"Dunia ini ibarat bayangan. Kalau kau berusaha menangkapnya, ia akan lari. Tapi kalau kau membelakanginya, ia tak punya pilihan selain mengikutimu."
-Ibnu Qayyim Al Jauziyyah-
✨✨✨
Tisha mengajak Lisha jalan-jalan ke mall, gadis kecil itu merengek minta ke mall membeli mainan, mau tidak mau Tisha harus membawanya. Itu salah satu cara untuk membahagiakan Lisha, Tisha sangat menyayangi Lisha, baginya Lisha salah satu sumber kebahagiaannya.
"Eh?" Lisha terkejut saat boneka kecilnya terlepas dari tangannya. Ia ingin berbalik mengambilnya tapi seseorang sudah mengambilnya terlebih dahulu dan langsung memberikannya. "Telima kasih, Om ..." Lisha tersenyum lebar mengambil bonekanya kembali.
"Sama-sama."
Tisha yang sedari tadi sibuk memikirkan ingin membeli apa menoleh menatap Lisha.
"Tisha?"
"M-Mas Faris?" ucap Tisha tergagap.
Mereka berdua sama-sama terkejut karena takdir kembali mempertemukan mereka setelah tiga tahun terpisah.Faris terdiam sejenak sambil menatap Tisha, ia seperti bermimpi bisa bertemu dengan wanita itu lagi.
"Om temannya Bunda ya?" Suara Lisha membuyarkan lamunan Faris.
Faris menunduk menatap Lisha. "Bunda?" Ia tersentak kaget saat gadis kecil itu menyebut Tisha 'Bunda'
"Iya, ini teman Bunda, namanya Om Faris," jawab Tisha. "Salaman dulu sama Om."
Lisha menurut, ia langsung mencium tangan Faris. "Nama aku Lisha ..."
"H-hai ..." Faria tersenyum kaku menatap Lisha. "Kamu cantik banget sih ..."
"Telima kasih, Lisha memang cantik!"
Faris terkekeh mendengarnya. "Apa kabar Sha?" tanyanya menatap Tisha.
"Alhamdulillah baik, gak nyangka bisa ketemu di sini ..."
"Takdir Allah, siapa sangka kan? Takdir kembali mempertemukan kita."
Tisha mengangguk, lalu tersenyum. "Mas, Kapan pulang?" tanyanya.
"Sebulan lebih, tapi baru ini keluar jalan-jalan."
"Oh ... Mas apa kabar? badan Mas sekarang lebih, pasti di sana makan yang enak-enak kan?"
Faris terkekeh pelan. "Iya sih, tapi masih enak makanan Indonesia."
"Tisha ... Lisha ..."
"Papa!" Lisha tersenyum lebar menatap sang papa. "Papa kenapa lama ke toiletnya?"
"Maaf ya, tadi ngantri."
Faris kembali dikejutkan dengan kehadiran lelaki yang Lisha panggil 'Papa'
"Bunda, ayo kita lanjut jalan-jalan," ucap Lisha mendongak menatap Tisha.
"Hem ... Sha pamit dulu ya, Mas. Mau ngajak Lisha ke lantai atas," ucap Tisha.
"Iya, Sha ..." jawabnya sambil mengangguk.
Setelah berpamitan mereka pergi. Faris menghela napasnya sambil menatap kepergian mereka. Ia tidak menyangka, Tisha sudah memiliki kehidupan baru, bahkan dia sudah mempunyai anak.
"Tadi siapa, Sha?"
"Mas Faris, Bang ... Abang masih ingat gak?"
"Faris? Faris mantan suami kamu itu kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Setelah Akad (REVISI)
General Fiction15+ Menikah diusia muda bukanlah keinginanku, namun sayang, menikah muda sudah menjadi takdirku, di saat aku belum mempersiapkan diri ku, saat aku harus fokus untuk belajar, jodoh terlebih dahulu menghampiriku. Mau tidak mau, suka tidak suka, aku ha...