Halo, kalian! Selamat petang.
Apa kabar? Sehat selalu ya.
Alhamdulillah masih bisa lanjutin Moxie.
Gimana nih, udah punya firasat bakal suka sama Moxie belum?
Oh iya, kalah mau unggah di instastory jangan lupa pakai tagar #MoxieDay yah 😊
Dokumen Moxie aman terkendali. Nggak bakal ada yang bocor ke alam pikir kalian. Jadi jangan menebak-nebak. Kalau menebak pun, harus siap kejedot. Hehehe.
Di bab kali ini ada sedikit sejarah tentang Pulau Sines dan apa sih yang sebenarnya terjadi di sana? Tapi, tenang dulu. Pulau Sines penjelasannya nggak akan habis satu bab. Panjang. Sama seperti kisah di balik Remember Me yang selalu bikin kita penasaran.
Sabar, petualangan besar di depan menanti. Kita cuma perlu pelan-pelan biar nggak bingung ke sananya. Tapi saya janji akan bawa kalian bertualang sampai jauh. Jadi Bolang di kepala sendiri.
Bab ini menceritakan alur dan kejadian persis setelah JJB. Berarti mundur ya dari UYS. Moxie alurnya terletak di antara JJB dan UYS. Paham nggak?
Apa pun yang diceritakan di Moxie, alurnya sebelum UYS. Sebelum ada Wilwa dan kekacauan lainnya. Masa di awal-awal Juno wamil. Eh, diasingkan maksudnya. Hehehe
Paham nggak maksud saya?
Kalau begitu langsung baca aja deh. Siapkan imajinasi kalian ya.
Lagu yang perlu diputar berjudul Something's Gotta Give by Camila Cabello.
Jangan lupa vote dan komentarnya. 🐣 Bantu saya temukan typo.
***
*****
Chapter - 03[Nacita Kelana]
Ketika seorang Sinestesian diasingkan di Pulau Sines dan sedang mendapat sesi khusus di SIS, mereka nggak boleh diganggu apa lagi berkomunikasi dengan orang luar selama sepuluh hari pertama. Artinya, saat itu aku nggak bisa menemani Juno di sana. Padahal, Juno pengin banget aku temani. Tapi, namanya juga peraturan. Juno harus belajar mematuhi peraturan terlebih dahulu sebelum dia mengatur kami. Lagi pula aku nggak mau ganggu dia.
Juno pernah bilang, "Pengasingan itu ibarat wajib militer. Bedanya dibanding Sinestesian lain aku wajib militernya ditemenin pacar."
Bisaan banget kalau ngomong. Ganteng banget lagi. Pusing.
Tapi ya memang. Aku ikut ke Pulau Sines sejak dia diberangkatkan untuk pertama kali. Terlebih dia pasti susah menyesuaikan perasaannya sendiri setelah harus menjauh dari keluarga dan teman-temannya. Malam perpisahannya sama Sid dan Kikan waktu itu membuat aku akhirnya memutuskan untuk menyertai Juno, setidaknya sampai dia terbiasa.
Juno just like another guys, yet much more special. Dia juga bisa beneran manja ketika bareng sama aku. Ya kayak cowok pada umumnya kalau lagi sama ceweknya. Mahkotanya ditaruh. Manja dalam artian pengin dapat perhatian yang semestinya dia dapatkan. He's sweet. Bagaimana pun di balik armor kesatrianya masih ada segumpal hati yang berperasaan. Ada kalanya seorang kesatria seperti dia melepaskan armornya dan memperlihatkan sensitifitas perasaaannya. Intinya dia bisa begitu sensitif, lalu di lain situasi bisa tajam dan keras tanpa bisa ditawar.
Selama di Pulau Sines, kami berada di pondok yang terpisah. Setiap Sinestesian yang datang ke pulau ini memiliki pondoknya masing-masing. Jadi ada semacam perumahan khusus. Satu orang, satu kunci. Pondokannya seperti rumah namun dengan sarana yang memadai. Bahkan semua tempat ibadah ada di pulau ini. Nggak ada manusia awam yang diperbolehkan singgah, dengan pengecualian.

KAMU SEDANG MEMBACA
Moxie
Novela JuvenilNo need description. Just enjoy the story and trust the author.