BAB - 17. Terancam

302 169 36
                                    

"Ehh udah pulang, gimana permainannya sayang?" Tanya sosok perempuan kepada laki laki yang baru saja datang memasuki rumahnya dan tengah berjalan mendekatinya.

"Kaya biasa, seru sih, tapi ada sedikit gangguan," jawab laki laki itu.

"Hah? Gangguan apa maksudmu?"

"Ada pahlawan kesiangan, kayaknya sih dia pacarnya," lanjut laki laki tersebut lalu duduk di sofa.

"Dia punya pacar?"

"Iya kali, ga tau, tapi kayaknya iya, soalnya si pacarnya rela nolongin dia ampe bonyok,"

"Tapi kamu berhasil buat kasih dia pelajaran kan?"

"Beres ma,mama tenang aja,"

"Bagus, biar dia nggak berani macem macem sama kita,"

"Nggak begitu ngaruh sih, dia itu keras kepala,tapi suatu hiburan aja buat gue liat dia lemah dan cuma bisa pasrah kaya gitu," laki laki tersebut tertawa membuat sosok perempuan tadi ikut menyeringai.

"Sekeras apapun pendiriannya, tetap saja semua akan roboh jika terus terdesak,"

"Hahaha, gue suka permainan ini,"

Perempuan tersebut mendekat, lalu ikut duduk disamping laki laki itu.

"Kamu mempunyai kebebasan, maka hancurkan dia sehancur hancurnya karena kehancuran dia akan menjadi suatu kebahagian bagi kita, bukan begitu?

"Tentu, gue paling suka liat dia menderita kaya gitu, apalagi semua ini sungguh mengasyikkan,"

"Bagus! Buat dia menderita dan sertakan orang orang terdekatnya. singkirkan gangguan yang kamu maksud! Dia pacarnya bukan? Dengan lenyapnya orang itu maka mama yakin, dia akan jauh lebih menderita,"

"Dengan senang hati," laki laki tersebut beranjak lalu berjalan menaiki tangga menyisakan tawa yang menggema dari sosok perempuan tadi.

***

"Lo belum jawab pertanyaan gue!"

"Ck,yang mana?"

"Gue udah nanya itu ulang ulang dari tadi dan lo masih nanya pertanyaan yang mana? Hello lo nggak budek kan Flowerrina?"

"Belibet lo!" Jawab Flo ketus.

Nella menatap kesal pada Flo yang terus mengabaikannya.

"Lo nggak mau cerita sama gue? Oke fine, gue emang nggak penting buat lo,"

Flo menghentikan langkah nya lalu berbalik menghadap Nella.

"Nggak gitu Nell, kenapa sih?"

"Lo habis berantem?"

"Gue udah jawab kan? Enggak Nella, Enggak. Lo ngerti bahasa manusia kan?" Flo memutar bola matanya malas, sudah sejak tadi Nella terus menanyakan hal yang sama.

"Gue nggak percaya, terus kenapa bibir lo luka gitu?" Tanya Nella menyelidik.

"Jatoh," alibi Flo.

"Jangan boong sama gue, masa iya lo jatuh bibir lo yang luka kaya gitu? Lo nyium aspal? Miris,"

"Gue gabisa jelasin sekarang,"

"Kenapa nggak?"

"Gue udah janji, ini rahasia," ucap Flo menekan di akhir kalimat.

"Lo main rahasia rahasia an sekarang sama gue?"

"Yaudah iya, nanti gue ceritain semuanya pas lo nginep dirumah gue," pasrah Flo akhirnya.

"Yaudah janji?" Flo hanya mengangguk menyetujui.

"Pokoknya lo utang banyak cerita sama gue, dari kejadian lo di mall sampe ini bibir jadi ungu kek begini, semuanya! ga ada yang kelewat," tekan Nella seraya mencubit pipi Flo pelan.

Frozen Heart [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang