KITA?

6.8K 52 5
                                    


[WARNING 21+]
Konten dewasa, bagi yang kurang nyaman dan dibawah umur gausah baca, tapi kalau penasaran ya silahkan.

..




Dialog yang sama, ruangan yang sama ekspresi yang sama, membuat Natasha mengingat kejadian saat bertemu Brian pertama kali.

"JANGAN DEKAT DEKAT!", Teriak Natasha.


...

Brian terkejut kenapa Natasha tiba tiba bertingkah aneh.

"Kau kenapa?", tanya Brian tenang tanpa ekspresi.

"KAMU PASTI SALAH SATU DARI MEREKA KAN?!", Natasha sedikit demi sedikit mundur.

"Iya, aku salah satu dari mereka", Brian masih tenang sambil meletakkan makanan.

"J-JANGAN LAGI KUMOHON!", Natasha menangis dan menjauh dari Brian.

"Aku ga nafsu denganmu, tenanglah".

Natasha semakin berteriak dan mengoceh tidak jelas, terlihat sangat ketakutan.

"Tenang lah dan cepat makan sebelum dingin", Brian dengan tenang duduk di depan meja yang berhadapan dengan Natasha.

"LEBIH BAIK KAMU PERGI!!! AKU JADI MENGGILA KARENA KAMU SOK BAIK DI DEPANKU!!", Teriak Natasha.

Brian tidak berkata apa pun dan tetap makan dengan damai.

"HEYY!! JANGAN PURA PURA NGGA DENGAR!!", Teriak Natasha.

"..., Makannlah...", Dengan tatapan tanpa ekspresi Brian melanjutkan makannya.

Natasha terdiam bingung, dia hanya duduk termenung tidak mengerti akan situasi apa ini sebenarnya dan mulai menangis.

"Kau kenapa?, jangan lebay", tanya Brian sambil makan.

Natasha tidak menjawab dan hanya terus menangis, mood dia menjadi cepat berubah dan tidak terkontrol.

"Makanlah nanti keburu dingin".

Tanpa berlama lama lagi Brian menyendokkan makanan Natasha dan menyuapinya secara perlahan.

"G-gak ma-", suapan pertama masuk ke mulut Natasha.

Brian menyuapi Natasha dengan sangat telaten hingga Natasha tenang.

"Sekarang sudah malam, tidur lah", kata Brian.

"Aku tidak mengantuk", Natasha memalingkan wajahnya.

"Iya kau mengantuk, berbaringlah akan ku nyalakan penghangat ruangan", Brian berpaling sambil menyalakan penghangat.

Selesai itu Brian menata tempat tidur dan tidur di sofa.

"Selamat malam", kata Brian tanpa menoleh.

Keheningan mulai terasa, rasa khawatir yang entah datang dari mana datang lagi di hati Natasha.
Jam berdetik mengisi keheningan malam.

Natasha entah mengapa menutup mata saja tidak bisa apa lagi tidur.
Dia sedang beradu dengan pikirannya sendiri, rasa was was menyelimuti dirinya sehingga rasa takut itu semakin menjadi jadi.

Irama jantung dan detik jam sudah tak sama lagi, menit demi menit berlalu, sudah tak terasa dia melewati sekitar 3 jam tanpa henti berfikir.

Sampai akhirnya rasa was was itu menguras tenaganya dan terlelap.

.

Suara samar samar terdengar seperti orang sedang asik bertelefon.

"iYaaa~~...

Suaranya sangat samar sampai akhirnya Natasha membuka mata.

"Bai- oh! Selamat pagi", Brian menyapa Natasha sekilas tanpa ekspresi dan melanjutkan percakapan telefonnya.

Natasha melihat sekitar, ruangan itu sangat kecil.

Tapi lihat! Ada jendela kecil yang membuka cahaya dan udara segar masuk ke dalam.

Di malam hari Natasha tidak terlalu memperhatikan jendela itu, tirai yang menutup dan minim cahaya membuatnya berfikir jika dia masih di dalam penjara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di malam hari Natasha tidak terlalu memperhatikan jendela itu, tirai yang menutup dan minim cahaya membuatnya berfikir jika dia masih di dalam penjara.

Tapi sekarang dia bisa melihat keluar, sebuah keajaiban bukan?.

"Gimana ya rasanya udara segar sekarang?", tanya Natasha tersenyum melihat luar jendela.

Brian menutup ponselnya.
"Aku juga tidak tahu", jawab Brian.

"ng? Bukannya kau bisa bebas kemana mana?", Natasha menoleh ke arah Brian.

"Kaki ku sudah tertanam di kehidupan yang keras ini, nasibku tidak seberuntung manusia lainnya yang bisa terbang menjauh dari asalnya".

"Kalau menunggu orang menarik kakimu dari akarnya butuh waktu bertahun tahun, atau bahkan tidak ada sama sekali. Kamu bisa pergi jika kamu mau", senyum Natasha kepada Brian.

"Kita itu sama, yang terjebak itu bukan tubuh kita, tapi pikiran kita. Kamu juga bisa pergi jika kamu mau".

"Tubuhku juga terjebak, jangan salah... Yasudah kalau begitu, kita pergi saja bersama".

Kata "bersama" yang di ucapkan Natasha membuat hati Brian bergetar, baru kali ini dia dianggap manusia oleh orang yang hanya menjadi budak sex kakaknya.

"Jangan konyol".

"Hey, aku serius", kata Natasha.

"Sudahlah, aku harus bekerja.. Jangan kemana mana, makan lah yang ada di lemari pendingin dan nyalakan tv", Brian berpaling dan keluar dari ruangan itu.

Natasha hanya duduk bingung harus berbuat apa, tidak ada hal yang menyenangkan untuk dilakukan.

.

"Bersama? Hah, Bodoh", guman Brian dengan smirknya.









...






























.
.
.
.
.
.
.
.
.
HALLO GUYSS THANK YOU SUDAH BACA PART INI.
SEMOGA SUKA YAA!❤✨
SILAHKAN TINGGALKAN KRITIK DAN SARAN UNTUK KEDEPANNYA.
JANGAN LUPA VOTE JUGA YA, BLESS Y'ALL.

Just BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang