"Nuna, kembalikan celana dalamku!"Lisa mendengus. "Jika kau ingin celana dalam-mu kembali, maka berhentilah menggambar diwajahku saat aku tertidur!"
Jaemin menghela nafas, "Tidak bisa."
"Kenapa?!"
"Itu menyenangkan."
Lisa memukul dahi Jaemin. "Bodoh! Aku nya yang tidak senang!"
"Kau terlalu cantik nuna, nanti banyak yang suka. Bukankah lebih baik kau jelek?"
"Sehingga tidak ada yang datang untuk menyakitimu," lanjut Jaemin pelan.
Lisa tertawa kecil, "Apa bedanya? Sama saja. Jaemin, dengar ya? Seseorang yang fisiknya bagus saja bisa disakiti, lalu bagaimana yang tidak? Bahkan biasanya lebih parah."
"Setidaknya ada yang menolongmu, karena iba. Dan terlihat kau tidak memiliki apapun. Jika kau cantik, mungkin orang tidak akan membantumu karena mengira kau punya masih kekuatan."
Lisa merangkul Jaemin dengan tangan kanan nya, tangan kiri nya masih memegang celana dalam Jaemin. "Salah besar! Disaat kau memiliki fisik kurang bagus, disana orang lain bukan membantu tapi ikut mengolok-olokmu. Jadi semua saja."
Jaemin melirik Lisa yang agak jinjit untuk merangkulnya. "Aku heran, kau gila darimana nya? Pikiranmu masih positif saja tuh."
"Aku kan manusia setengah bidadari, pasti aku dibantu teman teman seperkayanganku."
Jaemin berdecak kagum, "aku harus menarik kata kataku. Ternyata kau memang gila."
Lisa terkekeh. "Kurang ajar! Ini kubalikkan! Aku duluan!"
Jaemin mengambil celana dalamnya dari tangan Lisa. Lalu Lisa pergi meninggalkannya.
Ia menatap celana dalam putih favorite nya. Melihat sebuah keganjalan, ia cemberut. Lisa menggunting celana dalamnya dengan bentuk hati tepat ditengah tengah.
"AISH NUNA!"
***
"Kemarin oppa tampan itu menanyai banyak hal tentangmu."
Lisa berdecak, "Wah ternyata kau yang bilang. Kenapa kau menceritakannya?!"
Lia menghela nafas. "Aku disogok tiga batang cokelat."
"Ciri ciri penerima cuap," celetuk Lucas.
Lisa mendengus, "Suap bodoh!"
"Ah, nuna kau tak mengerti bahasa gaul ya? Kuno sekali hidupmu."
"Tenang saja, lagi pula aku hanya memberi tahu tentang bajingan itu. Bukan tentang keluarga." Lia menepuk bahu Lisa pelan. Walaupun mereka sering bertengkar, sebenarnya mereka cukup dekat.
"Ooou, Doyoung hyung? Bagaimana kabarnya ya?" Lucas menatap Lisa.
Lisa mengedikkan bahunya. "Untuk apa bertanya padaku, dia bukan siapa siapa. Tidak penting."
"Halo teman teman!"
Lisa, Lucas dan Lia menoleh kearah sumber suara.
"Apa kalian merindukanku?"
Lucas berdecih, "Aku tidak mau berteman dengan orang cacingan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Manoban and Lee
FanfictionKetika dua jiwa yang berbeda memiliki perasaan yang sama. Apa respon semesta? *** "Apakah kau tidak tau? Kalau didunia ini semua manusia akan selalu dikejutkan dengan hal hal yang tak terduga." "Yang perlu kam...