04 - Suaka Hati

3.8K 903 7.8K
                                    

Halo! Selamat sore.

Apa kabar? Semoga baik selalu.

Alhamdulillah masih bisa unggah lagi. Dan semoga kalian masih setia untuk baca.

Untuk beberapa informasi karena kayaknya masih ada yang keder:

1. SIS // Sasana Istimewa Sinestesian
2. Igor // Tokoh yang pernah muncul di JJB dan gugur di masa depan. Pacarnya melati.

Bab ini masih melanjutkan bab kemarin. Agak dipegangi ya jantungnya. Yang joms juga perlu waspada.

Lagu: I Miss You, I'm Sorry by Gracie Abrams

Semangat komentarnya 😤💪

***
*****
***

Chapter 04

[Nacita Kelana]

Pada menit-menit terakhir sebelum berganti hari, aku masih menghadap layar monitor. Mencari-cari semua informasi yang aku perlukan tentang 2010 dan sebuah desa yang akan jadi destinasi kepergianku dengan Mas Damar. Sebelum pergi ke sana aku harus setidaknya mengenali seperti apa tempat yang akan aku lipat waktunya.

Pondok di sebelah masih terdengar para dewan berkelakar karena kami sedang kedatangan tiga orang Aryaduta dari Norwegia. Komplek dewan memang terasa lebih tenang. Sisi yang paling dekat dengan pantai. Jendela kamarku bahkan mengekspos langsung pemandangan pantai. Suara-suara ombak yang bermanja pada pasir menciptakan ketenangan tersendiri. Ada beberapa orang yang sedang duduk di tepi pantai sambil membuat api unggun kecil. Ditambah para Lilak, koloni Sinonim kunang-kunang yang selalu aktif berkeliaran di malam hari membuat gelap tertepis secara halus. Gemintang di langit tampak jelas karena tak ada polusi cahaya lampu kota.

Berbeda dengan komplek pondok angkatan pengasingan yang ramai dan hangat. Di sana penghuninya lebih banyak, tentu saja. Biasanya kalau malam-malam seperti ini, Sinestesian yang baru datang akan saling menunjukkan kemampuannya untuk berhibur. Kami cepat terhubung seperti teman lama meski baru bertemu. Para Sinonim juga ikut bergabung di sana untuk berbicara.

Aku lupa menyebutkan, selain Sinestesian, pulau ini juga diramaikan oleh Sinonim. Malah yang membuat pulau ini semakin terasa ajaib, ramai, dan hidup adalah keberadaan mereka dengan semua keindahannya. Sinonim berperan sebagai abdi-abdi yang mengurus keberlangsungan pulau ini dengan sukarela. Ibarat pulau ini adalah resor, maka para Sinonim adalah pegawai yang bekerja mengurus sarana dan prasarana. Termasuk yang mendatangkan makanan atau keperluan lain dari daratan manusia. Tapi, jarang sekali mendatangkan makanan. Sebab di pulau ini sumber pangan melimpah dan lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan penghuninya. Lagipula, kami punya Kak Nadira, koki terbaik dengan kemampuan sinestesia pada lidahnya yang bisa meramu rasa pada makanan dengan luar biasa.

Di sela-sela musik pelan yang mengalun dari komputer, aku mendengar suara pintu diketuk dari sisi luar. Kukecilkan volumenya sebelum menoleh ke arah pintu untuk memastikan. Dan tiga kali pintu itu diketuk lagi. Jam segini siapa yang mau ketemu?

Aku beranjak dari kursi. Merapatkan coat panjang berbahan wol sambil bederap ke arah pintu. Dan aku cukup terkejut karena orang yang sedang berdiri di balik pintu adalah Juno.

"Aku nggak bisa tidur," ujarnya tanpa basa-basi dengan tatapan yang dialihkan ke samping seolah ingin merajuk tapi tak berani. Ekspresi wajahnya jelas tampak bosan.

Mulutku sedikit terbuka karena bingung mau mengatakan apa. Dia masih berdiri di sana memakai kaos putih polos yang dirangkap jaket berwarna cokelat karat dengan bahan kurdoroi. Tentu saja dengan celana training panjang, kaos kaki motif favoritnya, dan sandal selop.

MoxieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang