11 | Side Effect

2.1K 249 74
                                        

"Meskipun aku bertindak seperti semuanya baik-baik saja, aku tak bisa berbohong." -Ex/Stray Kids
--


Mobil van hitam melaju dengan cepatnya, melintasi jalanan kota yang dipenuhi gedung-gedung menjulang di setiap sisinya.

Sepanjang perjalanan menuju rumah, Han dan ayahnya terus saja bertengkar. Topik pertengkaran itu tak lain tak bukan adalah kasus bully kemarin. Selama tak ada yang berkepala dingin, perdebatan tentu tak bisa dihindari.

"Papa pusing banget mikirin kasus kamu, Han. Lain kali kalau mau bertindak itu dipikir dulu!" bentak sang ayah dengan wajah memerah, seraya menambah kecepatan mobilnya.

Han yang sudah tak tahan lagi dengan ocehan ayahnya, segera menjawab. "Ya udah sih, Pah, yang penting 'kan aku udah minta maaf ke Minho."

"Kamu pikir semudah itu nyelesain masalah? Orang-orang akan tetap menuntut agar kamu dihukum."

"Ya terus aku harus gimana lagi, Pah?! Papa dari tadi bisanya marah-marah aja, mana solusinya?! Lagian waktu aku minta pendapat, Papa setuju aja kok waktu itu."

"Tapi semuanya berantakan gara-gara kamu!"

"Kok Papa terus-terusan nyalahin aku sih? Itu emang udah takdir mereka."

Ucapan Han lantas membuat emosi ayahnya meledak. Ia reflek menghadap belakang, bersiap untuk melayangkan tamparan. "Jaga bicara kamu! Biar gimanapun, mereka itu tetep keluarga dari temen dekat ibumu."

"Oke, kalo gitu aku bakal nyerahin diri ke polisi."

"Kamu ini bener-bener--"

"Pah, awas, Pah! Itu ada pohon!" potong Han panik. Telunjuknya mengarah persis ke sebuah pohon tua yang sebentar lagi siap dihantam mobilnya.

Dengan panik, ayahnya pun mencoba menginjak rem, berharap usahanya tidak terlambat. Namun ....

Brukkk!

Upayanya tak berhasil. Dalam sekejap, mobil yang mereka tumpangi hancur. Hantaman yang kuat membuat mobil itu rusak parah dan hampir meledak. Pengguna jalan yang juga sedang melintas langsung mengerubungi lokasi itu untuk memberi pertolongan.

Terdengar lirihan lemah dari Han. Ia berusaha menggapai ayahnya dengan tangan yang sudah dipenuhi darah segar. "Pah, kaki aku sakit banget."

Samar-samar Han melihat ayahnya yang sudah terkapar tak berdaya. Ia berusaha tetap kuat, meski perih luka semakin menyayat tulangnya. Hingga tak lama, semuanya jadi gelap. Han tak sadarkan diri.

***




Minho menjemur handuk yang menggantung di lehernya, kemudian beranjak ke depan televisi yang baru saja ia nyalakan.

Dalam beberapa saat, jarinya sibuk mengutak-atik remote di tangannya, berharap film action dapat segera ia temukan. Tapi ketika mendengar sebuah lokasi familiar disebutkan oleh sang jurnalis dalam sebuah program berita, mendadak rasa tertarik timbul dalam dirinya, membuatnya kini memilih untuk menyimaknya sambil duduk.

Ia mendengar dengan jelas sepotong laporan berita tersebut.

"Polisi melaporkan, telah terjadi kecelakaan mini bus di area jembatan, kemarin. Dua orang yang tercatat sebagai korbannya adalah pengemudi dan penumpang mobil itu sendiri. Menurut para saksi, mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi itu menghantam sebuah pohon besar yang berada di tepi jalan. Sampai saat ini, korban masih ditangani oleh pihak Rumah Sakit."

Different ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang