Bab kedelapan|| Permainan membuntuti dimulai

3.8K 330 16
                                    

Sore ini Tim 7 kembali melakukan rapat bersama dengan Kakashi-sensei. Pria bermasker yang sekaligus sebagai mentor Tim 7 tidak tau pasti apa yang terjadi pada ketiga anak didiknya ini. Tidak biasanya mereka berkumpul di hari biasa dan mendatangi rumahnya tadi

Karakter ketiganya masih sama, Naruto yang terlalu bersemangat seperti biasanya, Sakura yang hanya memandangi Sasuke saja, dan Sasuke yang senantiasa mengacuhkan Sakura. Tidak, tunggu. Ada yang salah dengan wajah Sasuke dan Sakura, Kali ini Sasuke berwajah masam dan fokus tatapan Sakura yang entah berada dimana sekarang.

"Jadi, untuk apa kalian mencari ku?"tanya Kakashi.

"Itu... Ah, Kakashi-sensei bisa kami meminta sebuah misi keluar desa Konoha?" Sakura bertanya.

Kakashi memangku dagunya dan kembali memperhatikan ketiga muridnya. "Mengapa kalian tiba-tiba meminta misi?"

"Aku ingin mengasah kemampuanku lagi, aku punya ambisi yang harus aku capai."

"Begitu yah? Baiklah nanti akan aku bicarakan dengan  Godaime."

"Tunggu!!!" Naruto berteriak.

Sasuke, Sakura dan Kakashi-sensei menatap Naruto. Wajahnya tampak kesal sekarang.

"Ada apa? Bukankah kau selalu meminta misi yang sulit setiap saat?" tanya Kakashi.

"Aku tau, aku memang seperti itu tapi.... bukankah sejak awal kita harus membahas tentang dua orang dewasa yang tinggal di tempatmu, Sasuke?"

"Orang dewasa? Sebenarnya apa yang kalian rencanakan?" Kakashi bertanya.

"Paman dan bibi yang tinggal di tempat Sasuke menyuruh kami untuk...."

"Diamlah, Ushuratonkachi," Sasuke kesal.

"Baka, kau hampir mengatakan semuanya," tambah Sakura

"Apa salahku,-ttebayo?, Aku hanya mengatakan yang sebenarnya.."

"Diam. Kau tidak usah bicara lagi Naruto, iyakan Sasuke-kun?"

Sasuke mengabaikan pernyataan Sakura. Sementara itu Kakashi balik menatap ketiga muridnya, memang menurutnya ada yang aneh dengan ketiganya. Naruto yang menolak misi, Sakura yang ingin menjalankan misi keluar desa dan Sasuke murid yang satu ini nampak netral namun gerak geriknya sedikit aneh.

"Jadi apa yang sebenarnya kalian inginkan Meminta misi keluar desa atau bersantai sejenak?" tanya Kakashi sekali lagi.

"Sudahlah, aku lebih baik pergi mencari Petapa genit, mungkin dia punya saran karena dia ahli soal wanita."

Naruto pergi meninggalkan timnya, "Kakashi, kau harus melatihku. Aku harus meningkatkan kekuatanku,"  kata Sasuke.

"Aku mungkin akan pulang dulu, apa yang terjadi membuatku sedikit lelah."

Setelah lama mencari Jiraya, akhirnya Naruto menemukan pria berambut putih itu sedang mengintip di semak-semak. Naruto menggelengkan kepalanya, ini adalah salah satu sifat yang tidak patut untuk di contoh. Mengintip wanita, meskipun dirinya sendiri juga membutuhkan referensi untuk meningkatkan jutsu mesum miliknya.

"Ero-sennin!!! Kau mengintip para gadis lagi -ttebayo" teriak Naruto.

"Kyaa!!! Dasar pak tua," ucap para gadis.

'Sial, bocah ini mengganggu kesenanganku lagi,' batin Jiraya.

Naruto melotot pada pria tua berambut putih dengan tampang anehnya. Tak mau kalah dari Naruto, Jiraya juga ikut melototi Naruto.

"Aku sudah bilang, kalau aku sibuk. Aku belum ada waktu untuk melatih mu lagi."

"Aku datang kesini bukan karena itu, -ttebayo."

"Lalu apa?"

"Begini...."

Naruto mulai bercerita tentang pria dan wanita asing yang ia temui pagi tadi di kantor hokage. Jiraya menyimak cerita Naruto, sambil sesekali menganggukkan kepala dengan kedua tangan yang saling memangku.

"Jadi begitu, aku harus bertanya padanya dulu untuk lebih jelasnya."

"Benarkah? Ero-sennin, kau memang yang paling hebat."

"Hehehe, Aku harap dia wanita yang cantik."

"Ya, Rambut dan matanya sangat mirip dengan Sakura-chan."

"Hoh!!! Aku tidak sabar bertemu dengannya. Kuharap 2anita itu punya aset seperti putri siput."

"Hah? Apa maksudmu -ttebayo? Aku rasa kau akan mati jika mengusik wanita itu."

Jiraya menjadi heran, sekalipun dia suka mengintip di pemandian air panas, dia tidak akan pernah mau mengusik wanita milik pria lain, apa lagi jika pemikirannya menjadi kenyataan. Untung saja Naruto sangat polos, jadi tidak akan mudah mengerti meskipun dijelaskan.

"Aku pergi dulu, Ero-sennin. Jangan biasakan dirimu mengintip wanita -ttebayo."

"Ya, pergilah. Lain kali jangan mengganggu penelitian ku."

"Aku harus pergi mengamati mereka."

Naruto pergi menuju area tempat tinggal Sasuke. Ditengah perjalanan, ia di hadang oleh trio anak kecil. Naruto menatap heran pada Udon, Moegi dan Konohamaru. Terlihat Konohamaru dengan senyum kebanggaannya.

"Apa yang kalian lakukan? Cepat minggir aku serang sibuk."

"Kak Naruto, ayo bermain."

"Tidak, aku sedang sibuk."

"Ayolah, kak Naruto. Kami mohon..." Ucap Moegi, Konohamaru dan Udon

Melihat ekspresi ketiganya membuat Naruto menghembuskan napasnya pelan. Ia lalu mengangguk tanda setuju, trio anak kecil itu terlihat bahagia sekali.

"Apa yang akan kita mainkan?"

"Bagaimana jika bermain membuntuti orang lain."

"Kalau begitu tidak masalah. Jadi siapa yang harus kita buntuti?" Konohamaru bertanya.

Naruto menjentikkan jarinya, ada ide didalam otak kecilnya. "Ikut aku, ini pasti akan menarik."

Naruto berjalan lebih dulu menuju ke tempat tinggal Sasuke, trio anak kecil itu dengan semangatnya mengikuti setiap langkah Naruto. Orang-orang di desa mulai berbisik lagi mengenai monster ekor sembilan yang pernah menyerang desa Konoha. Tentu saja, Naruto tidak lepas dari tatapan kebencian penduduk desa.

Genin berambut kuning bermata biru itu dengan senang hati mengabaikan setiap tatapan kebencian yang dia terima. Setibanya mereka di dekat tempat tinggal Sasuke, ketiganya bersembunyi di.atas pohon yang daunnya lebat.

"Kalian lihat wanita berambut pink mirip Sakura-chan itu?" Tanya Naruto.

Angguk ketiganya, "Apa kita akan membuntuti bibi itu, kak Naruto?" Tanya Udon.

Angguk Naruto sebagai jawabannya. "Kita harus mencari tahu tentang bibi itu."

"Baik, kak Naruto. Ini pekerjaan gampang untuk tim kami."

"Kalau begitu, lakukanlah dengan baik. Aku akan datang lagi nanti, aku sedang ada urusan lain. Sampai jumpa," ucap Naruto lalu pergi meninggalkan kelompok Konohamaru yang menjadi bengong di atas pohon.

"Kak Naruto!!! Bilang saja kalau kau tidak mau bermain, Kore!?" Teriak Konohamaru kesal, mendengar itu langsung membuat Udon dan Moegi menutup mulut Konohamaru.

"Jangan berisik, nanti kita ketahuan." Bisik Moegi.

TBC

Untuk yang ikutin cerita From Future author minta maaf belum sempat buat update lagi. Author masih sangat sibuk belakangan ini, cerita ini aja author nyicil-nyicil buat ngetiknya setiap ada waktu luang sedikit.

Mohon bersabar
Terima kasih sudah membaca Fanfiction ini.

Time Travel Mr&Mrs UchihaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang