10.0

246 40 7
                                    

Menunggu didepan kelas, serta merta Haruto menyenderkan punggungnya disamping pintu. Hari ini, dia harus menjelaskan semua kepada Vallerie! Harus!

Begitu pintu terbuka, semua mahasiswa berhamburan keluar kelas. Sejauh mata memandang, Haruto tidak menangkap keberadaan Vallerie keluar kelas, apa gadisnya itu masih didalam? Apa Vallerie tidak masuk? Tanpa mau berpikir panjang, Haruto masuk begitu saja kedalam dan menemukan seorang cewe sedang tertidur pulas di kursinya.

Senyumnya mengembang lalu berjalan mendekat.

Mendudukkan tubuhnya disamping Vallerie, tangannya juga tidak diam untuk mengelus rambut hitam yang baru pertama kali ia sentuh. Merasa ada pergerakan, Vallerie membuka matanya.

Tanpa bicara, Vallerie hanya menatap sendu Haruto didepannya. Dirinya masih tidak percaya, laki-laki didepan ini sudah berstatus menjadi mantannya. Jujur, kalo bisa Vallerie sangat ingin memeluk Haruto dengan erat tapi dia tidak bisa! Haruto milik Yujin sekarang, bukan miliknya.

"Val, gue mau ngomong sama lo bentar aja."

"Maaf kak, aku ada urusan," ucap Vallerie lalu berniat pergi. Tidak ada pencegahan fisik dari Haruto hanya saja perkataan yang dilontarkannya membuat Vallerie mematung.

"Gue cinta sama lo, Val."

Tanpa perlu kalian tanya, cairan bening asin mencelos begitu saja dari manik mata indah Vallerie. Apa yang harus dia lakukan? Kembali atau pergi? Pilihan yang sangat sulit untuk memilih bertahan atau lepaskan. Jika bahagia Haruto bukan bersama dirinya, apa Vallerie harus egois lagi? Memaksakan perasaan nya lagi dan berakhir sama?

"Maaf kak." Hanya kata itu yang mampu ia lontarkan. Hanya sebuah kata maaf yang bahkan seharusnya tidak dia ucapkan.

.
.
.

Flashback

"Ha-haruto?"

"Kenapa?! Yujin lo dimana? Kasih tau gue sekarang! Gue jemput, diem disana!"

"Gu-gue juga gatau ini dimana, tadi Changbin nurunin gue."

"Ok, lo tenang. Ada sesuatu spesifik? Nama jalan? Pohon? Bangunan?"

"Gatau ini gang sempit, sebelumnya kita ngelewatin jalan ke tempat biasa rombongan Changbin nongkrong."

"Gue tau, tunggu disana."

Melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata, tak butuh waktu lama bagi Haruto untuk sampai di tempat Yujin berada. Gang sempit dekat dengan pepohonan besar dan beberapa tongkrongan anak jalanan yang biasa track tengah malam. Jika dipikir wajar saja Yujin takut, kalaupun Vallerie ada diposisi Yujin sekarang pasti Haruto akan melakukan hal yang sama.

Yujin berjongkok sembari menggigiti kukunya, satu kebiasaan Yujin ketika sedang ketakutan. "Jin!" Panggilan Haruto sontak membuat Yujin menoleh dan berlari menuju pria jangkung itu, memeluk pinggang Haruto dengan tiba-tiba.

"Gue takut, to." Yujin mengeratkan kaitan tangannya di pinggang Haruto.

Tanpa membalas pelukan Yujin, Haruto berdiam diri membiarkan cewe didepannya ini memeluk dirinya guna menghilangkan rasa takut. Bukannya tidak mau membalas, hanya saja Haruto merasa ada hati yang harus ia jaga. Meskipun pada akhirnya dia sendiri yang membuat hati itu hancur.


.


Sesampainya di rumah, Haruto tidak mendapati siapapun di ruang tamu dan ruang keluarga. Tanpa berlama, Haruto menaiki tangga menuju kamarnya, Vallerie masih ada kan?

"Val gueㅡ"

Kosong. Hanya ada hembusan AC yang masih menyala dan parfum Vallerie yang masih menyeruak dikamarnya. Haruto menatap kosong kamarnya, melangkahkan kakinya masuk dan menutup pintu kamar perlahan. Menghembuskan nafasnya kasar, Haruto membanting tubuhnya di kasur berukuran sedang berlapis sprei warna biru laut itu. Sebenarnya apa yang hatinya inginkan? Vallerie? Atau hanya semata rasa iba semata?

Disaat tangannya sibuk meraba kasur bagian kiri, Haruto menemukan buku big boss yang dia gunakan untuk mencatat materi pak Kim terletak begitu saja.

Aku cinta banget sama kakak! Ya walaupun nggak dapet feedback, it's okay. Aku gapapa kok kakak sering nya jalan sama Yujin, aku gapapa kok kakak lebih sering merhatiin Yujin daripada aku, karena pada dasarnya emang Yujin yang kenal kakak lebih dulu. Aku mah bisa apa?

Tapi aku sakit, setiap aku nyamperin kakak pasti selalu diusir. Rasanya kayak pengemis yang minta sedikit uang tapi diusir, padahal kan aku cuma mau minta kakak luangin waktu sedikit aja buat aku. Tapi tapi sekarang aku seneng kok, kakak sekarang perhatian hehe. Jangan berubah ya kak, gini aja terus.

Kakak nerima aku karena apa sih? Iba? Atau kak Jihoon?




"Gue juga nggak tau, kenapa gue nerima lo."






Jujur aku capek, capek berjuang sendirian. Kucing aja kalo diusir terus menerus pasti pergi juga kan? Karena dia tau, kehadiran dia nggak diinginkan. Padahal dia cuma minta makanan sisa dari sang pemilik rumah. Aku mau pergi, tapi nggak bisa.

Pokoknya, jangan berubah ya kak! Tetep jadi kak Haruto yang perhatian kayak gini, walaupun dikit dan terkadang cuek juga sih. Seenggaknya hati kakak perlahan bisa nerima aku.

RAWR!

Bibir tebal Haruto terangkat, tangannya mencari nama kontak Vallerie di handphone. Berniat menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi antara dirinya dengan Yujin.

Valval.

"Val, gue bisa jelasinㅡ"

"Aku mau putus."

- tbc -

Udah lama ya nggak update ini, ya?
Maaf😭

Aku bingung mau dibawa kemana alur cerita Haruto, tapi tetep lanjut kok.

Aku berterima kasih banget buat yang mau nunggu, vote, sama komen💚 komen, vote kalian yang buat aku semangat lagi nulis💚

Terima kasih sekali lagi udah mau nunggu cerita ini, aku harap kalian suka sama cerita Jingga Untuk Biru, enjoy guys💚

Jangan lupa baca cerita ku yang lain yaa~

Bbubai~

Jingga Untuk Biru || HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang