(Viola on mulmed)
💫
Nadine memeluk sahabat-sahabat nya dengan girang. Acara kelulusan berjalan dengan baik. Nadine dan seangkatan nya di nyatakan lulus dalam nilai yang cukup baik.
Nadine menggenggam penghargaan di tangan nya. Sebagai siswa yang mempunyai nilai paling tinggi di angkatan nya
"Aku ga sabar mau tunjukin ini ke mama dan papa" Batin nya
Acara berlangsung sangat meriah. Dan acara selesai pada pukul lima sore. Nadine dan teman-teman nya berpisah di gerbang sekolah dan melambaikan tangan satu sama lain. Berharap,mereka akan ketemu di masa depan nanti.
Nadine melangkahkan kakinya keluar sekolah. Ia berjalan menuju rumah nya karena jarak antara sekolah dan rumah nya cukup dekat.
Dengan senyum sumringah dan ekspektasi yang besar,Nadine yakin kali ini kedua orang tua nya akan bangga padanya dan berhenti membanding-bandingkan dirinya dengan sang kakak ataupun adiknya.
"Aku pulang!" Ia melepas sepatu beserta kaos kaki nya. Nadine melangkahkan kaki nya masuk ke rumah.
"Ma aku-"
"Nadine,masuk ke kamar mu" Ujar sang ibuNadine menemukan kejanggalan. Sang ibu berucap sambil tersenyum manis ke arahnya,tak seperti biasanya. Di tambah lagi, sang ayah tak banyak bicara. Dan dua orang pria berjas yang tengah duduk juga di ruang tamu nya.
Nadine hanya mengangguk. Ia tau itu adalah urusan pekerjaan orang tua nya.
"Aku bisa tunjukan penghargaan ini nanti" Batin Nadine lalu pergi ke kamar nya
Nadine pun masuk ke kamar nya. Ia meletak tas nya dan memandangi penghargaan nya itu sambil tersenyum"Dengan penghargaan ini juga sebagai bukti bahwa aku giat belajar. Nanti,aku juga bisa sukses seperti kak Viola. Aku yakin" Gumam nya
Nadine pun menyalakan laptop nya. Ia pun mencari tau soal universitas favoritnya.
"Aku akan kuliah disini!" Girang nyaIa pun merebahkan tubuh nya dan menatap langit-langit kamar nya
"Bagaimana nanti kalau aku sudah kuliah ya.. apakah pelajaran nya akan lebih sulit?" Batin nya
"Ah tak apa! Yang jelas,mimpi ku untuk kuliah terwujud! Jadi,mama dan papa tau bahwasanya bukan hanya kak Viola yang bisa masuk universitas ternama,tapi aku juga bisa" Batin nya💫
Tok..Tok..
"Masuk" Ucap Nadine. Viola pun membuka pintu dan melihat adiknya tengah fokus belajar
"Tumben kamu tak tidur" Ucap Viola
"Kan sebentar lagi,mau masuk universitas! Aku harus belajar lebih giat lagi" Ucap Nadine sambil tersenyumViola terdiam mendengar nya
"Kak?" Ucap Nadine dan Viola tersadar
"Kakak kenapa?" Tanya Nadine.
"Eh engga kok. Ayo keluar,makan malam. Nanti sambung lagi belajarnya"Nadine mengangguk. Ia meletakkan buku nya lalu keluar untuk makan malam. Ia pun duduk di sebelah Viola,seperti biasanya. Dan Jordan di sebelah kirinya,ayah dan ibunya di hadapan nya
"Ma,aku dapat penghargaan hari ini!" Ujar Nadine dengan semangat. Sang ibu hanya diam
"Aku juga bisa masuk universitas seperti kak Viola kan?" Tanya NadineIbu dan ayahnya bertatapan. Nadine yang merasa kejanggalan pun bertanya
"Ma? Pa? Ada apa?" Tanya Nadine
"Aku tidak bisa mengatakan nya" Ucap Viola saat di tatap sang ibu. Ibu nya menghela nafas berat. Sang ayah menatap Nadine
"Kamu tidak bisa masuk universitas,Nadine"
Ucapan sang ayah barusan seakan mematahkan hati dan semangat Nadine. Ia terpaku diam menatap sang ayah dengan rasa kecewa
"Tapi...kenapa?" Tanya Nadine dengan suara yang pelan
"Kamu akan langsung menikah"
Nadine membulatkan matanya
"Apa?!" Kaget nya
"Engga aku ga mau!" Bantah Nadine segera
"Kamu harus mau! Atau rumah ini akan di sita!" Bentak sang ayah. Nadine terdiam dengan rasa kaget"Apa.." Kaget Nadine tak menyangka
Sang ayah bangkit
"Aku harus menikahkan mu! Kau tau,pria berjas yang datang kesini tadi?! Kau akan di nikahkan dengan anaknya! Kalau tidak,rumah ini dan isi nya akan di sita,puas?!" Bentakan sang ayah semakin meremukkan hati Nadine
"Tapi..impian ku hanya mau kuliah seperti kak Viola-"
"Omong kosong! Kami juga tak ada biaya untuk kuliahin kamu!"
Nadine semakin terpaku diam
"Pria berjas tadi itu berurusan dengan papa. Tapi kenapa aku yang kena imbas nya..?" Tanya Nadine
"Anak keras kepala" Ujar sang ayah
"Kenapa sih kamu tak pernah membuat papa senang? Sekali saja? Bahkan di urusan ini kamu tak mau? Kamu mikir! Kalau rumah ini disita,kami mau tinggal dimana?!""Lagipula,kau menikah dengan orang yang kaya. Hidupmu akan makmur dan tinggal bersama nya. Kau tak akan disini lagi!"
Hati Nadine hancur berkeping-keping mendengar itu semua
Nadine pun bangkit
"Maaf jika aku memang tak pernah membuat papa dan mama senang" Nadine menahan air mata nya. Ia pun berjalan pergi ke kamar nya
"Pa,sudahlah. Nadine tak akan bisa menolak" Ujar sang ibuViola menatap kepergian Nadine
throwback on-
Viola mematikan musiknya saat mendengar kericuhan di ruang tamu nya. Perlahan ia membuka pintu kamar nya dan mengintip ke arah ruang tamu. Di lihatnya sang ayah menunduk saat di bentak oleh salah satu pria berjas hitam disana
"Papa di bentak..? Itu siapa? Kenapa papa diam aja?" Batin Viola kebingungan
"Mana? Kau bilang mau bayar hutang mu sekarang! Hey,hutang mu berjumlah tak sedikit! Kau ingat perjanjian kita dulu?! Atau rumah mu dan isi nya yang ku sita!" Bentak pria itu
"Aku ingat janji itu. Aku harus menikahkan anakku dengan anak mu" Ucap ayah Viola sambil menunduk
"Bagus,mana anak mu?!" Tanya pria ituViola terbelalak
"Papa akan menikahkan aku?! Dengan siapa?" Batinnya ketakutanSang ayah terdiam sebentar
"Anak ku masih di sekolah nya"
Viola terbelalak mendengar nya
"Sekolah?" Tanya pria itu. Sang ayah mengangguk
"Dia yang akan aku nikahkan dengan anak mu""N..Nadine..?" Batin Viola bergetar
throwback off-
Viola menyelesaikan makan nya dan segera pergi ke kamar Nadine. Di lihatnya Nadine sudah tertidur seperti biasanya
"Kenapa Nadine dengan mudah tertidur? Setelah ia di bentak dengan kata-kata mematikan dari papa" Batin Viola dengan bingung
Tbc..
hey all!thank u for showing ur support on this story! hope u like this part❤️
jangan lupa vote and comment yaa hihi. thanks! ❤️
-author
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bride [18+]✓
Romance"Ahh..Harder please..!! Faster!" "You'll get both,sweetheart" 💫 Nadine Chandwick,gadis berusia 18 tahun yang terpaksa harus menikah dengan pria yang tak ia kenali sama sekali,atas keputusan orang tua nya. Nadine merasa tak pernah mendapatkan kea...