Masih tak bisa Rio sangka jika dirinya benar-benar menjadi kekasih Rose, sungguh? Dia sesekali selalu memukul dirinya sendiri dan berkata apa ini mimpi???? Rio terkadang ketakutan jika dia masih dalam mimpinya, namun terlepas itu semua dia bersyukur meski ada rasa tak enak hati pada Gabby.
Terhitung sudah 1 minggu setelah bersama mereka belum bertemu sebab kesibukan Rose dan juga sibuknya Rio yang bekerja disela kuliahnya, Ibunda dari Rio pun tampak kaget dengan fakta Rio memilih Rose, dia tak masalah selagi Rio mendapat kekasih meski tak menyangka juga dia akan mendapat menantu seorang Idol.
Hari ini dia berinisiatif untuk menemui Rose setelah pulang dari kampus tadi sore, Rio di beritahu untuk menjemput Rose disalah satu rumah temannya dikawasan apartemen elit,
Sesampainya disana Rio hanya menunggu Rose dibawah parkiran sesuai apa yang gadis itu mau, Jujur saja Rio merasa gugup, ini pertemuan pertama setelah menjadi sepasang kekasih setelah hanya mengucap Rindu dari via ponsel.
Hanya butuh beberapa menit sampai Rio akhirnya melihat Rose dengan topi serta masker seperti biasa, gadis itu memakai hoody abu dengan celana hotpants dan sepatu berwarna putih,
"Pendek sekali sepertinya." Rio berucap sesaat setelah Rose memasuki mobilnya, gadis itu membuka topi menguraikan rambut pirangnya yang sedikit terlihat acak-acakan namun itu memberikan kesan yang begitu wah dimata Rio,
"Kenapa memang?" Rio menghela nafas,
"Pahamu menggoda, bagaimana kau diperkosa?" Rose seketika tertawa akan ucapan Rio,
"Paling juga kau yang memperkosa." Rio ikut tertawa,
"Kau jadi menginapkan Rio?" Rose lanjut bertanya, Rio terdiam sejenak,
"Tidak tau, takut khilaf" Rose menapa malas,
"Tapi kau sudah janji, lagipula jika kau mau tak masalah." ucapan Rose sontak membuat Rio menatap sang gadis yang memberi tatapan genit,
"Mau apa nih?" Rose menaikan halisnya,
"Kau maunya apa?" Rio mengalihkan pandang, jika ini dunia mimpi mungkin detik ini juga dia jamah Rose.
"Aku mau makan banyak kau yang masak." Rio berucap membuat Rose terkekeh,
"Hm, antar aku kesupermarket jika begitu" Rio mengangguk, dia segera menjalankan mobil untuk segera pergi.
•
•
"Sebentar, pakai ini, aku tak mau dihari liburmu kau masih menujukan pahamu ke publik" Rio menahan Rose dan menyuruh gadis itu memakai celana panjang nike hitam yang Rio bekal dalam tasnya,
"Kau ini berlebihan sekali" Rio menatap tajam,
"Ayo pakai atau aku makan kau sekarang" Rose menaikan halisnya, dia dengan sengaja mendekat,
"Makan saja jika berani" Rio menghela nafae,
"Lihat saja jika sudah resmi akan ku buat kau tak ingin mendengar kata makan dariku!" Rose terkekeh, dia mengecup singkap pipi Rio,
"Well, makannya nikahi aku secepatnya" Rose berucap dengan tenang dengan tangannya memakai celana,
"Minggu depan santai saja" Rio berucap, Rose tak terlalu meyakini sebab dia tau Rio hanya bercanda,
•
Rio nampak mengikuti kemana arah Rose pergi, dia lihat banyak bahan-bahan yang gadis itu beli sedangkan dia sendiri memilih membeli beberapa chiki kentang,
"Mau sapi atau salmon?" Rose bertanya pada Rio,
"Uh? Bebas, yang penting makan" Rose mengangguk mengerti, dia membeli banyak daging, untuk persediaan juga,