gue, pak hans dan om johnny berada tepat didepan rumah gedongannya yudha. daritadi gue mencetin bel-nya tapi ga ada yang nyamperin.
"YUDHA ANJING LAMA LO!"
om johnny langsung dihadiahi tempelengan dari pak hans.
"lo tuh, anjing. sialan lo ngatain adek gue!" ujar pak hans. gue daritadi cuma bisa ngeliatin mereka adu bacot.
buat yang heran kenapa om johnny bisa sama gue dan pak hans, karena katanya dia ga rela gue deket-deket sama pak hans.
"panas bat dah, panas api cemburu" kata om johnny sebelum kita bergegas kerumah yudha.
tapakan kaki mulai terdengar dari dalam rumahnya yudha.
"lah anjay rame" ucap yudha setelah membuka gerbang rumahnya sambil mengusap matanya.
"iyalah anjay anjay anjay" celetuk gue.
"heh, ntar dipenjara lo ngomong anjay. anjay." kata om johnny.
pak hans pun menyaut, "biarinlah anjay"
setelah kebacotan anjay yang ga ada habisnya itu, gue dan para kaum adam itu memasuki rumah yudha.
anjay.
•°•°•
"yud, lo kenapa ga bilang kalo pak hans abang lo?"
yudha keselek air jamban,
ngga.
air putih maksudnya.
"apaan si anjir woy ngadi-ngadi lo. gue mana punya abang" ucap yudha.
pak hans tersenyum maklum, "mau tes DNA? gue bawa lo ke mama papa mau?"
alis yudha bertaut, menatap sinis pak hans yang masih mematri senyuman diwajahnya.
"kalo emang bener gue adek lo, kenapa pas kecil gue ga punya siapa-siapa selain orang-orang dipanti? gue anak haram apa gimana si?"
iya, yudha jelas marah. yudha juga ga tau kenapa keluarganya sendiri ngebuang yudha dengan gampangnya.
merasa ga layak untuk dikasihi.
"ntar dirumah gue jelasin, balik dulu. ketemu mama papa."
"ga segampang itu gue ninggalin keluarga gue yang sekarang. mau gimana-pun, mereka yang ngurus gue. ga kaya emak bapak lo" sarkas yudha.
gue menyenggol pelan lengan yudha, "jangan gitu, coba lo ketemu dulu seenggaknya."
"yaudah. tapi abis itu gue langsung balik kesini lagi."
gue dan pak hans tersenyum lega, sedangkan om johnny daritadi mantengin hp-nya.
dan ada telepon masuk,
dari ashley.
"bentar, ada telfon" ujar om johnny dan langsung menjauh.
"dih gapeduli juga gue." celetuk pak hans. setelah itu, yudha dan pak hans ngobrol-ngobrol. awalnya sih yudha kaya males gitu sama pak hans, tapi lama kelamaan jadi welcome gitu deh.
"kamu ga nyamperin johnny?"
gue menoleh, "ngga, kan lagi telfonan. takut ganggu"
"iya sih, telfonan sama ashley kayanya" kata pak hans. jujur, disitu gue langsung kaget sekaligus bingung.
pak hans kenapa bisa kenal ashley?
"cemburu kalo gue telfonan sama mantan selingkuhan lo?" sulut om johnny dan terduduk disebelah gue.
"HAH?"
gue dan yudha sama-sama membeku. bener kata pak hans, dunia emang sempit.
"jadi... maksudnya-- pak hans...?"
om johnny terkekeh, "iya, cowok yang ketauan aneh-aneh sama ashley diclubnya jeffrey."
"terus? lo marah? bukannya udah ga ada rasa sama ashley?" jawab pak hans dengan muka yang songong.
gue ga boong, tapi seru banget liatin orang sinis-sinisan begini.
"ya emang ga ada rasa--"
"tapi mau nikah lagi kan lo berdua? sadar john, jangan pikir gue gatau kalo lo ngerusak tessa sampe hamil anak lo."
om johnny mencondongkan badannya kedepan, "sadar diri juga sih, ngaca. ga tau diri amat ngewong sama istri orang"
"udah sih elah, udah berlalu juga ngapain diungkit-ungkit?!" ucap gue pada akhirnya.
jujur, gue bukannya mau ngelerai mereka biar baikan. gue cuma sakit hati aja denger om johnny bahas ashley terus-terusan.
"but he steal my ashley, sa"
"ya terus? toh om johnny juga mau nikah lagi sama your ashley. emang bener ya, yang namanya brengsek bakal tetep brengsek. kalo ngarepin mantan istri bilang aj--"
"gausah ribut bisa ga sih sa? aku capek. itu kan dulu aku ngarepin dia, sekarang aku udah punya kamu. ngapain ngarepin yang lain?"
pak hans dan yudha menghela napas, "ke kamar gue aja yuk bang,"
"lo berdua, kalo dramanya udah kelar bilang." lanjut yudha.
dan bener aja, yudha sama pak hans naik keatas. sedangkan gue dan om johnny dilanda dengan kecanggungan.
"sorry sa, aku masih ngerasa sakit hati pas tau ashley selingkuh. sumpah aku ga ada rasa apa-apa lagi sama ashley. luka yang dulu, masih ada bekasnya sa."
gue paham, luka yang dimaksud om johnny bukan luka fisik. tapi luka dihati.
"baikan ya? minggu depan aku take off ke chicago. aku bakal ngabarin kamu, walaupun situasinya ga memungkinkan, aku usahain."
"jangan capek sama aku, sa. jangan nyerah, ya?"
ucapan dimulut dan dihati tentu berbeda, hati gue bilang, "that's enough. leave someone who shouldn't be with u. it's not ur destiny to live with him."
tapi mulut gue bilang, "iya, aku ga bakal nyerah. love u, john. and i always will."
________________________________________
PANJANG BANGEDDDD
monoton yak? wkwk
new chapt pen gua cepetin alurnya aja dah gimana gais? EHE.
KAMU SEDANG MEMBACA
sugardaddy •johnny
Fanfiction[ komplit spt nasi goreng ] ✔ ❝cita-cita saya dari smp, punya sugardaddy❞ ⚠️ kinda nsfw ⚠️ age gap relationship ⚠️ ILLEGAL RELATIONSHIP [ tidak mengandung unsur seksualitas yang berlebihan, tidak juga disarankan untuk anak dibawah 15 tahun ] ⓒgebluk...