Chapter 7

1.4K 257 65
                                    

"Jangan. pernah. pergi. dari. tempat. kalian. dan. jangan. pernah. meminta. bantuan. kita. akan. bertemu..." Hyunsuk membaca kembali pesan yang mereka terima secara berurutan dari yang tertua sampai yang termuda.

"Jadi kita akan bertemu dengannya?" tanya Yedam.

Hyunsuk mengangguk

"Jam berapa ini?" tanya Hyunsuk pada anak-anak

"Jam 9 malam" sahut Asahi

"Kita punya waktu sampai matahari terbit" ucap Hyunsuk

"Takkan ada yang terjadi, dan jangan percaya ucapan perempuan tadi" jelas Hyunsuk

"Kita harus percaya pada teman kita" sahut Yoshinori

"Benar" ucap Jihoon

Semua menganguk.

"HEI!!" Teriak Junkyu saat melihat seseorang menutupi setiap Jendela dengan sebuah kain hitam dari arah luar

"Kejar dia!" teriak Haruto

Semua berpencar mengejar orang itu dalam kegelapan Rumah karena lampu belum juga menyala sampai sekarang, tanpa mereka sadari itu adalah sebuah tak-tik yang mulus.

"HEI!! KUMOHON BANTU KAMI!" Teriak Jihoon yang mengejar orang itu lewat dapur dengan senter Hp yang menyala.

"Yak!!" Jihoon teriak kaget karena tiba-tiba kaca jendela dapur tertutup dengan sendirinya dari luar.

"Akkhh---" teriak Jihoon frustasi.

Sementara dilain tempat.

Junghwan berusaha mengejar orang itu lewat Lobby depan, namun tanpa sepengetahuan Junghwan, ada seseorang yang tengah mengikutinya.

Brakk... Brakk...

Junghwan berusaha mendobrak pintu utama, namun nihil, tetap tak bisa.

Setelah berusaha keras membuka pintu utama, Junghwan merasakan sesuatu menyentuh bahunya, Dingin terasa.

"Junghwan?" panggil orang itu

Junghwan diam mematung.

Ia berbalik badan dan mengarahkan Senter Hp-nya kearah orang itu, terlihat seperti sosok yang tak asing bagi Junghwan, seorang Laki-laki, memakai pakaian serba hitam seperti Jubah.

Laki-laki itu tengah tersenyum kearah Junghwan.

"Aku ingin kau yang pertama bermain dalam permainanku" ucapnya

"Kau?—"

Bughhh...

laki-laki itu dengan cepat memukul pipi Junghwan, lalu menancapkan pisau kecil di perut sebelah kiri Junghwan.

"AAAKK—hmmmmm—" teriakan Junghwan tertahan akibat bekapan dari laki-laki itu.

Ia kemudian mencabut pisau itu dan menancapkannya lagi di dada kiri Junghwan.

Junghwan menangis tertahan dalam sakitnya, perih, tapi lebih perih melihat orang yang saat ini berusaha membunuhnya.

"Hy—"

"Sutttt... Jangan berbicara!" ucap laki-laki berjubah itu

Junghwan tersenyum dalam ambang batas hidupnya, tersenyum menyeringai kepada orang itu.

"K—kau ber—bohong, kau menging—kari Janji..." ucap Junghwan terbata.

"Ya? Itu karena kau terlalu banyak tingkah, Maaf telah membuatmu berharap bahwa kau akan selamat"

"Akh—" orang itu mencabut pisau yang tertancap didada Junghwan

"Jika saja kau tak melihatku malam itu, mungkin kau akan jadi yang terakhir" ucap laki-laki itu

Junghwan menutup matanya.

"Darahmu sangat merah! Menjijikan" gumamnya

Lalu menyeret Junghwan keluar dari Villa itu dengan senter hp milik Junghwan yang masih menyala disaku Sweater Junghwan


- S & S -


"AAA— TOLONG—!" Teriak seseorang

Junkyu yang mendengar itu langsung menuju sumber suara, ia mengarahkan senter Hpnya kearah tangga sumber suaranya, ia melihat Mashiho diseret oleh seseorang berpakaian hitam seperti jubah kelantai dua.

Junkyu panik, tapi diruang tamu tak ada siapapun, semua orang sibuk mencari jalan keluar. Junkyu berlari mengarungi anak tangga untuk mencapai lantai dua, benar kata Jeongwoo, rumah ini terlalu megah dan besar, terdapat banyak ruangan disini selain ruangan yang mereka tahu.

"Shit! Dia menyeret Mashiho kemana?!" gumam Junkyu frustasi

BRAKK...

"AAA——"

"MASHIHO!" Teriak Junkyu

Junkyu berlari menuju sebuah ruangan yang sangat jauh letaknya dari kamar yang ada dilantai atas, Junkyu terus berlari, mengejar suara Mashiho, Hingga ia tiba disebuah ruangan yang sangat besar bernuansa putih, ia mengedarkan Senternya kesegala arah, tak ada apapun disana, sangat kosong.

"M-mashihoo?!" pekik Junkyu saat menemukan keberadaan mashiho dan berlari kearah Mashiho

Junkyu mematung didepan Mashiho, Junkyu melihat Tubuh Mashiho telah terbujur kaku. Dengan sebuah Rantai melilit dilehernya dan darah segar yang mengucur dari perutnya.

"MASHIHO?! Bangun!!" Teriak Junkyu

Mashiho membuka sedikit matanya. Ada secuil harapan dihati Junkyu, sahabatnya Mashiho harus hidup.

"H—hat-i H—hati, Jun—kyu, Hh-Hyu—ng" ucap Mashiho terbata-bata

"Tidak! Tetaplah bernafas Mashiho! Kumohon!" teriak Junkyu sambil memeluk tubuh Mashiho

"Mashiho! Akan kupukul Jaehyuk jika dia mengejekmu lagi, Kumohon tetaplah sadar Mashiho!"

Mashiho tersenyum tulus kepada Junkyu.

Mashiho ingat, pertama kali orang yang menyapanya saat datang ke Korea adalah Junkyu, dia Kim Junkyu, sahabat Mashiho, tempatnya berkeluh kesah.

Perlahan pandangan Mashiho kabur. Matanya mulai menutup.

Junkyu mengarahkan senter Hp-nya kewajah Mashiho yang terlihat tenang tanpa nafas.

"Aniyaa! MASHIHOOO!" Teriak Junkyu

- S & S -


-Rubbybin-

S : SEE & SILENT [TREASURE 13]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang