Tisha menyusun buku-bukunya ke dalam tas, kelas hari ini sudah berakhir, sekarang waktunya pulang. Mahasiswa di kelasnya sebagian sudah keluar kelas, Tisha sedikit terlambat, karena ia baru saja dari perpustakaan, membaca-baca buku pelajaran, karena sebentar lagi akan ada ujian.
"Sha, lo pulang sama suami?"
"Iya. Kenapa?"
"Gue mau culik lo," ucap Dewi.
"Ke mana?" tanya Tisha.
"Makan bakso."
"Bakso mulu, gak bosan? Aku hari ini mau ke rumah Mama, pulang ini langsung ke sana, malam ini ada syukuran."
"Yah ..." Dewi melemaskan bahunya.
"Ayo kita pulang!" Tisha melangkah keluar kelas. Dewi berlari menyusul Tisha yang sudah lebih dulu keluar.
"Besok gimana?"
"Lihat kondisinya seperti apa."
Tisha dan Dewi berjalan menyusuri koridor kampus, mereka tidak berdua, ada banyak mahasiswa yang juga berjalan di koridor itu.
"Ingat besok ada Ibu Sinta dan ada tugas!"
"Oh iya, tugasnya kemarin apa? Aku lupa?"
"Makalah kalau gak salah. Gue juga lupa hehehe ..." jawabnya sambil menyengir. "Tuh suami Lo!"
Tisha menatap orang yang ada di ujung sana, orang itu sedang asik ngobrol berdua. Sebenarnya Tisha tidak ingin lewat sana, tapi mau tidak mau, jalan itulah yang harus Tisha lewati untuk ke parkiran.
"Pura-pura gak liat aja kita," ucap Tisha.
Mereka berdua berjalan melewati dua orang itu, tanpa menatap ke arah mereka berdua, Tisha dan Dewi terus menatap ke depan.
"Sabar banget lo." Dewi menoleh ke arah Tisha.
"Harus gimana lagi? dia cintanya sama dia, bukan aku ..." lirih Tisha diakhir ucapannya.
"Cerai aja."
"Ini nih teman setan. Diam aku menerawang, apa ada setan di tubuh kamu."
"Nauzubillah ..."
"Sudah sana pulang duluan. Aku mau nunggu dia."
"Pulang sama gue aja Beb!"
"Nanti Mama nyariin dia, kenapa gak pulang sama suami."
"Okelah kalau gitu, gue duluan."
"Iya," jawab Tisha sambil menunggu Faris
Tidak lama kemudian, Faris datang dan menghampiri Tisha. Setelah mobil sudah biasa di buka, Tisha masuk ke dalam mobil Faris, namun sebelum itu, ia menoleh ke kana dan kiri takut ada yang melihat.
Mobil Faris meninggalkan parkiran kampus, mereka menuju rumah Tiara, karena Tisha memintanya untuk di antar ke sana.
Tisha terdiam sambil menatap ke depan.
Faris menoleh ke arah Tisha yang hanya diam saja.Tangan kiri Faris mencubit hidung Tisha.
"Ish ... Mas!" ucap Tisha kaget dan kesal.
"Ada masalah?" tanyanya.
"Banyak! Mas boleh Sha protes?"
"Apa?"
"Ngasih tugas jangan banyak-banyak." Tisha menghembuskan napasnya.
"Mas suka ngasih kalian tugas, biar ada kerjaan."
"Kami yang lelah Mas ..."
"Namanya juga belajar, belajar gak ada yang namanya tidak lelah, itu juga demi kebaikan kalian "
KAMU SEDANG MEMBACA
Setelah Akad (REVISI)
General Fiction15+ Menikah diusia muda bukanlah keinginanku, namun sayang, menikah muda sudah menjadi takdirku, di saat aku belum mempersiapkan diri ku, saat aku harus fokus untuk belajar, jodoh terlebih dahulu menghampiriku. Mau tidak mau, suka tidak suka, aku ha...