Dengan langkah yang cepat bersama riak wajah yang tak tertahan itu menarik perhatian manusia disekeliling. Entah kenapa hatinya meluap-luap marah. Ada yang menahan bahunya namun dia tidak peduli dan meneruskan langkahnya. Laki-laki itu masuk ke dalam ruangan ganti laki-laki, pintu dibuka kasar. Beberapa pelajar di dalamnya tersentak karena bunyi yang kuat tersebut. Namun satu orang tidak menghiraukan.Sunghoon maju ke arah si tidak menghiraukan itu, dia menolak bahunya kasar. Biasanya dia yang diperlakukan seperti itu, tapi kali ini giliran Jay.
"Woo woo apa ini?" tanya salah seorang murid di dalam ruang ganti tersebut. Jay yang masih tenang cuma mengangkat tangannya tanda dia tidak apa-apa. Setelah itu mereka yang tidak ada urusan memutuskan keluar meninggalkan mereka berdua.
"Bwo?"
Sunghoon berdecit, "Bwo? Apa yang ngeracuni otak lo ini ha? Kemarin lo marah gue nolak Yunjae. Tapi sekarang apa? Lo yang buat kayak gini? Lo bahagia kah Park Jongseong?"
"Jangan ikut campur urusan gue."
"Lo gak ada hak bilang kayak gitu karena sebelum ini lo yang ikut campur urusan gue. Huh, jangan pernah sakiti Yunjae? Sekarang siapa yang nyakitin siapa? Pacaran sama Asumi," Sunghoon tertawa palsu, "Lo emang gak guna."
"Udah selesai?"
Sunghoon memejamkan matanya rapat sebal dengan sikap Jay, dia membuat keputusan untuk duduk seketika, "Lo tau gak dia nunggu lo?"
"Tau."
"Trus? Lo gak ada perasaan bersalah gitu?"
"Lo gak akan faham." ujar Jay masih dengan nada tenang yang sama. Dia menyambung mengemas loker miliknya. Tidak ada siapa yang tau apa yang dia pendam. Tidak ada yang akan faham. Itulah sifat dingin laki-laki itu yang tidak ada siapapun bisa ubah persepsinya.
"Geumanhae..." kata Sunghoon seraya mengusap rambutnya ke belakang, "Berhenti kasih harapan palsu. Berhenti menyakiti hati orang. Gue gak suka liat Yunjae jadi kayak gitu."
Jay cuma mendiamkan diri. Tangannya bergetar dari dalam lokar, tidak mau memperlihatkan kepada laki-laki dibelakangnya. Dia coba menahan sakit dalam diam tanpa bersuara. Melihat Jay masih membeku di situ, Sunghoon mengambil keputusan untuk pergi dari tempat tersebut. Tidak ada gunanya dia ngomong panjang lebar.
Saat dia ingin menutup pintu ruang ganti itu, sempat Sunghoon berpesan untuk terakhir kalinya.
"Berhenti.. pentingkan diri sendiri."
*************
Sekarang adalah waktu untuk melakukan kegiatan olahraga. Tapi dikarenakan Hoseok saem cuti, mereka tidak ada pelajaran dan melakukan hal sesukanya. Ada yang mengambil kesempatan untuk belajar, contohnya Hyora dan Sakura. Anak laki-laki biasalah sudah tentu pergi main bola. Saat itu geng Yunjae sedang mencoba untuk memikirkan sesuatu yang menyenangkan.
"Yah kita mau main apa ni? Bosan tau."
"Emmm main petak umpet ayo?" ajak Semi namun ditolak oleh Minji yang tidak bersependapat.
"Kita cuma bertiga, mau ajak Hyora? Kalau mau ngerasain makan cabe sekilo coba aja pergi ajak." ujar Minji. Semi lalu memandang Hyora yang sedang tekun belajar, kemudian dia menggeleng cepat.
"Gak mau. Menakutkan. Hah Yunjae, ada ide?"
"Ayo main polisi dan penjahat aja? Udah lama gak main. Kangen! Siapa yang kalah traktir makan siang!" saran Yunjae.
"Sky ini nggak kecil weh, sampai besok pun gak selesai main game ini." bangkang Semi lurus tanpa belok-belok. Namun dahinya seketika disentil oleh Minji.
KAMU SEDANG MEMBACA
Camaraderie
Fanfiction↬ 동지애 ft. 성훈 Awalnya Yunjae kira dia suka Sunghoon, eh taunya... ____________________________ Start : Oct 30,20 Finish : June 13,21 ©pluvionielk ©junilftheline PLEASE DO NOT COPY PASTE ANY PART OF THIS STORY Dont forget to VOTE, COMMENT and BE FAN ♡