Seharusnya liburan kali ini bisa dipakai buat memanjakan diri, tapi beda halnya dengan Dera.
Ia merasa libur nya kali ini membawa banyak beban fikiran, entah itu masalah teman, percintaan ataupun dirinya sendiri. Lumayan kesal dengan fikirannya sendiri akhirnya Dera pun memutuskan untuk mendengarkan lagu sejenak untuk membuang mood nya yang buruk.
"BILA MEMANG HARUS BERPISAHHHH , AKU AKAN TETAP SETIAAAA TAPI BOONG HAHAHAH"
Tawa nya menggema diseantaro kamar melampiaskan kekesalannya,tidak bukan tawa tapi kesedihan, perasaannya sedang campur aduk tak karuan, ini menyakitkan tapi dia harus terima.
"Sebenernya ini salah siapa si? Gue ya? Sakit banget tolol, ahhh sial!!"
Setelah menggumam tak jelas Dera memilih menuruni tangga menuju dapur untuk mengambil beberapa camilan atau makan nasi misalnya.
"Ku harap sisa liburan ku bisa sedikit membuat mood ku membaik hm."
🙊
Hari pertama Dera memasuki kelasnya untuk kesekian kalinya, mood nya kembali memburuk komuknya kembali melesu dan berdecak.
"Ck, lagi?" Tanyanya kepada diri sendiri. Dera tak siap untuk bertahan lagi.
Yaa, lagi. Kali ini kau harus lebih kuat,karna cobaan ga akan berhenti sampe disini.
"Bacot ah, gausah berputar diotak gw berisik!"
"DERAAAAAAA!!" teriakan itu membuat Dera kembali berdecak dan sudah bisa dipastikan mahluknya adalah Rikka teman sejoin Dera dikelas maupun di eskul Tari.
"Haiiii Kaaa!!" Sambut Dera memakai topengnya kembali, sambil memasuki kelas dengan senyum merekah, melihat satu persatu wajah wajah anak smp yang lugu nan baik hati (dalem mimpi).
"Raa kantin bentar yok sebelum bel," ajak Rikka dan diangguki oleh Dera, ngapain juga dia didalam kelas dengan orang munafik.
Diperjalanan menuju kantin rasanya Dera ingin cepat cepat lulus dan memasuki masa putih abu abunya,
"Ra, gak nyangka gue ternyata temen lo kaya gitu."ucap Rikka kemudian menatap Dera yang sedang mengernyitkan alisnya.
"Temen gue? Siapa?"tanya Dera dan kemudian membuat Rikka tertawa keras dan memaki. "Anjeng Dera!"
Bell masuk berdering cukup kencang, membuat Dera dan Rikka dengan terpaksa kembali menuju kelasnya. Walaupun hari ini pasti akan free.
Keadaan suasana kelas begitu berisik tapi cukup dengan suara dan hentakan kaki Dera membuat membuat semuanya terdiam dan sedikit tertawa keras keras.
Ada apa?
"YAKKKKKKK!" Teriakkan itu menggema diseantaro kelas sembilan lima, seperti menandakan sesuatu yang mengganggu masuk.
Dan ya benar saja Dera sepeka itu sampai sesuatu yang seharusnya tidak banyak orang menyadari, tapi dia sadar akan hal itu.
Ada yang ingin tau.
Revano yang tadinya sedang bersenda gurau disamping Silva mendadak berputar mengelilingi meja samping Kina untuk pergi dari kelas saat kedatangan Dera.
Sebenernya tidak harus bersembunyi untuk berpacaran, Dera juga sudah paham tentang itu, dia hanya sedang berdamai dengan keadaan.
Tawa meledek yang mengiringi kepergian Revano membuat Dera semakin peka akan situasi menyebalkan yang mereka buat,
Dengan muka malas Dera memutar bola matanya kesal, 'Emangnya harus banget gitu gw peduli ya gak la tolol.'
Seperti maling ketangkap basah, padahal sedang tidak ada yang maling, adasih silva maling pangerannya Dera pi boong.
Jadi intinya Kina,Silva dan Revano takut Dera tahu bahwasannya Silva dengan Revano sedang berada ditahap pdkt, padahal awalnya Revano mendekati dan mencintai Dera. Plis ini menyakitkan sekali bagi Dera,
Tapi Dera juga gak bisa berbuat apa apa lagi, ini kemauannya ini yang dia mau, sudahla.
🙊
Thanks buat hari hari buruk dimasa Smp, semoga bertemu dilain waktu dengan suasana yang berbeda.
Makasi juga yang uda mau baca hihi☺️,Dera uda berdamai sama masa lalunya kok, ya walaupun belum berubah juga, tapi Dera sedang berusaha kok.
Ketcup manis dari Saturn🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Ninety Five - Science Four [On Going]
Teen Fiction"Deraa, aku dukung banget tau kalo kau jadian sama Vano, jadinya kita bisa double date sama kavi." Seru Silva sambil diam diam sedang nail art dibangku barisan belakang. "Udah ah gausa bahas itu, nanti juga ada jawabannya aku gabisa kasi jawaban pas...