(Manu on mulmed)
💫
"Susan"
Susan menoleh dan menghentikan aktifitas nya menyusun beberapa obat Nadine di laci.
"Ada apa Viola?" Tanya nya saat Viola mendekati nya"Pria itu dan keluarga nya.." Ucap Viola bergetar
"Tidak selamat" Sambung nya"Pria? Pria siapa?" Tanya Susan khawatir
"Pria yang akan di nikahkan dengan Nadine! Dia dan keluarga nya tak selamat!" Ucap Viola. Susan terkejut seketika
"Benarkah? Darimana kamu tau?" Tanya Susan
"Aku baru saja mengubungi pihak mereka" Ucap Viola bergetar"Astaga.." Ucap Susan yang juga tak menyangka
"Dimana Nadine?" Tanya Viola tak menemukan keberadaan adiknya
"Dia pergi tadi""Pergi? Sama siapa? Kenapa kamu tak menemani nya?" Tanya Viola
"Dia hanya jalan-jalan dengan teman nya,Viola" Balas Susan
"Ya lalu kenapa kamu tak ikut? Bukan nya aku sudah menugaskan mu untuk mengawasi Nadine?" Ucap ViolaSusan menghela nafas dan menatap gadis itu
"Vi,tenang lah. Adikmu baik-baik saja. Aku tak akan merusak moment bahagia nya dengan teman nya itu" Ucap Susan tersenyum
"Moment bahagia? Apa maksudmu?" Tanya Viola"Dia berteman dengan seorang pria. Dan aku bisa melihat kebahagiaan di mata Nadine saat Nadine bertemu dengan nya" Ucap Susan menceritakan nya sambil tersenyum membayangkan wajah bahagia Nadine
"Kau yakin?" Tanya Viola
"Sangat yakin. Nadine tersenyum memandang pria itu. Pria itu juga terlihat seperti orang baik" Jawab Susan
"Aku hanya takut..Nadine kenapa-kenapa" Ucap Viola khawatir"Tapi..kamu tau siapa pria itu? Kenapa Nadine tak pernah cerita ke aku" Ucap Viola
"Ah aku lupa menanyakan hal itu. Mungkin nanti Nadine akan cerita ke kita" Jawab Susan💫
"Hujan Manu! Ayo kita berteduh!" Ajak Nadine. Manu segera menarik gadis itu ke sebuah halte dan mereka berteduh disana
"Dingin ya" Ucap Nadine mengigil"Ah sial aku tak membawa jacket!" Manu menepuk jidatnya
"Kamu kedinginan sekali" Ucap Manu
"Ah its okay,Manu. Aku juga-" Omongan Nadine terhenti saat Manu tiba-tiba mendekapnya agar gadis itu tetap merasa hangat"Manu?" Ucap Nadine tapi Manu terus memeluknya dengan nyaman
Nadine berhadapan dengan dada bidang pria itu. Ia seketika tersenyum dan membalas pelukan pria itu
"Manu!" Panggil Nadine dan Manu menatap nya
"Ya ada apa?" Tanya Manu sedikit berteriak karena suara hujan yang deras"Aku menyukaimu!" Ucap Nadine berteriak agar Manu mendengar nya
"Apa?!" Balas Manu
"Aku menyukaimu!" Ucap Nadine lagi"Kamu menyukaiku?!" Tanya Manu
"Iya!" Balas Nadine
"Ooh..tunggu,apa?! Kamu menyukaiku?!" Tanya Manu yang baru saja mencerna omongan Nadine
"Hahaha iya aku menyukaimu!" Tawa Nadine"Aku juga menyukaimu!" Balas Manu. Pipi Nadine memerah seketika
"Terima kasih sudah membuat ku merasakan cinta di saat aku sedang sakit" Ucap Manu lagi
Nadine seketika tersenyum
"Aku juga ingin berterima kasih pada mu! Terima kasih sudah membuat ku sebahagia ini" Balas NadineManu meraih wajah gadis itu dan mengecup bibirnya. Nadine membalas lumatan nya disana,tapi juga berharap tak seorang pun melihat kedua nya tengah berciuman
"Be my girlfriend?"
"Yes! I will!" Balas Nadine tersenyum senang
💫
"Susan,aku pulang!" Teriak Nadine
Susan segera keluar dan memberikan nya handuk
"Rambut kamu kok basah?" Tanya Susan khawatir
"Aku kena hujan sedikit kok sama Manu" Jawab Nadine tersenyum
"Untung nya dia membawaku berteduh tadi, jadi aku tak terlalu basah kuyup" Sambung nya. Manu keluar dari mobil nya dan menjabat tangan Susan"Manuel" Ucapnya memperkenalkan diri
"Aku Susan. Kamu..pria yang kemarin di taman kan?" Tanya Susan
"Ya benar! Kamu pengasuhnya Nadine?" Tanya Manu
"Ya benar" Susan tersenyum"Nadine cerita banyak ke aku soal dirimu" Ucap Manu dan ketiga nya tertawa
"Ayo masuk! Aku akan buatkan coklat panas" Ucap Susan mempersilahkan masuk"Nadine,ganti baju mu. Ntar kamu demam" Ucap Susan
"Dimana kak Viola?" Tanya Nadine tak melihat sang kakak
"Viola ada urusan penting. Dia ke Chicago untuk satu bulan" Jawab Susan
"Benarkah? Ia tak memberitahuku" Ucap Nadine"Kamu tak mengangkat telepon nya tadi. Dia pergi sangat terburu-buru" Ucap Susan
"Oh..baiklah. Aku ganti baju dulu" Ucap Nadine pergi ke kamar nya"Ini handuk untuk mu" Ucap Susan memberi handuk untuk Manu lalu duduk di samping pria itu
"Terima kasih" Ucapnya dan Susan tersenyum"Kamu sudah lama mengenal Nadine?" Tanya Susan
"Tidak juga. Aku berteman dengan nya saat kami menjadi pasien di rumah sakit itu" Ucap Manu dan Susan angguk-angguk"Aku..bingung. Kenapa Nadine membutuhkan pengasuh?" Tanya Manu
"Gadis itu bisa hilang kontrol kapan saja. Viola kesusahan mengasuhnya karena Viola juga sibuk. Nadine hampir mengalami gangguan jiwa karena ia juga depresi"Manu terdiam seketika
"Depresi?" Tanya Manu dan Susan mengangguk
"Tekanan dari keluarga nya" Jawab Susan merasa kasihan"Dia di paksa menikah sebelum kejadian itu. Dia juga depresi karena tak di izinkan berkuliah di universitas favoritnya" Jelas Susan
"Gadis malang" Ucap Manu
"Benar. Aku sangat kasihan dengan nya. Tapi.. aku juga mau berterima kasih padamu. Dengan kehadiran mu,Nadine jauh lebih bahagia" Ucap Susan tersenyum
"Wah benarkah?" Tanya Manu tersenyum sumringah dan Susan mengangguk"Terima kasih ya" Ucap Susan.
💫
"Good night" Ucap Susan
"Good night,Susan" Balas Nadine. Susan mematikan lampu lalu keluar dari kamar Nadine
Ddrrt..Ddrrrt..
Susan meraih handphone nya yang bergetar
"Viola is calling..."
Ia segera mengangkat panggilan itu
"Hai,Viola"
"Hai Susan,Apa Nadine sudah tidur?"
"Sudah,baru saja"
"Oh..baiklah. Titipkan salam ku padanya ya. Jam berapa ia pulang tadi?"
"Baiklah. Dia pulang sekitar jam lima sore, bersama teman nya itu. Mereka berdua having fun disini. Bahkan mengajakku bermain monopoly bersama" Ucap Susan tertawa
"Wah benarkah? Haha asyik sekali. Btw,teman yang mana? Yang kamu ceritakan tadi?"
"Ya! Benar,pria itu"
"Wah,siapa namanya?"
"Seingat ku,namanya Manuel"
"M..Manuel?" Tanya Viola seakan tak asing dengan nama itu
Tbc..
hey guys! sorry bgttt gw lama update 😖vote and comment yaaa🥺hope u like this chapter! ❤️
-author
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bride [18+]✓
Romance"Ahh..Harder please..!! Faster!" "You'll get both,sweetheart" 💫 Nadine Chandwick,gadis berusia 18 tahun yang terpaksa harus menikah dengan pria yang tak ia kenali sama sekali,atas keputusan orang tua nya. Nadine merasa tak pernah mendapatkan kea...