BAB - 49. Siapa?

71 21 12
                                    

Kali ini kelas baru benar-benar sudah dimulai. Dan materi pelajaran baru juga sudah berlangsung. Jadwal olahraga kini jatuh kepada kelas Dua belas IPA - 1 yang baru. Tapi untuk pelajaran kali ini, semua siswa dibebaskan untuk melakukan apapun tanpa hadirnya guru yang mengawasi, karena terkait dengan tahun ajaran baru, semua guru sekarang tengah mengadakan rapat.

Anska, Arlan dan juga Riga sedang berjalan berdampingan menuju lapangan usai mengganti seragam mereka.

"Gini nih, kalo pas pelajaran olahraga trus dibebasin kaya gini, emang udah paling enak dah," celetuk Riga membuka pembicaraan.

"Valid no debat pelajaran paling enak ya olahraga tanpa guru haha," sambung Arlan disertai tawa kecil.

Koridor sekolah terlihat cukup ramai pada jam masuk seperti ini, karena semua kelas mendapatkan jam kosong hari ini. Hal ini biasa, memilih untuk memberi jam kosong daripada harus diliburkan.

"Lo berdua tau nggak?" Ceplos Riga.

"Nggak," jawab Arlan dan Anska bersamaan.

"Gue habis diajarin jokes bapack bapack sama bokap gue dong!" Seru Riga menyombongkan diri.

"Maksud lo? Lo nemuin bokap lo ke surga?" Heran Anska.

"Anjir dark!" Sahut Arlan.

"Bukan bokap yang itu," jelas Riga membuat Anska dan Arlan mengernyit.

"Lah bokap lo ada berapa anjrit!" Kaget Arlan memukul kepala Riga.

"Mami gue abis ketemu duda kaya," ceplos Riga langsung mendapat pukulan lagi dari Arlan.

"Widih foya foya nih," girang Arlan.

"Stres," desis Anska memalingkan wajahnya.

"Mau denger jokes nya nggak?" Tawar Riga.

"Gue jawab nggak pun lo juga bakal tetep ngomong," ucap Arlan.

"Kenapa sapi bau?" Tanya Riga memulai aksinya.

"Bukannya yang bau itu lo?" Sahut Arlan.

"Karena keteknya empat xixi ngakak abiezzz!" Seru Riga.

"Anggap gue tombol 'apaan sih'," ucap Arlan dengan raut malasnya.

"Ikan ikan apa yang suka berhenti?" Lanjut Riga.

"Ikan capek renang kali," jawab Arlan.

"Salah, yang bener ikan pause aht aht ngakak abiezz," Riga tertawa.

"Apasih receh banget," kata Arlan yang ikut tertawa.

"Terakhir deh, hewan apa yang ga bersuara?"

"SeMUTE hahaha," gelak tawa Riga semakin menjadi.

Anska yang sedari tadi hanya mendengarkan hal konyol yang sedang Riga ucapkan kali ini ikut tertawa kecil.

"Udah anjir ga jelas," sela Arlan di tengah tawanya.

Mereka kembali berjalan dan suasana kembali seperti sebelumnya.

"Eh bos, pertandingan basket jadinya kapan sih?" Tanya Riga pada Anska.

"Minggu depan," jawab Anska santai sedangkan Arlan dan Riga menatap Anska tak percaya.

"Hah? Kok lo baru bilang sekarang kampret!" Sungut Riga.

"Ka, emang bisa ngejar waktu? Lawan kita nggak main main anjir, biasanya pertandingan habis ajaran baru gini skill mereka hebat," imbuh Arlan.

"Lo berdua ga percaya sama gue?"

"Bukan gitu Ka, iya emang ini gampang buat lo lah kalo anak anak yang lain gimana bego?" Kesal Arlan.

Frozen Heart [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang