EXTRAPART SATU

240 17 1
                                    

Happy Reading.
___________________________

Pernikahan Zela sudah berjalan dua bulan. Dan Alhamdulillah, semuanya masih berjalan dengan baik, tak ada masalah yang menghampiri.

Perkataan Roland saat melamar dulu, ternyata dibuktikan, pria itu kini perlahan sudah mengerti Zela, dan sedikit membebaskan Zela, asalkan harus izin padanya.

Padahal, mau berubah ataupun tidak, Zela tidak masalah. Walau terkadang ia suka risih dengan sifat protektifnya Roland, namun disaat-saat tertentu Zela justru menyukai hal itu.

Saat ini, waktu menunjukkan pukul 06.30, dan Roland masih bergelung manja dalam selimutnya. Sebenarnya, subuh tadi ia sudah bangun. Karena, kebetulan hari ini adalah hari minggu jadilah selesai sholat ia kembali tidur, tapi tidak dengan Zela. Selesai sholat subuh wanita itu tidak tidur lagi, ia malah lanjut mengecek data-data tentang Restorannya yang berada di Sydney, semalam laporan itu sudah dikirim oleh Grace. Dan ia baru sempat mengeceknya sekarang.

Restorannya disana memang dititipkan kepada Grace. Masih ingatkan, siapa Grace? Zela mempercayainya, karena ia yakin bahwa Grace bisa mengurus restoran dengan baik. Kebetulan, wanita itu juga mahir dalam bidang kuliner, Zela jadi tak ragu menitipkan restorannya pada dia.

"Sayang, bangun!" Zela menepuk-nepuk pipi Roland pelan, berharap agar suaminya itu segera bangun.

Roland hanya mengerang sebentar, dan malah berbalik membelakangi Zela.

Zela mengerti, Roland susah bangun seperti ini akibat semalam pria itu lembur, dan baru pulang sekitar jam setengah 12 malam.

"Mas suami, bangun dong!" Zela menggunakan jurus terampuhnya untuk membangunkan Roland. Biasanya, jika sudah dipanggil seperti itu Roland langsung gercep menuruti perkataan Zela.

"Iya, aku bangun," Tuhkan! Kata itu seolah jimat bagi Zela, sekali terucap langsung bereaksi.

Zela tersenyum menatap suaminya yang sudah membuka mata.

"Mandi gih! Nanti, selesai mandi langsung kebawah, aku mau buatin sarapan dulu buat kamu," titah Zela.

Roland langsung bangkit dan duduk diatas kasur. Pria itu mengusap wajahnya.

"Morning kiss nya mana?" Tanya Roland, membuat Zela memutar bola matanya. Soal, morning kiss sepertinya Roland tidak pernah lupa.

Cup!

Zela mengecup pipi Roland singkat.

Kecupan singkat itu langsung berefek pada Roland. Pria itu terlihat mengembangkan senyumnya.

"Yaudah kamu mandi ya? Aku mau buatin sarapan dulu," titah Zela kembali.

Setelah itu Zela keluar dari kamar dan turun menuju dapur.

Sudah sekitar satu bulan lebih ia ada disini. Rumah ini bukan rumah orang tuanya, melainkan rumah yang sudah dipersiapkan Roland untuk mereka berdua. Rumahnya tidak terlalu besar, tapi bagi Zela justru rumah ini cukup besar, karena hanya ditinggali oleh mereka berdua. Tidak, sebenarnya mereka tidak berdua. Roland sudah menyiapkan satu asisten rumah tangga untuk membantu Zela, serta satpam yang berjaga didepan.

ZELAND [Zela's Life]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang