Prolog

11.8K 1K 122
                                    


"Menikah?"

Abi dan Gisa saling melirik satu sama lain sebelum mengangguk serentak pada Rahayu, Ibu Gisa. Rahayu mengerjap, wajahnya terlihat terkejut setelah mendengar apa yang baru saja Abi katakan.

Lelaki yang baru saja datang tadi malam ke rumahnya itu, yang dia ketahui sebagai teman putrinya, kini tiba-tiba saja mengatakan jika dia ingin menikahi Gisa.

Suasana di ruang tamu yang mereka jadikan sebagai tempat untuk bicara mendadak terasa hening. Dari tempatnya duduk, Rahayu melirik ke arah meja makan yang memang bisa dia lihat dari tempatnya. Arjuna dan Raja berada di sana, sedang menatap lekat pada mereka semua. Membuat Rahayu mengerti jika putranya itu sudah tahu lebih dulu.

Rahayu menghela napas berat, saat dia menatap putrinya lekat, dia tidak menemukan hal lain selain kejujuran dan ketulusan. Rahayu sangat mengenal bagaimana Gisa. Apa pun yang Gisa lakukan, Rahayu pasti mengetahuinya. Sekalipun Gisa berbohong padanya.

Dan kali ini, Gisa terlihat sangat serius dengan maksudnya.

"Gisa," ucap Rahayu lembut. "nak Abi ini... pacar kamu?"

"Hm..." Gisa mengulum bibirnya. Pasalnya, dia bingung harus menjawab apa. Dia dan Abi tidak pernah berpacaran, kan?

"Menikah itu hal yang besar, Ibu nggak mau ada kebohongan dalam pernikahan kamu." Ujar Rahayu lagi ketika menemukan gelagat aneh dari Gisa.

Gisa menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan. "Bukan, Bu. Gisa sama Abi... nggak pernah pacaran. Tapi..."

"Kami saling mencintai," sela Abi, dia tersenyum tipis ketika memalingkan wajah untuk menatap Gisa. "Selama banyak menghabiskan waktu bersama Gisa, saya jatuh cinta dan saya juga berhasil membuat dia jatuh cinta pada saya."

Gisa ingin memutar bola matanya malas saat melihat sudut bibir Abi yang terangkat angkuh. Namun sayangnya itu bukan waktu yang tepat.

"Nak Abi, kalau boleh Ibu tahu, sejak kapan nak Abi mengenal Gisa?" tanya Rahayu lagi.

"Lumayan lama, Bu. Hm... sejak si berengsek Leo belum menikah kan, Gis?" tanya Abi pada Gisa.

Kedua mata Gisa memelototi Abi karena lelaki itu baru saja mengatakan hal yang bisa saja membuat Ibunya mengetahui betapa berengseknya calon menantunya itu.

Rahayu terperangah. "Si berengsek Leo? Maksudnya... Leo suaminya–"

"Iya, Bu, Leo yang itu. Hm... Abi dan Leo bersahabat jadi... yah... gitu deh, Bu." Gisa tersenyum kaku pada Ibunya, namun, satu kakinya sengaja menginjak kaki Abi di bawah sana hingga Abi menggigit bibirnya menahan teriakan.

Mereka menoleh satu sama lain, kedua mata Gisa mendelik tajam sementara Abi meringis dan menatap Gisa memohon agar berhenti menyiksa kakinya.

"Kalau boleh Ibu tahu, pekerjaan nak Abi apa, ya?" tanya Rahayu lagi.

Pertanyaan kali ini membuat Abi dan Gisa meneguk ludah mereka berat. Mati aja deh gue, umpat Abi di dalam hati. Bahkan ketika dia melirik Gisa, dia menemukan hal serupa di wajah calon istrinya yang belum tentu bisa menikah dengannya karena kalau saja Abi memberitahu pekerjaannya pada Ibu Gisa, Abi yakin seratus persen jika detik itu juga dia akan di usir oleh Rahayu.

Mana mungkin ada orangtua yang rela menyerahkan putrinya pada perampok dan pemeras kelas kakap sepertinya, kan?

"Hm..." gumam Abi dengan nada ragu. Bibirnya terbuka dan terkatup berkali-kali karena kesulitan untuk memberi jawaban.

The Journey (Skuel Tikus Dan Kucing Jatuh Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang