"Sumpah aku tidak akan meminjami Jaemin kameraku lagi. Kameraku bagus bagus kusayang sayang, memorinya hampir penuh karena ke-tolol-an nya memotret dora dekil begitu banyaknya."Younghoon sepertinya sudah 2 hari tertawa karena ocehan Lisa yang mengulangi kata katanya setiap hari. Gadis itu masih sangat kesal. Padahal sudah lewat.
Lisa menoleh ke Younghoon, "Tolong Perawat Kim, katakan kepadaku dimana otak anak itu?!"
"Sudahlah nona, mungkin dia bosan. Lagi pula, dora itu juga seorang gadis kan?"
Lisa mendengus. "Gadis bodoh."
Younghoon mengernyit. "Hah? Bodoh bagaimana? Diakan tokoh kartun, lucu."
"Dia terus bertanya dan memerintah kita. Memang dia siapa?! Katakan peta katakan peta! Peta! Lebih keras! Peta! Lebih keras! HALAH! Yang ada uratmu putus! Kartun macam apa itu?" Ujar Lisa dengan emosi.
Younghoon sudah tidak kuat. Perutnya sakit sekali. "Aduh nona, tolong berhenti lah. Aku lelah."
"Lagi siapa yang menyuruhmu tertawa pula. Oh ya, Perawat Kim..."
Younghoon meredakan tawa nya, lalu menatap Lisa. "Apa?"
"Kapan...dia datang lagi?" Tanya Lisa pelan. Kepalanya menunduk.
Younghoon tersenyum tipis, tangannya bergerak mengelus pucuk kepala Lisa. "Nyonya Jieun?"
Lisa mendongak lalu mengangguk.
"Sebenarnya, dia sudah datang kemarin. Tapi kau tidak mau keluar seharian---
"Kenapa tidak bilang padaku?!"
"Maaf, aku tak ingin menganggumu. Aku...tak mau kau menangis dan hilang kendali lagi saat bersamanya. Cukup satu kali saja, Nona Lisa."
"Kau takut aku melukainya ya?" Tanya Lisa sedih.
Younghoon segera menggeleng. "Bukan, aku takut dia yang akan melukaimu."
"Tidak mungkin...dia Ibu yang baik. Aku lah yang tidak baik," elak Lisa sambil menatap Younghoon dalam.
"Nona Lisa, kau sakit."
Lisa terdiam sesaat, "Aku sehat, aku tidak demam atau flu atau terbaring diranjang."
"Bukan fisikmu, tapi mentalmu."
"Dia yang membuatmu merasakan ini," lanjut Younghoon pelan. Tapi Lisa masih bisa mendengar.
Lisa kembali terdiam, kepalanya menunduk lagi. Dadanya terasa sesak, ketika Younghoon mengatakan itu.
It's sad but it's a fact.
"Jangan sedih, hari ini akan banyak orang datang menjenguk keluarga mereka. Tak apa, kita jalan jalan saja didekat danau. Mau ya?"
***
Lucas, Lia dan Yeonjun sedang berada di ruangan kosong yang berada di lantai 3. Mereka selalu bermain disana, entah bermain apa. Mereka seharusnya bersama Jaemin juga, tapi tadi Jaemin pamit turun dahulu untuk mengambil beberapa cemilan.
"Begini ya, aku rasa tadi aku buang air besar dikamar Jaemin."
Lia menatap jijik Lucas yang bercerita dengan santainya. "Apa gunanya kau bercerita itu?"
"Banyak! Kau harus belajar dari ceritaku, kalau ingin buang air besar tidak boleh ditahan tahan."
"Kurasa kau pasien terlama yang akan sembuh," ujar Yeonjun sambil menggeleng geleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Manoban and Lee
FanfictionKetika dua jiwa yang berbeda memiliki perasaan yang sama. Apa respon semesta? *** "Apakah kau tidak tau? Kalau didunia ini semua manusia akan selalu dikejutkan dengan hal hal yang tak terduga." "Yang perlu kam...