Halo! Aduh, capek nih bikin author notes 3 sekaligus.
Eh, tapi saya penasaran. Bagaimana dengan bab 1? Mulai puyeng? Hm. Kita mulai lagi. Lebih santai bab ini.
Di bab kedua ini, spesial saya pengin kalian baca sambil dengerin satu lagu karya anak bangsa yang kerennya bisa disejajarkan sama Sleeping At Last. Judulnya Emotion & I by ENDU. Percaya sama saya, lagunya enchanting dan magis. Bisa diputar di Spotify dan Soundcloud.
Okay. Begitu saja. Langsung gas ke bab 2. Jangan lupa vote dan komentarnya.
Please mention me if you share the story capture on Insta 💛
***
Chapter - 02
{Elliot}
"Allen Savory; seorang Ekolog yang berhasil menciptakan terobosan keren dalam ilmu fokusnya," kata Profesor Farhat di depan kelas Pengelolaan Kesehatan Hewan dan Lingkungan sebagai pembicaraan terakhir sebelum kami memasuki UAS dan libur semester panjang tahun ini. Finally. Gue sudah nggak betah sama suasana belajar semester sekarang
"Seorang Zimbabwe yang mengklaim bahwa diriya telah menemukan solusi untuk memerangi penggurunan dan menaklukkan perubahan iklim di sana. Luar biasa!" kepalanya menggeleng takjub.
Kami menyimak dengan saksama. Caranya membuat segala teori rumit menjadi ringan adalah alasan paling menarik kenapa tiga SKS nggak ada rasanya sama sekali, maksud gue, kami sanggup menyimak kelasnya bahkan lebih lama lagi. Beda sama dosen-dosen yang lainnya.
"Dia melakukan riset serius dan mengembangkan segala asumsinya hingga melahirkan sebuah teknik agrikultur yang brilian. Teknik itu dinamai sebagai Holistic Planned Grazing."
"Grazing? Menggembala?" tanya salah seorang mahasiswa. Siapa? Gue nggak tahu. Nggak kenal. Dan nggak peduli. Dia duduk paling depan dan satu-satunya laki-laki di deret perempuan. Setiap angkatan pasti punya seenggaknya satu orang yang seperti itu di kelas. Gue dengar dia yang paling pandai di kelas ini. IP-nya hanya meleset setengah angka dari skor sempurna sejauh dua tahun ini.
Boo, boring! Dia harus merasakan kegagalan seenggaknya sekali seumur hidup. Gue malah curiga dia bahkan nggak pernah melihat darahnya sendiri. Malah gue ragu dia pernah membersihkan pantatnya dengan tangan sendiri.
"Ya, betul! Melawan penggurunan atau desertifikasi. Tekniknya menggunakan ternak atau hewan lain untuk meniru penggembalaan migrasi secara alami. Dan hasilnya, wilayah yang terancam menjadi gurun, kering, tanaman mati, bisa bertahan menjadi hijau kembali," Profesor Farhat mengklarifikasi.
Profesor Farhat lalu mengambil buku di mejanya. Itu buku baru. Karena yang gue amati dia selalu membawa buku yang berbeda di setiap pertemuan untuk dipamerkan serta diseminarkan secara kilat di depan kami.
"Saya membelinya di Amazon setelah melihat seminar internasionalnya yang diliput oleh TED. Semua orang berdiri dan membuat gedung konferensi yang besar itu menggema oleh tepuk tangan ketika sesi bicaranya selesai," beliau membuat jeda di sana, "saya harap ada jiwa-jiwa ekolog sejati di dalam diri kalian seperti Allen Savory, atau bahkan melampauinya."
Beliau selalu ingin meyakinkan semua mahasiswanya bahwa segala hal tentang ekologi adalah ilmu yang paling mulia. Dia melakukannya lagi. Dan itu terjadi setiap akhir sesi. Beruntungnya ia bukan tipikal yang membuat kami menguap setiap kali menakrifkan teori-teori dan segala macam penemuan besar terbarukan di bidang ekologi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moxie
Teen FictionNo need description. Just enjoy the story and trust the author.