Chapter 17

1.1K 237 88
                                    

Hari semakin malam, suasana masih mencekam, tidak sedikitpun penerangan yang berasal dari lampu diruangan sebesar ini, hanya helaan nafas pasrah yang sesekali terdengar.

Disini terdapat dua orang yang tersisa dari lima orang yang bertemu, Pertama Choi Raesung, ia pergi dengan mengenaskan, atau juga bisa dibilang misterius, Jika ia benar benar mati, bisakah menjawab keberadaan mayatnya? Tidak ada yang bisa jawab, Kedua Doyoung, Entah pergi kemana dia, menghilang tanpa jejak sejak beberapa jam lalu, Doyoung yang malang, bocah kecil itu pasti sangat ketakutan, semoga saja ia bertemu dengan member lain.

Dan terakhir adalah Park Jihoon, sudah sangat lama Yoshinori dan Yoonbin menunggu kembalinya Jihoon dari Toilet, Ya, Jihoon meminta izin untuk pergi ke Toilet sejak tadi namun sampai saat ini pun tak terdengar suara derap langkah kaki dari Jihoon, Yoshi dan Yoonbin mulai panik akan Jihoon, mereka takut terjadi sesuatu pada Jihoon.

"Yoonbin-ah, bisakah kau menyalakan sentermu?" Ucap Yoshi.

Sejak tadi mereka memang tak menyalakan senter masing masing, karena sejak saat itu baterai hp mereka semakin berkurang.

Dengan cekatan seketika ruangan menjadi sedikit terang berkat senter hp milik Yoonbin.

"Kita sudah menunggu lama, Ayo kita cari Jihoon!" Yoonbin berdiri lalu berjalan pergi meninggalkan Yoshinori yang masih duduk.

Yoshinori ikut berdiri namun.

"Tunggu..." cegahnya.

Yoonbin berhenti berjalan dan menoleh.

"...apa mungkin Jihoon kabur? Aku yakin dia menemukan suatu petunjuk" lanjutnya.

"Benar juga, ak--"

BRUUK

"AKH"

Yoonbin dan Yoshinori menoleh setelah mendengar suara benturan yang cukup keras berasal dari depan ruangan yang mereka tempati.

Mereka bertatapan dan berlari.

Namun.

Langkah mereka terhenti ketika mendengar erangan yang sangat kuat dari orang yang mereka kenal.

Tidak salah lagi.

"JUNGHWAN!?" Teriak Yoshinori.

Ya, orang itu adalah Junghwan, maknae kecil mereka, Yoshi menganga tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

Begitupun Yoonbin, ia segera mengangkat tubuh Junghwan menuju kursi panjang didepannya.

"H-hyu-ng..." lirih Junghwan dengan tatapan sendunya.

"A-apa yang terjadi?" Tanya Yoonbin.

Benar-benar mengenaskan, Junghwan mereka temukan dengab tangan yang terikat kebelakang dan kaki yang juga terikat sempurna, dan.

Jangan lupakan sesuatu yang mengkilat menancap pada betis kanannya. Pisau lipat, Ya, itu adalah pisau lipat, entah milik siapa menancap sempurna dikaki jenjang Junghwan dengan darah yang mengalir banyak.

Yoshi dengan cekatan melepas ikatan pada kaki dan tangan Junghwan.

"Junghwan kita harus mencabutnya dari kakimu..." lirih Yoshinori.

Junghwan tidak membalas, ia tengah menahan sakit.

"Mianhae Junghwan..." lirihnya lagi.

Tangan Yoshinori bergerak bergetar menuju pisau yang terdapat dikaki Junghwan, ada perasaan sakit yang menusuk Yoshinori melihat keadaan Junghwan seperti ini.

"A-AKKH-AKHH..." Erangan Junghwan tidak bisa terbendung saat Yoshi mencabut pisau lipat itu dari kakinya.

Darah kembali mengalir dari luka, tidak bisa dihentikan, kemudian Yoonbin merobek lengan baju panjangnya, tak ada lagi yang ia pikirkan selain menutupi luka junghwan supada darahnya tidak mengalir begitu saja, begitupun Yoshi, ia juga merobek sedikit bajunya.

Mereka kompak melipat robekan baju Yoshi dan menutup luka Junghwan sedangkan baju tangan Yoonbin mereka gunakan untuk mengikatnya seperti sebuah perban.

Tidak pernah terpikirkan bahwa mereka akan melakukan hal seperti ini dihidup mereka.

"Junghwan bangun..."

"YAK! Yoonbin kenapa tanganmu berdarah?!" Tanya Yoshi ketika senter tak sengaja menyorot tangan Yoonbin.

Yoonbin yang kebingungan menatap lengannya secara seksama.

"Aku tidak tahu, ini, tapi-"

"Tanganku juga tidak terluka sedikitpun..."

Yoonbin menoleh dengan wajah seriusnya.

"Mungkin..."

Yoonbin segera membalikan tubuh Junghwan, dan.

"BRENGSEK!! SIAPA YANG MELAKUKAN INI?!" Teriak Yoonbin.

Entah pada siapa ia bertanya dan berteriak.

Yoshi menggeleng ketika menyadari sesuatu, tubuh Junghwan penuh dengan luka tusukan, terutama di punggung dan bahunya, entah siapa yang melakukan ini yang pasti, Yoshinori dan Yoonbin sangat marah.

"J-junghwan k-kau benar benar kesakitan..."

Yoshi dan yoonbin ingin menangis menangis melihat keadaan Junghwan, Hati mereka sakit.

Yoshi melihat Junghwan, matanya tertutup, terlihat tenang, namun sangat menyayat hati, Yoshi meraba leher dan hidungnya.

Dan.

Junghwan mereka.

Telah pergi.

"SIALAN!! BRENGSEK!!" Umpat Yoonbin


-S & S-


Sementara ditempat lain terlihat Park Jihoon yang tengah kesusahan membuka pintu besi yang sedari tadi tertutup rapat tanpa bisa dibuka, dan sudah lama pula ia terjebak disini, sendirian, dan jangan lupakan banyak Hewan mati disini, Kucing, Anjing dan.

Tangan manusia.

Juga.

Berlinang darah dimana-mana, bukannya Jihoon takut dengan semua itu, hanya saja ia ingin keluar, Firasatnya buruk jika ia harus tetap tinggal disini, lagipula siapa yang akan menemukannya disini? Bukan begitu?

"ARRGHHH! SIALAN!" Umpat Jihoon ketika menyadari bahwa pintu besi itu benar-benar tidak bisa dibuka.

Ia kemudian berjongkok lesu, pasrah dengan semua ini.

"Kumohon, seseorang tolong aku disini..." lirihnya.

Tit...tit...tit...

Cklek.

Jihoon mendongkak menatap pintu besi yang tadi tertutup rapat itu kini terlihat terbuka secara perlahan.

Tapu.

Ada seseorang dibalik pintu itu.

Dengan jubah hitam.

Seseorang itu berjalan kearah Jihoon.

Srett.

Seseorang itu mengacungkan Pisau kedepan Jihoon.

"Hai Park Jihoon" sapanya.

Mata Jihoon membulat, seseorang itu adalah Dongsaengnya, Partner Dance.

Dan.

"Mau kubunuh duluan?" Tanyanya menantang.


-S & S-

Rubbybin


____________


Note : bagusnya panjangin atau tamatin?:)

S : SEE & SILENT [TREASURE 13]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang