(Manu on mulmed)
💫
Nadine melangkahkan kakinya dan berhenti saat membaca "Kids area" di sana. Ia pun masuk kesana dan tersenyum seketika melihat banyak anak-anak yang ceria walaupun mereka tengah melawan penyakit
"Hai" Sapa Nadine saat melihat seorang suster yang menjaga anak-anak disana. Suster itu tersenyum
"Apa aku boleh disini?" Tanya Nadine
"Tentu saja. Beberapa orang tua anak-anak ini biasanya juga disini menemani mereka. Tapi sekarang,ini tugas saya" Balas nya dengan ramah"Halo" Sapa Nadine pada beberapa anak-anak disana. Mereka kembali menyapa Nadine dan mulai mengajaknya bermain mainan mereka
"Halo kak!" Salah satu anak perempuan berusia 5 tahun berambut pirang mendatangi Nadine sembari membawa boneka nya
"Hai" Nadine tersenyumGadis kecil itu pun mulai memainkan boneka nya di dekat Nadine
"Nama kakak siapa?" Tanya nya
"Aku Nadine" Balas Nadine
"Kamu?" Tanya Nadine setelah nya"Kata suster,nama ku Nadya" Jawab nya sembari memainkan bonekanya
"Kata suster?" Bingung Nadine sambil menatap suster itu"Nadya mengalami amnesia" Ujar sang suster merasa prihatin dengan gadis kecil itu. Nadine terbelalak
"Amnesia?" Kaget nya
"Ya,dia salah satu korban yang selamat. dari insiden jalan layang yang runtuh itu" Jawab sang suster sambil mengusap kepala NadyaNadine bergetar mendengar nya.
"B..bagaimana orang tua nya?" Tanya Nadine. Suster itu menggeleng. Pertanda bahwasanya Nadya juga kehilangan kedua orang tua nya akibat insiden itu
"Anak yang malang" Batin Nadine"Nadine?"
Suara seseorang membuat Nadine menoleh. Ia terkejut lalu tersenyum menatap Manu
"Eh kamu kok ada disini?" Tanya Nadine bangkit
"Aku jalan-jalan mengelilingi rumah sakit. Kata salah satu suster,kamu disini" Ucap Manu tersenyum sumringah. Nadine pun tertawa"Ayo kita jalan-jalan lagi!" Ajak Manu. Nadine mengangguk
"Sampai jumpa lagi,Nadya" Nadine melambaikan tangan nya. Nadya tersenyum dan membalas lambaian nyaNadine dan Manu pun keluar dari sana dan berjalan menuju lift
"Itu anak siapa?" Tanya Manu
"Um aku juga baru mengenalnya. Dia salah satu korban jalan layang itu juga,dia..dia amnesia" Jawab Nadine sambil masuk ke lift dan Manu mengekori nya
"Dia amnesia?" Tanya Manu. Nadine mengangguk"Kata dokter,aku juga mengalami amnesia" Ucap Manu. Nadine baru ingat ada seorang suster memberitahunya bahwa manu adalah salah satu pasien yang mengalami amnesia
"Aku tak ingat apapun. Ketika aku bangun, ada seorang wanita yang mengaku sebagai bibi ku. Dia menangis dan memberitahu semuanya pada ku. Aku bahkan tak ingat apa apa" Jelas Manu sambil keluar dari lift bersama Nadine
"Kamu tak ingat apa-apa?" Tanya Nadine. Manu mengangguk
"Bahkan bibi juga yang memberitahuku bahwasanya aku adalah korban jalan layang itu" Balas Manu"Semoga ingatan mu cepat pulih ya. Bibi mu tak mau kehilangan mu" Ucap Nadine menepuk pundak Manu
Manu tersenyum tipis
"Aku berharap nya sih begitu. Tapi,aku senang sekarang. Karena aku memilikimu sebagai teman!" Girang ManuNadine tersenyum seketika saat mendengarnya
"Sekarang,ceritain dong tentang kehidupan mu. Aku ingin mengenalmu lebih jauh" Ujar Manu
"Um,aku.." Nadine benar-benar bingung harus mulai darimana
"Its okay kalau kamu tak mau cerita. Kamu masih trauma ya?" Tanya Manu. Nadine menggeleng
"Ah tidak,aku tidak trauma sama sekali" Dusta nya"Sebenarnya..aku akan di nikahkan waktu itu" Nadine bergetar sambil menceritakanya
"Menikah?" Kaget Manu
"Ya,menikah. Dengan pria yang aku tak kenali sebelumnya. Ternyata insiden itu terjadi, pernikahan di batalkan. Pria itu beserta keluarga nya masih belum di temukan sampai sekarang" Jelas Nadine"Aku..Aku kehilangan mama dan papa.." Nafas Nadine memburu. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Tangan nya mulai keringat dingin dan ia gugup
"Dan juga adik ku" Ucap Nadine lagi"Sudah hey,kamu tak perlu menceritakan semuanya" Ujar Manu menahan gadis itu
"Aku kehilangan mereka semua" Air mata Nadine akhirnya tumpah dan ia semakin menangis"Nad,shh aku minta maaf karena sudah membuat mu mengingat kejadian itu. Jangan di pikirin lagi-"
"Aku kehilangan mama,papa dan juga Jordan di dalam waktu yang bersamaan,Manu" Nadine semakin menangisManu segera memeluk gadis itu dan menenangkan nya.
"Jangan mengingat nya lagi" Bisik Manu menenangkan nya
"Mereka meninggalkan ku" Isak Nadine di pelukan Manu
"Shh jangan menangis lagi. Aku ada disini bersama mu. Aku tak akan meninggalkan mu seperti yang mereka lakukan" Bisik Manu"Jangan menangis lagi ya?" Ucap Manu sambil menghapus air mata Nadine
💫
"Aku ga mau makan!!" Bentak Nadine sambil melempar piring berisi makanan itu. Viola yang terkejut pun segera menghampiri adiknya itu
"Kamu ini apa apaan sih Nadine? Jangan di lempar-"
"Aku tak mau makan! Jangan paksa aku untuk makan,lagi!" Bentak Nadine menatap Viola dengan marah"Karena aku mau kamu sembuh!" Balas Viola
"Aku tak mau sembuh! Lebih baik aku mati!" Teriak Nadine. Viola menitikkan air mata nya dan menenangkan Nadine
"Kamu tak boleh ngomong seperti itu. Kakak akan kesepian jika kamu tak ada. Kamu masih punya masa depan yang indah,Nad" Ucap nya menenangkan Nadine"Omong kosong! Semua nya omong kosong!" Akhirnya Nadine menangis
"Makan lah sedikit,kamu belum makan dari tadi siang-" Omongan Viola terpotong
"Kau bukan mama!! Jangan bertingkah seolah-olah kau adalah mama!" Bentak Nadine penuh amarah,air mata nya terus terjatuh
"Aku belum bisa membuat mama senang, tapi mama sudah meninggalkan ku duluan. Bagaimana dengan dirimu?! Kau membuat mama senang dan bangga setiap hari! Kau sudah berhasil mengambil hati mama.." Suara Nadine mengecil,tenaga nya mulai habis karena berteriak
Viola segera menekan tombol berkali-kali agar dokter dan suster datang. Beberapa menit kemudian seorang dokter dan dua suster datang,mereka segera menangani Nadine
"Nadine stress lagi seperti kemarin" Ujar nya
"Aku tidak stress,kak! Aku iri padamu! Mama dan papa selalu sayang pada mu daripada aku!" Bentak Nadine
tbc...
hello all.. thank u for showing ur support on this story 🥺🥺❤️❤️ and thank u so much for 5k readers!! 😭❤️
vote and comment yaaah! makasii🥺❤️
-author
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bride [18+]✓
Romance"Ahh..Harder please..!! Faster!" "You'll get both,sweetheart" 💫 Nadine Chandwick,gadis berusia 18 tahun yang terpaksa harus menikah dengan pria yang tak ia kenali sama sekali,atas keputusan orang tua nya. Nadine merasa tak pernah mendapatkan kea...