chapter 12

45.3K 1.3K 183
                                    

Nadine berjalan menelusuri koridor rumah sakit. Langkah nya terhenti saat seseorang memanggil namanya

"Nadine!"

Nadine menoleh mendapati Viola yang terburu-buru menghampiri nya.
"Kamu kesini sama siapa?" Tanya nya
"Sendirian. Kenapa?" Balas Nadine
"Kamu akan menginap lagi hari ini?" Tanya Viola. Nadine mengangguk

"Ooh..okay" Viola angguk-angguk
"Kak,boleh aku tanya sesuatu?"
"Apa?"

"Kenapa kakak terus-terusan bersikap aneh saat Manu bersama ku?" Tanya Nadine. Viola terdiam.
"Kakak seakan akan mengenal dia. Kakak selalu menanyakan soal dia" Sambung Nadine

"Kakak suka dengan nya ya?" Tanya Nadine lagi. Viola segera menggeleng
"T..Tidak kok. Tidak seperti itu" Ucap Viola dengan gugup
"Lalu apa? Kakak selalu membuat ku curiga. Berhentilah bersikap seperti itu di depan pacar ku" Balas Nadine

"Dulu,saat kita ber sekolah di sekolah yang sama. Kakak juga mengambil crush ku. Kakak mendapat kasih sayang lebih dari mama dan papa daripada aku. Kakak mendapatkan pendidikan yang lebih layak daripada aku" Ucap Nadine menahan air mata nya

"Sekarang,Manu lah harapan ku satu-satunya agar aku tetap bahagia. Dan kakak juga mau mengambilnya dariku?" Tanya Nadine lagi

"Bukan, Nadine. Aku tak bermaksud mengambil Manu dari mu-"
"Kalau begitu,berhenti bersikap seakan akan kakak menyukainya" Nadine memotong omongan Viola lalu ia pergi begitu saja

💫

"Iya,kakak selalu bersikap aneh di depan mu. Kamu tak menyadari hal itu ya?" Tanya Nadine pada Manu yang masih terbaring di kasur nya
"Huft,ini hari ke sembilan kamu tak kunjung sadar. Aku sangat merindukan mu" Nadine merapikan rambut pria itu. Menampakkan wajah tampan Manu

Nadine tersenyum seketika

"Sayang,pekerjaan ku lancar-lancar saja belakangan ini. Semua karyawan beserta atasan ku sangat baik" Ucap Nadine
"Aku jadi ingat,bagaimana ekspresi mu saat kamu menyemangati ku waktu itu" Nadine menahan air mata nya

"Kamu tak lelah menghadapi ku selama ini. Aku juga tak lelah menunggu mu sadar" Nadine memainkan jari-jari Manu
"Aku merindukan mu sayang" Bisiknya. Air mata Nadine pun akhirnya jatuh

"Aku sangat merindukan mu" Nadine memeluk lengan Manu dan menunpahkan kesedihan nya.

Tangan Manu bergerak perlahan. Jari-jarinya mengusap kepala Nadine dengan lembut,yang membuat Nadine berhenti menangis seketika lalu menoleh. Di lihatnya Manu membuka mata nya perlahan. Nadine terkejut sekaligus bahagia menyaksikan itu

"M..Manu! Akhirnya kamu sadar!!" Girang nya. Air mata nya turun lagi karena menyaksikan hal itu
"Sakit? Sakit ya?" Tanya nya saat melihat Manu memegangi kepala nya
"Aku akan memanggil dokter" Nadine segera menekan tombol disana.

Viola,seorang dokter bernama Briant,dan juga dua orang suster pun datang.

"Manu sudah sadar!" Girang Nadine

Viola dan Briant segera memeriksa keadaan pria itu

"Kau benar Viola,pasien sudah stabil!" Ucap Briant dan Viola bersyukur dan ikut senang

"Siapkan semua alat-alat ku ya" Ucap Briant. Kedua suster itu mengangguk lalu pergi.

Manu menatap Nadine yang menangisi dirinya.
"Kamu sadar,sayang. Aku merindukan mu" Isak Nadine
"Aku sangat merindukan mu" Isak Nadine lagi sambil meraih tangan Manu dan menggenggam nya

Manu segera melepas nya
"Kamu ini siapa?" Tanya Manu. Nadine terdiam seketika. Begitu juga dengan Viola yang terkejut
"Aku sudah bilang pada mu kan? Ingatan pria ini pulih,Viola!" Ucap Briant dan Viola terkejut

"Ini aku,Nadine" Ucap Nadine menghapus air mata nya
"Pacar mu. Kamu..tak ingat?" Tanya Nadine

Manu menggeleng. Ia kebingungan

"Nad,Nadine. Hey,dengar aku" Viola menghampiri adiknya yang semakin menangis
"Manu tak mengingat ku!" Tangis nya di pelukan Viola
"Tenang lah-"
"Dia tak mengingat ku sama sekali,kak!" Isak Nadine. Ia semakin menangis.

"Kamu..Viola?" Tanya Manu saat menatap wajah Viola. Nadine dan Viola terkejut seketika
"Kamu Viola kan?" Tanya Manu lagi

"K..Kenapa dia mengingat mu?" Tanya Nadine yang masih terkejut
"A..Aku,um.." Viola kehabisan kata-kata
"Kenapa kamu mengingatnya? Sementara kamu tak mengingat ku" Batin Nadine

"Jelaskan padaku!" Bentak Nadine 

"Nadine,sebaiknya kita keluar dulu. Ayo" Ajak Briant membawa Nadine. Nadine segera menggeleng
"Aku tak mau! Tak mau! Aku mau bicara dengan pacar ku! Kenapa ia malah mengingat kakak ku daripada aku?!" Teriak Nadine dan Briant segera membawa nya keluar lalu menutup pintu

"Ya,aku Viola" Jawab Viola bergetar
"Ada apa dengan gadis itu?" Tanya Manu yang masih bingung
"Dia..Dia..bukan apa-apa" Jawab Viola

"Sekarang,kamu benar-benar ingat semuanya?" Tanya Viola dan Manu mengangguk. Viola pun duduk di dekatnya

"Aku merindukan mu" Ucap Viola. Manu membuang pandangan nya
"Aku masih tak bisa mencerna semua yang terjadi. Ada apa dengan ku? Aku ini sakit? Huh?" Tanya Manu

"Kamu baru sadar dari amnesia mu" Jawab Viola
"Aku..amnesia?" Kaget Manu. Viola mengangguk dengan lesu
"Tapi kenapa?" Tanya Manu lagi

"Aku tidak boleh memberitahu nya pasal kecelakaan jalan layang itu. Ia bisa depresi dan gangguan jiwa. Apalagi menerima kenyataan bahwa ia kehilangan ibu dan ayahnya" Batin Viola

"Vi?" Ucap Manu dan Viola tersadar
"Kamu..hanya sakit biasa. Dan amnesia" Dusta Viola
"Kamu jangan banyak bergerak,istirahat lah" Ujar Viola lalu bangkit

"Aku senang,akhirnya kamu bisa mengingatku" Ucap Viola tersenyum
"Dimana keluarga ku" Ucap Manu dengan cepat

"Aku mau bertemu dengan mereka.Aku tak mau bertemu dengan mu" Ujar Manu dengan dingin
"Kamu..masih tak menyukai aku?" tanya Viola
"Diamlah! Sebaiknya kamu juga keluar" Ucap Manu sambil memalingkan wajah nya

Tbc...

oop- 👁👄👁

ada yg bisa memecahkan teori Viola dan Manu? 😌😂

anywayy,jangan lupa vote and comment! thanks 🥺❤️
-author

The Bride [18+]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang