11. Treason-

8 4 0
                                    

Aku pernah terlalu cuek dan bodoh masalah percintaan, hingga dilupakan begitu saja.

🐵

"Assalamualaikum, Dera pulangg." salamnya dan membuka pintu rumahnya, "Waalaikumsalam, iya masuk sayang."sahut sang ibu Dera, kemudian Dera langsunh beranjak menaiki tangga untuk masuk kedalam kamarnya.

Hari ini mood Dera begitu buruk, keaadan disekolahnya tidak begitu baik baik saja, ini sudah akhir jalan cerita masa smp nya tapi entah kenapa semuanya berjalan dengan buruk, masalahnya sendiri berada di hati dan di diri Vano, mengapa mereka harus tumbuh disaat Dera harus mengejar target kelulusan yang tinggi demi sekolah negeri,

Ting.

Bunyi Notifikasi ponselnya pun berbunyi, menandakan satu pesan masuk ke dalam aplikasi chatnya.

Rasya

Eh, btw lo bilang kemaren gak bisa chat si Vano kan Ra?

Eh iya napa Sya?

Balas Dera dan terduduk dipinggiran kasurnya menunggu jawaban dari Rasya, yang membuat perasaannya semakin campur aduk. Kek gado gado.

Katanya si Silva masih sering kontekan sama Vano lo, masa iya kau gabisa chat si Vano, padahal Vano selalu kasih kabar ke Silva.

Oh. Mungkin ganti nomer demi Silva kali Sya, kan kita gaada yang tau. Uda ahh, gue capek mau mandi, biarin aja si.

Sabar Raa, btw si Dwi emang uda putus sama Dini, mau gak dijodohin?

Haha, gakla gila.

Usai membalas pesan Rasya terakhir, Dera beranjak memasuki kamar mandi dan merendam diri di bathub kamar mandinya dengan tenang,

🐵

Dengan perasaan senang dicampur malu malu, Silva mengangkat telfon yang berdering sedari tadi dengan username 'My boy' diponselnya,

"Haloo," sapanya untuk pertama kali dan tersenyum,

"Apakah ini dengan bidadarinya Vano?" ucap Vano dengan kekehan kecil yang menggemaskan,

"Haha, apasih Van. Gausah gombal gak mempan ya." jawab Silva dan terkekeh manja, membuat orang yg berada disebrang tertawa karna gombalannya ampuh membuat gadisnya malu malu kucing.

"Gak gombal Sil, beneran tauu, tau gak perbedaannya kamu sama pizza?"

"Emang pernah makan pizza?" tanya Silva sambil tertawa,

"Kan mau gombal si sayang, gimana si."jawab Vano lalu terkekeh kembali,

"Gimana gimana hahahhah."tawa Silva membahana pasalnya Vano mulai memanggilnya dengan sapaan sayang.

"Tau gak?" tanya Vano sekali lagi dan dibalas dehaman Silva.

"Gak tauu emang apaan?"jawabnya dan terkekeh, "Kamu ada ada aja si Van."

"Kalo pizza buat dibagi bagi, kalo kamu buat aku seorang hehe."

"Apasihh alay banget hahahha."

🐵

Setelah berendam sejam kemudian, Dera pun mulai merebahkan badannya di kasur empuk kesayangannya dan menghayal pacar kehaluannya, Harry potter! Namun satu suara membuyarkan segalanya.

"Deraa, makan malam dulu sayang, baru tidur entar sakit lo gak makan malem." panggil sang Ibu yang langsung dijawab Dera 'Iya'

Dengan malas Dera beranjak turun dan mulai menyantap makan malamnya sendiri, dengan kesunyian yang ada, semua karena Vano, Vano berperan besar atas segalanya, Vano tetep paling salah di segala sisi dipermasalahan ini.

Karna Vano laki laki, dan laki laki selalu salah, apapun ceritanya Laki laki salah, tidak seharusnya Laki laki benar,dan tidak seharusnya Laki laki dipercaya. Karna percaya dengan laki laki sama aja mendatangkan maut. Iya mau buat hati yang lemah. Karna laki laki pake logika bukan perasaan,

🐵

GUE KEABISAN IDEE TEMAN TEMAN:))

MONMAAP KALI PENDEKNYA MAKSIMAL BEBERAPA PART PENDEK BAT, OKE INI KAPSLOK.

Maapin,pendek bat ya. Sumpah gd ide lagi, ntar kalo apa direvisi deh kalo punya ide hehe..

Semoga sukaa:)

See u next!

Ninety Five - Science Four [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang