"Aku sudah kenyang ibu, apa ibu ingin membuat perutku meledak????" Keluhan terdengar dari mulut lelaki berwajah manis ini,
"Jangan susah makan apa kau mau seperti anak yang busung lapar????"Rio menghela nafasnya,
"Ibuku sayang, ibuku tercinta, masalahnya aku sudah kenyang, ibu tak lihat bahkan lidahku tak mampu lagi mengecap rasa dengan benar." Maria mendelik malas, dia simpan piring ke 3 yang masih tersisa, well, hari ini Maria sedikit berlebihan memberi makan sang anak, meski begitu dia tak terima akan keluhan sang anak sebab kurusnya Rio yang membuatnya begitu.
"Yasudah minumlah."Rio mengambil gelas yang Maria berikan, dia minum sedikit saja sebab perutnya sudah tak tahan,
"Habiskan rio"
"Astaga bu, perutku sudah tak kuat, bagaimana jika air yang kuminum ini keluar dari lubang-lubang ditubuhku karna tak tertampung lagi"
"Kau memang anak yang tak mau menurut" astaga. Rio hanya bisa bersabar dengan ibunya yang tak mau salah,
Rio segera bersandar pada dashboard ranjang rumah sakit ini,
"Ibu kapan aku bisa pulang?" Rio bertanya pada Maria yang membereskan piring bekas Rio,
"Dokter chou bilang jika lusa kau boleh pulang, mereka tak percaya jika dirimu sangat baik-baik saja, dan untuk tanganmu ibu masih tak mengerti kenapa saraf tanganmu tak berfungsi, " Maria melirik Rio,
"Ibu mempertimbangkan ucapan dokter untuk menginputasi tanganmu" ucapan Maria seketika membuat rio membulatkan matanya kaget,
"Tidak. Aku tidak mau, ibu tenang saja tanganku pasti bergerak lagi." Rio berusaha meyakinkan Maria,
"Hm, ibupun sebenarnya tak mau, mana bisa ibu lihat putra ibu yang sudah bodoh, tak berguna harus di inputasi, makin tak berguna nanti dirimu" Rio menganga atas ucapan ibunya yang menusuk relung jiwa
Tch. Terkadang ibunya sangat kejam tapi meski begitu Rio tau jika apa yang dikatakan maria tidak sesuai dengan hati nya. Rio memilih menghela nafas.
"Oh ya Rio, apa kau sudah memilih antara Gabby dan rosie?" Rio lagi-lagi kaget, ibunga ini sepertinya berharap lebih dengan kedua gadis itu,
"Kenapa aku memilih? Malas bu, sudahlah, "
"Ish, kau harus memilih, begini Rio, ibu tau Kau menyukai Rose, tapi Gabby pun harus kau pertimbangan, gadis itu bisa memperbaiki keturunan, well, meski begitu mereka berdua gadis yang baik, ibu sendiri sih berharap kau bisa dapat keduanya." Rio menganga kembali, memang ibunya terkadang suka mengada-ngada.
"Jangan karna ayah itu mendua, aku harus juga, lagipula ibu itu aneh, ibukan wanita harusnya ibu melarangku mendua, " Maria menatap Rio dengan senyuman,
"Yakan, ibu hanya tak ingin melewatkan mempunyai 2 menantu super cantik, Rose dengan wajah asia khasnya sedangkan Gabby wajah barat yang kental, hah...jadi tak sabar untuk meminimang cucu " Rio menggelengkan kepalanya pelahan,
"Ibu minum wine yah? Sepertinya ada yang salah de-"
"Diam anak nakal, cepat jawab saja kau mau bersama siapa? Ibu lihat kedua gadis itupun punya ketertarikan padamu, " Rio terdiam sejenak,
"Gabby mungkin iya, tapi Rose?aku ragu jika dia menyukaiku, dia itu memiliki hati yang labil, lagipula Rose sudah memiliki kekasih, Taehyung BTS" Rio berucap dan itu membuat Maria kaget,
"Taehyung BTS??? Pantas saja, well, menyerah saja kau terlalu tak berguna dibanding Taehyung, dia kan tampan sekali, kaya raya, lucu pula, sedangkan kau? Hah...sudahlah lupakan Rose"
"Ish, ibu ini, aku ini anak ibu satu-satunya tapi ucapan ibu setajam silet jika mengataiku, sakit hatiku tau" Maria hanya mendengus malas,
"Makannya berguna dan belajar yang benar, kau akan mewarisi perusahaan ibu, jika kau malas-malas seperti dulu, ibu akan memberikan seluruh harta ibu pada nak leo saja." Maria berucap dengan tenang,