[WARNING 21+]
Konten dewasa, bagi yang kurang nyaman dan dibawah umur mending ga usah baca ini. Tapi kalau penasaran ya silahkan....
Pagi pun datang.
Tapi kali ini, Natasha tidak bangun di kamar yang sama, kedua kaki dan tangannya di tali dengan tubuh telanjang bulat.Ruangan gelap dan dingin membuat kesan lebih mencekam, Natasha berusaha melepaskan tali yang mengikat dirinya.
Tapi tunggu, sisi pojok ruangan yang gelap semakin terlihat ada sesosok orang yang sedari tadi memperhatikannya.
Semakin jelas sosok itu ketika memperhatikannya lebih lama, ada seorang lelaki yang memegang cambuk ditangannya.
Lelaki itu berdiri dan berjalan mendekat, Natasha hanya diam dan mencoba melihat wajah itu.
Semakin lama, sesosok lelaki itu mulai terlihat, siapa lagi kalau bukan Brandon.
"sudah cukup aku memanjakanmu, pertama kalinya kamu datang ke ruang eksekusi ini, ternyata menyenangkan lihat kamu lebih tersiksa".
Natasha mengerutkan wajahnya marah, dan masih mencoba melepaskan tali yang mengikatnya.
"mau kabur lagi?, masih belum ngerti ya?".
Mulut Natasha di bungkam menggunakan kain, Natasha tidak bisa berbicara, bahkan menggerakan jarinya saja sudah sangat melelahkan karena ikatan yang kencang.
"rules disini gampang, cuma perlu bersikap baik dan jadi peliharaan yang penurut", dengan waktu bersamaan Brandon melepaskan ikatan yang membungkam mulut Natasha.
Brandon mendekat dan mengelus wajah Natasha, lalu menamparnya dengan keras.
Kali ini Natasha tidak mengeluarkan suara sedikitpun, dia berusaha sekuat tenaga untuk menahannya.Cambuk Brandon di ayunkan ke perut Natasha berulang kali, Natasha berusaha untuk menahan rasa sakit, secara tidak sengaja banyak keringat bercucuran.
Brandon mencambuk badan Natasha dengan sangat keras berulang kali.
Dan di tengah itu ada kedua anak buah Brandon mendorong sebuah mesin.Semakin dekat mesin itu, dan terlihat samar wajah anak buahnya.
Entah mengapa wajah salah satu anak buahnya mengingatkan pada seseorang.Seketika telinga Natasha berdengung dan detak jantungnya semakin cepat, sekelilingnya menjadi buram dan berputar seakan tubuhnya berusaha berfikir dengan maksimal.
Tapi ada satu orang yang terlihat sangat jelas dibanding sekelilingnya.
"B...Br...Brii...".
Wajah Natasha terlihat sangat pucat dan lama kelamaan mulai kehilangan kesadaran, tetapi Brandon tetap memasangkan mesin yang beebentuk seperti dildo itu lalu dimasukkan ke vagina Natasha.
Mesin itu lama kelamaan bergerak dengan sangat cepat.
Brandon terlihat marah dan tidak peduli apakah Natasha sudah mati atau belum.
"Apa dia mati?", kata salah satu anak buahnya.
"Kalau mati pun lebih bagus, merepotkan".
Mereka hanya terdiam tanpa ekspresi.
Setelah beberapa menit berlalu, Brandon menghentikan aktivitasnya, nafasnya terdengar sangat marah.
"Brian, urus mayat atau apapun itu dan singkirkan dari pandanganku".
"Baik kak".
Iya, dia Brian yang ditemui Natasha sewaktu itu adalah adik kandung Brandon, dia bekerja sana sini demi nyawanya sendiri.
Brian sebenarnya tidak ingin hidup seperti ini, sebagai penjahat, membunuh orang setiap hari, menghirup ganja dan tidur bersama alkohol.
Bahkan ia tidak pernah merasakan kehangatan dalam keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Boyfriend
Romance[WARNING 21+] Konten dewasa, bagi yang kurang nyaman dan dibawah umur gausah baca, tapi kalau penasaran ya silahkan. Ps: Update sllu malam . "Bebhh.. ahh...shh, pel..anhh..ahh..pelan". Suara siapa lagi kalo bukan Jenifer, pacar Brandon yang sebenarn...