» Chapter 75: Extraordinary fall

659 102 15
                                    

Ngomong-ngomong chapter ini mengambil dari sudut padang Ling Luo sebagai pencerita, bahasanya menggunakan kosa kata 'wo' atau aku. tapi aku menterjemahkannya menjadi sudut pandang orang ketiga, jadi aku tetap menggunakan kata 'dia' atau ' Ling Luo'

Ling Luo sebenarnya merasa jika dia selalu menjadi orang yang tidak rasional. Di kehidupan terakhirnya, Dia dipaksa oleh masyarakat untuk tumbuh, memaksanya untuk mengabaikan orang lain, dan menjadi dewasa lebih cepat. Dalam kehidupan ini, dia sudah terbiasa dengan ketidak pedulian itu. ketika dia pikir, dia akan di paksa sekali lagi, saat itulah dia bertemu dengan Lin Xiao.

Sejak saat itu, dia selalu menganggap Lin Xiao sebagai saudara terbaiknya, membuatnya ingin bekerja keras untuk menjadi kuat bagi keuarga juga untuknya. Tapi ... Ling Luo tidak menyangka akhirnya dia akan jatuh cinta dengan seseorang yang dia anggap sebagai saudara terbaik.

Ketika dia memutuskan untuk jatuh cinta, maka dia tidak akan melepaskannya.

Lin Xiao perlahan mencairkan ketidakpedulian aslinya pada kehidupan. Perlahan, dia bahkan tidak bisa tidak bisa melepaskannya... dalam dua kehidupannya saat ini, satu-satunya orang yang dia rasakan seperti ini adalah dia.

Ling Luo tidak tahu apa yang dia pikirkan pada akhirnya.

Setelah pertemuan apoteker berakhir, Ling Luo merasa sangat gembira, secepatnya ingin mengaku kepada Lin Xiao, tetapi dia tidak menyangka Lin Xiao akan mengatakan itu kepadanya.

Dia mengatakan bahwa dia membunuh orang tuanya.

Sungguh, Ling Luo tidak ingin mempercayainya, tetapi melihat ekspresi dan wajah pucat Lin Xiao, itu tidak terlihat seperti palsu.

Lin Xiao membawanya ke suatu tempat.

Membuatnya melihat tanda-tanda sesuatu di sekitarnya dihancurkan. Dan dia melihat genangan darah di tanah, kemudian Lin Xiao menunjukannya sepotong pakaian yang bernoda darah, Ling Luo ingat pakaian itulah yang sering di pakai ayahnya. Saat itu terlintas dalam benaknya hari-hari bahagia bersama orang tuanya ...

Ling Luo selalu menyayangi keluarganya, tidak ada keraguan untuk itu. Sejak dia memiliki ingatan tentang kehidupannya yang sebelumnya, mereka yang telah merawatnya sedari dia dilahirkan, dalam hati Ling Luo, merekalah kelurganya yang sebenarnya.

Ketika ibunya sakit parah, Ling Luo pikir dia tidak akan ada kesempatan untuk menyelamatkannya, tetapi Lin Xiao tiba-tiba memberinya cahaya. Dan Ibunya akhirnya berhasil diselamatkan.

Sejak saat itu, dia bersumpah pada dirinya sendiri, dia harus menjadi orang yang kuat! Cukup kuat untuk melindungi orang yang dia cintai!

Namun, kegigihan dan kepercayaan itu seketika hancur.

Kini tubuh orang tuanya menghilang. Ling Luo tahu ini adalah keraguan besar, tetapi dia tidak bisa mengendalikan emosinya sama sekali. Wajah orang tuanya dan Lin Xiao bermunculan dalam benaknya, dan Lin Xiao di sampingnya, bersedia memberikan hidupnya, hanya untuk menjaga keamanan keluarganya.

Saat itu hampir saja dia kehilangan kendali atas kesadarannya, terpengaruh permintaan tanpa henti Lin Xiao untuk membunuhnya. Ling Luo merasa, dia benar-benar tidak bisa mengendalikan pikirannya sama sekali saat itu.

Saat itu, pikiran Ling Luo begitu dipenuhi keinginan untuk membunuh Lin Xiao, untung saja Xuanye memingatkannya, berteriak kedalam hatinya, membebaskannya, akhinya sedikit kesadarannya kembali tapi itu sudah terlambat. Dalam keadaan mendesak, Ling Luo menggeser serangannya pada Lin xiao dan berakhir menghapuskan dantiannya.

Seketika Xuanye bertanya pada Ling Luo, apakah dia benar-benar ingin pria gemuk itu mati. Memandang Lin Xiao yang berbaring di tanah sambil memegang lukanya, hati kecil Ling Luo merasa kesakitan. Dia tahu... orang tuanya mungkin benar-benar dalam bahaya seperti yang dikatakan Lin Xiao.

Tapi ... mereka mungkin tidak benar-benar mati.

Ling Luo mengakui, dia terlalu impulsif. Ketika dia melihat noda darah dan pecahan pakaian, hatinya sudah menegang. Ling Luo berjongkok di tanah, menutup matanya dengan tangannya. Setelah dua kehidupan, ternyata dia masih belum bisa mengendalikan perasaannya sendiri.

Ling Luo pikir .. Dalam pikiranya, kehidupan orang tuanyalah yang lebih penting daripada Lin Xiao. karena itu dia kehilangan akal sehat dan ingin membunuh Lin Xiao.

Meski, pada akhirnya dia tetap tidak bisa melakukannya.

Sekarang dia bahkan tidak berani memikirkannya, apa yang harus dia lakukan jika orang tuanya benar-benar dibunuh oleh Lin Xiao?

Apakah dia akan membunuh Lin Xiao untuk membalaskan dendam orang tuanya, atau ... menghancurkan keluarganya?

Ling Luo benar-benar tidak bisa melakukan keduanya.

Ling Luo mengangkat Lin Xiao dari tanah, menyembuhkan lukanya, membiarkan QiLing berubah menjadi gua batu dan membawa Lin Xiao ke dalamnya. Ling Luo memeluk Lin Xiao, dia duduk di atas ranjang batu di dalam gua, mengamati wajahnya yang pucat dengan tenang.

Ling Luo memutuskan untuk memeriksa masalah orang tuanya.

[BL terjemahan] I Don't Dare to Oppose a Protagonist AnymoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang