ZELAND |15| Kenapa jadi canggung?

226 24 0
                                    


Happy Reading❤️

Hari ini merupakan hari Minggu, harinya para semua remaja atau pelajar untuk bebas dari segala kegiatan belajar nya.

Zela saat ini sudah siap dengan sweatpants hitamnya dan kaos lengan pendek berwarna biru, tak lupa dengan sneakers nya yang berwarna senada dengan celananya.

Minggu pagi ini Zela berniat untuk jogging ke taman depan kompleknya, tentunya ia tidak sendirian ia mengajak si kecil Zila untuk ikut bersamanya. Di hari Minggu pagi seperti ini taman depan komplek memang sangat ramai, banyak pedagang yang berjualan disana, apalagi taman itu merupakan suatu tempat yang sering di kunjungi oleh banyak orang yang sedang lari pagi.

Zela menuruni setiap undakan tangga, sampai akhirnya dirinya berada di undakan terakhir, kemudian langkahnya membawanya ke ruang keluarga, dimana disana sudah ada Zila, Ayah dan Bundanya.

"Udah gih berangkat nanti kesiangan loh!" Suruh Gabriel agar mereka cepat melakukan aksi lari paginya agar tidak kesiangan, masalahnya kalau sudah siang bukan lari pagi lagi namanya.

Zela mengangguk kecil "Ayah sama Bunda gak mau ikut?" Tanya Zela sebelum akhirnya meraih tangan Zila untuk digandeng olehnya.

"Enggak ah, kalian aja! Ayah sama Bunda mau berduaan disini," ujar Gabrial seraya menyeringai kecil dan melirik ke arah Raisa.

"Apasih Ayah!!" Raisa memukul lengan Gabriel, membuat sang empu meringis kesakitan.

"Wah Bunda KDRT nih!" Ujar Gabriel sambil mengelus-elus lengannya yang kena pukulan Raisa barusan.

"Ayah lebay! Padahal Bunda gak kenceng-kenceng amat mukulnya!" Balas Raisa sambil mendelik kesal ke arah suaminya itu.

"Udah gih kalian berangkat sana!" Suruh Raisa kepada Zela dan Zila.

Mereka mengangguk kemudian berpamitan pada Raisa dan Gabriel sebelum akhirnya mereka melangkahkan kakinya keluar dari kediaman Elnandio.

Zela dan Zila berlari kecil agar cepat sampai di taman depan komplek yang mereka tuju, terkadang mereka berhenti sebentar untuk mengatur deru nafasnya karena kelelahan, terlebih lagi Zila yang sering sekali berhenti karena selalu mengaduh capek.

"Kak Zela! Zila capek!" Rengek si kecil Zila membuat langkah mereka berhenti kembali.

Zela menolehkan kepalanya ke arah Zila, lalu dirinya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ayok dong, Zila kan kuat bentar lagi juga sampe, Yuk!" Zela menyemangati Zila agar gadis kecil itu mau berlari kembali.

"Enggak mau!" Zila mengerucutkan bibirnya.

"Loh kok gak mau sih? Kan bentar lagi juga sampe, nanti kakak beliin apapun yang Zela mau disana!" Zela merayu Zila bahwa ia akan membelikan apapun yang Zila mau ketika mereka sudah sampai ditaman.

Mata Zila berbinar "Beneran?!" Tanyanya membuat Zela mengangguk-anggukan kepalanya.

"Asal jangan eskrim!" Ujar Zela kembali.

Bukannya Zela melarang, tapi kondisi lah yang membuat Zela tidak memperbolehkan Zila memakan eskrim. Masalahnya ini masih pagi, bisa-bisa nanti Zila sakit perut kalau makan es pagi-pagi begini.

"Oke!" Seru Zila.

Zila memang anak yang penurut, lagipula dirinya juga tadi sudah diberi tahu oleh sang Bunda untuk jangan meminta Zela membelikannya eskrim, dan gadis kecil itu sudah berjanji pada Bundanya, ia tidak mau mengingkari janji tersebut.

Zila dan Zela melangkahkan kakinya kembalu sambil bersenandung kecil, menyanyikan lagu anak anak. Sengaja, karena Zila masih kecil dan ia hanya tahu lagu anak anak.

ZELAND [Zela's Life]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang