Happy Reading
____________________________Dua buah mobil mewah memasukki pekarangan sebuah rumah yang cukup besar.
Satu persatu orang yang ada di dalam mobil tersebut turun dari mobilnya. Mereka berjalan beriringan menuju pintu utama rumah tersebut.
Seorang laki-laki muda yang bersama mereka memencet bel, tak lama kemudian muncul sosok wanita paruh baya yang diyakini adalah pembantu dirumah itu. Kemudian mereka dipersilahkan untuk masuk.
Mereka duduk di kursi yang sudah diatur membentuk persegi dengan memberi celah di setiap sisinya.
"Tunggu disini ya? Saya akan memanggil ibu serta yang lainnya," pamit wanita itu.
"Tenang, Kak, jangan tegang," ucap seorang gadis yang sedari tadi berdiri dan bahkan kini duduk disamping laki-laki yang memencet bel tadi.
Laki-laki itu menoleh dan tersenyum, walau sebenarnya ia memang sedang tegang dan gugup.
"Iya nak, Ar, gak usah tegang," tambah seorang wanita yang duduk bersebelahan dengan gadis tadi.
"Iya tante," laki-laki itu tersenyum, kali ini ia terlihat lebih rileks dan tidak setegang tadi.
"She?" Panggil seseorang.
"Kenapa, Ma?"
"Mama kayak gak asing sama rumah ini," bisiknya.
"Masa sih? Perasaan mama aja kali."
"Iya kali perasaan Mama aja," jawabnya.
Zela, Relyn, dan Gelano saat ini sedang menemani Ardhi untuk melamar pujaan hatinya. Laki-laki itu meminta Zela dan kedua orang tuanya untuk menemaninya disini, sebelum Zela berangkat besok.
Ardhi juga tidak sendiri, ia ditemani oleh Maminya-Yanti yang saat ini duduk disebelahnya.
Alasan Ardhi mengajak Zela untuk menemaninya yaitu, karena Zela sudah Ardhi anggap sebagai adik kandungnya sendiri. Selain itu, Zela juga sudah membantu banyak perihal dirinya. Ia mau gadis itu menjadi saksi lamarannya malam ini.
Mereka berdiri saat orang rumah turun dari tangga dan menghampiri mereka.
Zela terkejut saat salah dua dari mereka ternyata sudah dikenalnya, selain orang yang akan dilamar Ardhi hari ini.
Bukan hanya Zela saja yang terkejut, Relyn dan Gelano pun sama terkejutnya dengan Zela.
"Tante Anya?"
"Anya?"
Ucap Zela dan Relyn bersamaan.
Kemudian mata Zela beralih pada orang disamping perempuan yang akan Ardhi lamar hari ini.
"Dokter Fachri?" Zela yakin ia tidak salah melihat, laki-laki itu adalah dokter yang menanganinya selama ia sakit dulu. Tapi yang membuatnya heran kenapa dokter itu ada disini?
"Silahkan, duduk dulu," Anya mempersilahkan mereka untuk duduk.
Zela menggaruk tengkuknya yang tak gatal, apalagi ini? Sungguh Ia tak mengerti.

KAMU SEDANG MEMBACA
ZELAND [Zela's Life]✔️
Подростковая литератураRank #1 kimsejeong 10 Jul - 29 Agust 2020 Warning!! Dilarang keras menjiplak atau mencopas karya saya. Inget loh ya! Apa yang kamu lakukan akan dicatat oleh malaikat Oh iya! Follow dulu akun wattpad aku. . . . Ketika Zela mendapatkan sebuah obat yan...