MEMULAI (2)

7.8K 93 14
                                    


.
...

Sudah sebulan sejak kejadian yang ditimpa Natasha kemarin, tidak banyak yang dilalui Brian dan Natasha diruangan itu, memang sesekali emosi Natasha yang tidak stabil dan panic attack yang kambuh lagi terkadang masih muncul secara tiba tiba, Brian sudah terbiasa akan hal itu dan terus telaten menghadapi sikap Natasha, ia juga memaklumi sikap Natasha yang seperti itu, karena dia juga mengerti yang dirasakannya.

Sampai minggu terakhir Natasha merasa lebih baik, Brian memutuskan untuk memindahkan Natasha ke luar negeri dimana Brian mempunyai tempat tinggal yang sangat layak disana, dan aksesibilitas untuk kemana saja juga mudah dibanding di ruangan bawah tanah yang sempit.
Jujur saja perasaan Brian sedikit khawatir jika menyangkut Natasha yang akan dibawannya keluar, ya walaupun dia mempunyai anak buah yang cukup dan banyak namun, mereka lebih rendah pangkatnya dibanding anak buah saudara laki lakinya, Brandon.
Setiap gerak gerik yang dilakukan Brian harus ada persetujuan Brandon, mata mata yang Brandon punya untuk adiknya bukan main main ketatnya, karena dialah keluarga satu satunya setelah ayah ibunya meninggal.
Iya, seperti yang disangka, mereka bukan orang biasa yang bisa hidup selalu aman dan nyaman, berbagai macam orang pasti tidak sedikit yang ingin mencelakainya, apalagi dalam dunia mereka yang saling membunuh hal yang memang wajar dilakukan.
Ayah ibu mereka terbunuh saat Brandon ada dibangku SMP, dan Brian berusia 5 tahun. Sejak saat itu Brandon lah yang mengurus semua harta dan pekerjaan yang ditinggalkan ayahnya, memang tidak semudah itu, Brandon mengalami banyak sekali rintangan supaya adiknya bisa hidup nyaman, itulah mengapa Brandon terlihat kejam kepada Brian, dan Brian pun sangat menghormati kakaknya.

Namun, untuk kali ini dia berbohong.
Dia sudah menyiapkan dari jauh jauh hari sebelum keberangkatan.
Ia benar benar berhati hati untuk ini.

"Pakai ini", Brian memberikan borgol kepada Natasha untuk membuat seakan akan dia adalah tahanan.
Jika hari ini gagal, mereka dijamin tidak akan bisa lagi keluar dafi ruangan itu.

Natasha hanya menatap kosong borgol tersebut, entah apa yang dipikirkannya. Brian yang melihat menjadi sedikit khawatir karena mungkin saja ada yang mentriggernya dan membuat Natasha kambuh lagi.

"kenapa?", tanya Brian khawatir.

Natasha sedikit tersentak dan menatap Brian drngan pandangan yang kebingungan.
"Hah? Oh.. Iya", Natasha mengambil borgol dari Brian.

Brian menjadi lebih khawatir terhadap Natasha.
"kalau ada apa apa cerita, jangan bikin khawatir", tatap Brian mengerutkan wajahnya.

Natasha tersenyum.
"bukan apa apa".

"untuk kali ini aja, tenangkan pikiranmu, aku akan menutupmu menggunakan kain ini", menunjukkan kain hitam supaya identitas Natasha tidak diketahui.

"Aku selalu disampingmu, setelah sampai diluar basement mulai kututup", Jelas Brian hati hati.

"b-baik", jawab Natasha.

Mereka mulai melangkah keluar, langkah pertama Natasha tersentak, dia tiba tiba mengingat kalau dia pernah berjalan di lorong itu, samar samar ingatan tentang Brian muncul, dia ingat dimana saat Brian menuntunnya saat berada di lorong tersebut.
Dia mengingat cara berjalan Brian, punggung Brian, dan melihat dengan jelas wajah Brian saat itu.
Kaki Natasha mulai bergetar, tangannya berkeringat dan pandangannya mulai kabur.

"jangan sekarang", gumam Natasha pelan.

Jantung berdegup kencang saat mengingat setiap lorongnya.
Sampai di gudang anggur, Natasha mulai lemas dan mulai teringat setiap adegan saat dia bersama Brian dulu.
Rasa yang dirasakan Natasha hanya bertanya, kenapa, ada apa, dan bagaimana. Apa yang dia ingat, kenapa dia mengingatnya, dia kenapa?.
Natasha mulai cemas dan menjadi tidak fokus berjalan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang