Chapter 25 : Goodbye, Yundo [Final]

154 19 33
                                    


Kalau ada typo mohon dikoreksi yaa, aku gk sempet ngedit ulang soalnya sibuk kegiatan organisasi di kampus. Btw karna ini chapter terakhir, jangan lupa vomentnya yaa 🥺

____________________________________________





Gue meletakkan pensil dengan wajah paling bahagia di dunia. Mau tau kenapa? Karena ini adalah ulangan terakhir! Uyeh! Dari tadi gue tahan mulut ini untuk gak menjerit, maklumlah anak yang lain sedang fokus tapi gue aja yang udah selesai. Okay bukan gue aja, anak ngeselin sebelah gue ini pun juga udah selesai. Tapi dengan gaya tenang dia membuang pandangan ke luar jendela.

Gak tau ngeliatin apa, yang pasti dia kalau udah selesai cepat pun pasti jawabannya betul. Bibir mengukir senyuman manis, hati berbunga-bunga saat teringat hari-hari pahit Park Jaymet ajari gue dulu. Guru privat. Hihi.

Senyuman gue sedetik kemudian hilang saat teringat adegan dia ngetuk kepala gue sama pensil kayunya. Ugh.

"Baiklah. Silahkan letakkan pensil, hati serta segala kepasrahan kalian di atas meja karena waktu sudah habis. Taehyun akan kutip kertas kalian, sebelum itu selamat karena berhasil menamatkan ujian terakhir. Jaga diri ya semua."

"HOREY!"

Air mata haru mengalir. Emosional.

SUDAH SELESAI. Tinggal menunggu waktu Bibo bebas dari penjara mama. Inilah saat yang gue nanti-nantikan.

Anak mata gue terarah pada riak wajah Hyora, Sunghoon, Sakura dan semua rekan sekelas gue. Mereka terlihat gembira dan ceria. Tidak dapat disangkal ini saat paling bahagia untuk pelajar sekolah tinggi Sky. Sedang sibuk mengamati sekitar mata gue tiba-tiba melekat ke arah Jay. Dia juga sedang mandangin gue, sambil menyanggah dagu. Seperti gak ada apapun yang berlaku.

Yaish. Michin saram.

"Yah Yunjae! Gonna miss you babe! Sampai jumpa lagi!" teriak Semi dan Minji sambil melambai tanda perpisahan setelah selesai mengambil foto bersama tadi.

"Eung. Mungkin kita gak bisa ketemu lagi, tapi gue sayang kalian berdua!" jeritan gue membuat langkah mereka berhenti. Mata gue berkedip bingung, apa yang gue bilang tadi?

"Klise banget bilang kayak gitu." cemooh Minji dan disetujui oleh Semi, "Tau nih! Bukannya kita gak bisa ketemu selamanya juga."

Gue tertawa memperlihatkan baris gigi, "Eii bercanda elah. Gak usah lah buat muka kayak tembok kena siram air liur gitu! Hehe annyeong!"

Mereka turut tertawa seraya melambai jauh. Sampai akhirnya hilang dari sudut mata. Gak tau kenapa, tadi gue senang tapi setelah melihat mereka hati gue jadi berat. Senyuman yang tadi mekar berubah cepat. Kenapa mereka seperti akan pergi untuk selamanya sedangkan mereka cuma mau balik rumah aja. Gue menekan jantung gue sendiri sembari menggelengkan kepala. Gila, perasaan apa ini.

"Woy."

Gue menoleh cepat, "Eoh! Sunghoon-ah. Yah, gak nyangka kita berhasil namatin belajar atas nama Sky sama-sama. Habis ini lo pasti siap-siap jadi pengacara, atau.. dokter atau.. sesuatu yang hebat!" kami saling bertukar tangan.

"Geuji? Kayak mimpi ya. Gue juga gak pasti sama masa depan gue, gue ikut aja sama yang mama papa gue tetapkan." Sunghoon tertawa tapi jelas itu palsu. Gue bisa merasakan apa yang dia rasakan entah kenapa connected.

"Gwaenchana, lo bisa ubah masa depan lo karena ini diri lo. Gak ada yang bisa halangi kebahagiaan lo, arraseo? Jadi, lo harus percaya sama diri lo sendiri, jangan khawatir karena gue ada untuk percaya sama lo. Ya gitulah pokoknya."

CamaraderieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang