0.7

245 43 4
                                    

"Mau nonton?"

•••

Memainkan penanya menari diatas kertas, Vallerie tidak memperhatikan penjelasan pak Choi didepan. Pikirannya melayang ke kejadian tadi pagi, kejadian dimana Haruto cemburu saat dirinya menggunakan 'aku-kamu' dengan Jisung.

"Vallerie!"

Vallerie terlonjak kaget, penanya terlempar ke sembarang tempat, kakinya juga terbentur kaki meja. "I-iya pak," sahutnya.

Pak Choi membenarkan kacamatanya dan berjalan ke tempat duduk Vallerie.

"Mati gue!"

Vallerie memasang senyum canggung mendapati pak Choi yang sudah berdiri dihadapannya, melipat kedua tangannya didada.

"Vallerie, coba jelaskan apa yang saya jelaskan tadi didepan!"

Vallerie meringis sambil menunduk, "maaf pak," hanya kata itu yang bisa ia ucapkan agar terselamatkan dari hukuman pak Choi kali ini.

Pak Choi menghela nafas, "kamu ini. Saya tau kamu lagi senang, tapi tolong dong perhatikan! Saya mau nikah, jangan sampe tugas kamu saya suruh revisi ulang nanti!" ujar pak Choi dramatis.

Semua mahasiswa memperhatikan adegan dramatis pak Choi yang tidak ada kaitannya dengan masalah yang terjadi.

"Nggak ada kaitannya kali, pak," gumam Haechan di sudut kelas. Sontak saja dia mendapat tatapan sinis dari pak Choi, jangan salah, telinganya pak Choi bisa mendengar sampai jarak 3 km.

Pak Choi melihat arloji  ditangannya, mengetuk-ngetuknya sebentar, "jam kita sudah habis. Saya akhiri kelas hari ini, untuk Vallerie jangan sampai diulang lagi!"

Vallerie yang dari tadi menundukkan kepala langsung mengangkatnya kembali dan tanpa tau malu memberikan finger heart kepada dosen satu itu, anehnya pak Choi membalas finger heart tersebut.

"Aneh gue, nggak dosen, nggak mahasiswa, sama aja. Sama-sama gila!" kata Haechan setelah pak Choi meninggalkan kelas.

Sanha dibelakang Haechan menimpal, "mau kaca nggak? Kebetulan gue ada."

.
.
.

"Itu Haruto? Ngapain dia ke FK?"

Yuna menghampiri Haruto yang sedang berdiri dekat pot bunga, satu tangannya ia masukkan kedalam saku celana dan lainnya sibuk mengotak-atik benda pipih hitam.

"Ngapain kak?" tanya Yuna sembari menepuk pundak Haruto.

Haruto melepaskan earphone yang terpasang di telinganya dan menoleh ke arah sumber suara, "nggak boleh?"

"Ya bukan gitu. Nyari Vallerie? Bentar lagi selesaiㅡ"

"Kak!"

Panjang umur.

Dengan senyum yang terpancar di wajahnya, Vallerie berhasil memaku pandangan Haruto. Didalam hatinya, kenapa dia baru sadar Vallerie ternyata cantik!

"Udah ada orangnya, gue mau nyusul Renjun dulu. See u kak, Val~". Tidak ingin mencampuri dan menganggu mereka, Yuna memilih pergi menemui kekasihnya di Fakultas Seni.

Jingga Untuk Biru || HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang