SEPULUH BAGIAN SATU: SASUKE DAN SAKURA
Kreeek...
Decitan jeruji yang terbuat dari besi itu terdengar mennggema ke seluruh lorong. Seseorang datang dengan langkah perlahan. Gelap dan sedikit panas, bahkan hampir tidak ada udara yang cukup di sini. Seseorang itu terdengar seperti meletakkan sesuatu di atas meja. Sasuke merasakan bahwa kini ada yang duduk di sampingnya. Aroma bunga kenanga dan kayu manis menyeruak masuk ke dalam hidungnya. Matanya ditutup dengan penutup khusus (yang memiliki segel) membuatnya tak bisa melihat apa pun.
Sangat terasa jika ada yang membuka perban di tangan kirinya dengan perlahan. Sentuhannya sangat lembut. Tampaknya ia sangat hati-hati. Sasuke sama sekali tak berniat untuk bertanya. Karena ia sudah mengetahui siapa seseorang itu. Samar-samar, terdengar suara isakan yang tertahan. Selesai ia mengganti perban Sasuke, tangannya menyentuh tangan kanan Sasuke dengan lembut. Terasa sedikit gemetar dan tak lemah.
"Jangan khawatirkan aku." Akhirnya Sasuke membuka mulutnya.
"Bagaimana bisa aku tidak mengkhawatirkanmu? Bisa-bisanya mereka menempatkanmu di tempat seperti ini."
"Tempat ini sangat cocok untuk seorang penjahat sepertiku."
"Tidak! Seorang penjahat juga manusia. Aku..., aku tidak bisa..., aku tidak bisa melihatmu seperti ini."
"Jika kau tidak bisa, kau tidak perlu repot-repot untuk menggantikan perbanku dengan rutin." Suara isakan itu semakin terdengar. Sasuke kemudian terdiam. Ia masih mendengarkan suara isakan tangis seorang dokter wanita yang merawatnya.
"Pergilah." Wanita itu mengusap pipinya yang sudah basah karena air mata.
"Jangan pernah menangis lagi. Jika kau menangis, aku akan meminta untuk mengganti dokterku." Mata Sakura terbelak saat mendengarnya.
"Aku tidak bisa membiarkanmu bersedih lagi karena aku."
"Maafkan aku, Sasuke-kun."
"Pergilah. Jangan terlalu lama di sini. Jangan biarkan keringatmu mengotori pakaianmu." Sakura pun segera membereskan semua perlengkapannya.
"Baiklah, aku akan pergi." Sasuke tak menjawab. Ia hanya bisa mendengar suara langkah kaki yang menjauh.
"Sasuke-kun...." Lalu Sasuke mendengar suara langkah kaki itu mendekat kembali. Aroma permen karet rasa stroberi terdeteksi oleh indera penciumannya. Sesuatu yang sedikit lembab kini menempel di bibirnya. Sasuke tidak menyukai rasa yang manis, akan tetapi kali ini ia sedikit penasaran. Ia ingin mencicipinya sedikit, namun mengurungkan niatnya. Sasuke membiarkan hal itu terjadi begitu saja. Tidak ada reaksi yang ia berikan sampai pada akhirnya aroma itu pun menjauh dan menghilang.
.
.
.
.
Udara pagi hari di Desa Konoha memang selalu sejuk dan membuat tubuh menjadi segar. Itu karena banyaknya pohon-pohon yang tumbuh rimbun yang menjadi paru-paru desa.
"Papa, bisa-kah kita berdiam diri di sini untuk sementara waktu?"
"Kita harus segera kembali. Apa kau tak ingin menemui Sakaki?"
"Aku hanya ingin menemukan sesuatu."
"Sesuatu?"
"Iya. Boleh, kan? Akan ku beritau jika aku sudah mendapatkannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PAST AND THE FUTURE | SASUSAKUSARA (COMPLETED✔️)
أدب الهواةUchiha Sarada adalah seorang gadis yang berusia 16 tahun. Ia merupakan putri dari pasangan Uchiha Sasuke dan Uchiha Sakura. Sarada selalu mangagumi bagaimana hubungan kedua orang tuanya yang selalu romantis hingga di usia yang tak lagi muda. Terkada...