Jingga Untuk Biru || HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang