Drunk

1.2K 143 22
                                    

Gemuruh hujan terdengar menyeramkan, hanya diam dalam sebuah keheningan yang terasa mencengkam, menambah gelisah hati yang tak kunjung mereda, dia hanya bisa menutup mata meski bayang sang lelaki penuhi diri.

Sesekali dia melirik ponsel, menatap banyaknya panggilan yang sengaja tak ingin dia jawab, bagaimana pesan masuk secara terus menerus, namun hati yang tak berhasrat untuk membalas sebuah pedan dari orang yang kini menyandang sebagai pemilik hati.

Sesekali dia hela nafas, mengusap wajah merasa lelah dengan rindu yang menggebu tak kunjung tersalurkan sebab yang dirindui tak ingin ditemui, kemunafikan hati mulai membuat nya menyesal sebab tak mampu berkata hal yang sesungguhnya.

Lelah akan pekerjaan semakin membuatnya begitu lemas dengan masalah hati yang membuatnya semakin tak berdaya, hatinya terus berteriak sebab Rindu yang terlalu menggebu, dia butuh bertemu untuk meredakan hati yang terasa sendu.

Senja yang mendung ini, dia mulai bangkit dari kursi yang menemaninya dikala hujan membuat pilu, dia menarik nafas untuk berjalan menuju kamar, membawa jaket serta alat untuk menyamarkan diri dari banyaknya paparazi.

Jalanan yang basah atas hujan yang sudah turun memberikan kesan segar bagi para manusia, ban mobil yang bergerak perlahan menelusuri licinnya aspal, membawanya pergi pada tempat yang membuat rindu mungkin hilang.

Pesan yang tunjukan keberadaan sang lelaki dari Leo yang berikan informasi, dia meminta supir pribadi untuk menuju tempat yang sudah ditentukan,

Apa yang akan dia katakan ketika bertemu?

Tidak tau. Hanya saja dia ingin menatap wajah sang lelaki yang sudah 2 bulan ini tak lagi bisa dia temui.

Hujan yang deras mulai mereda, hanya rintik-rintik yang jatuh perlahan, mobil itu terhenti tak jaih dari sebuah kafe, tak butuh turun dari mobil untuk mencari, nyatanya lelaki itu duduk disamping jendela dengan gadis yang tak asing dihadapannya.

Hanya butuh sedetik untuknya merasakan hatinya terbakar akan sebuah senyuman dari kedua insan, gertakan gigi yang menunjukan amarah, semuanya tak lagi dia bisa tahan, hati yang tengah terbakar membuatnya turun dari mobil, berjalan cepat untuk sampai pada lelaki yang mungkin tengah bercanda sebab tawa yang terpancar sangat benci rose lihat.

"Rio." Suara Rose terdengar membuat Rio dan Gabby spontan melirik gadis yang baru saja datang dengan masker dan topi hitam itu,

Rio terdiam sejenak sebab ia tau siapa sang gadis yang tiba-tiba saja datang, sangat terkejut sebab tak menyangka seorang idol besar datang menemuinya, tapi apakah ini sebua kebetulan atau memang sang gadis yang ingin menemui.

"Rose.." Rio menyapa dengan wajah kagetnya, dia lirik Gabby yang sepertinya tak menyadari jika gadis itu adalah Rose Blackpink.

"Apa yang kau dan dia lakukan disini?" Bilang saja jika Rose sudah gila, tapi nyatabdia sangat penasaran dan merasa sesak hanya melihat kedua orang ini bersama.

"Kami sedang makan, kau tak lihat?pergi kekafe setelah melakukan pelajaran kuliah dengan kekasih itu wajar bukan?"

Hatinya yang terbakar kini malah terasa semakin parah dengan sebuah tombak kata yang menusuk hatinya,

Rio menghela nafas,

"Tunggu disini gabby, " Rio berucap dan membawa Rose untuk segera keluar dari kafe sebab lelaki itu takut jika semua orang sadar jika yang dia gandeng adalah rose blackpink, Rio ingin menjaga Rose dari paparazi maka dari itu Rio bawa Rose dan meminta gadis itu menunjukan mobil yang dibawa.

Gabby perhatikan Rio yang masuk kedalam mobil bersama gadis itu, dia menelan ludah sedikit ketakutan akan Rio yang mungkin saja menyerah untuk berusaha mencintainya.

About You[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang