ZELAND |11| Incomplete Happiness

263 26 0
                                    


Happy Reading❤️

Sherina Anzela D, seorang gadis yang saat ini terbaring di brankar rumah sakit, masih belum menunjukkan tanda-tanda akan sadar dari mimpi indahnya. Sedari tadi Raisa tak kunjung meninggalkannya sendirian di ruangan ini, berbeda dengan Gabriel, pria itu pergi ke kantor sejak satu jam yang lalu, karena harus ada yang ia urus sebagai pemilik perusahaan.

Kini obsidian hitam itu terbuka perlahan dan mengerjabkan matanya untuk menjelaskan pandangannya. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah ruangan serba putih dan bau obat-obatan yang menyeruak di hidungnya, kepalanya menoleh ke sebelah kanan dimana disana ada sang Bunda yang menunggunya sadar.

"Bun...da?" Ucapnya yang masih belum sadar sepenuhnya.

Bundanya itu tersenyum padanya, "ya sayang? Bunda disini," sahutnya sambil menatap lekat manik hitam putrinya itu.

"Mi...num," Zela meminta minum pada Bundanya karena tenggorokannya terasa sangat kering.

Raisa langsung melakukan apa yang putrinya minta, ia menuangkan air putih ke dalam gelas lalu memberikannya kepada Zela, tak lupa ia juga membantu Zela untuk dapat meminum dengan baik agar tidak tersedak.

Zela kembali mengingat kejadian tadi pagi sebelum ia dibawa kesini, dirinya sangat ingat mimpi itu, mimpi yang membuatnya kembali mengingat kejadian 9 tahun yang lalu, saat dirinya disalahkan karena telah mencelakakan adiknya sendiri, padahal ia tak salah apa-apa, ia hanya seorang gadis kecil yang belum mengerti banyak hal, sampai akhirnya orang tuanya membawanya ke panti asuhan dan membuat hati kecilnya sakit.

Mata Zela menghadap ke langit-langit kamar rumah sakit, pandangannya kosong tapi pikirannya berkelana, mengingat itu semua membuat hatinya kembali tergores. Manik hitam itu kini berkaca-kaca dan siap mengeluarkan cairan bening yang disalurkan dari hati kecilnya.

Selain kecewa karena kesalah pahaman itu, Zela juga sangat rindu pada orang tua dan adik kandungnya. Jauh dari lubuk hatinya sang pemilik senyum manis itu sangat ingin bertemu dengan mereka.

Zela bertanya-tanya dalam pikirannya, apakah mereka juga merindukan Zela? Apa sebenarnya selama ini mereka mencari Zela? Atau saat mereka dipertemukan kembali, apa mereka akan menyambut Zela dengan melepas rindu bersama?

She kangen kalian-batinnya

Bersamaan dengan itu cairan bening berhasil lolos dari pelupuk matanya, dan hal tersebut membuat perempuan di sampingnya menatap Zela bingung, sebenarnya apa yang terjadi dengan putrinya itu?

"Kamu kenapa?" Suara sang Bunda mengintrupsi Zela untuk tidak terus berkelana dengan pikirannya.

Zela menghapus air matanya kasar, ia menggelengkan kepalanya sambil tersenyum getir kepada sang Bunda, senyum yang menaruh luka ditunjukan gadis itu.

Bundanya itu kembali tersenyum, walau sebenarnya ia tahu bahwa putrinya sedang tidak baik-baik saja, namun dirinya tidak tahu apa yang membuat Zela menjadi seperti ini.

"Gimana kondisi kamu? Udah ngerasa enakkan belum?" Tanya Raisa khawatir.

"Sedikit enakkan, Bun," jawab Zela. Fisiknya memang sehat, tapi mentalnya yang belum sembuh sepenuhnya.

"Bunda panggilin Dokter ya, buat cek keadaan kamu?"

Zela menggeleng, "gak usah, Bun. Zela baik-baik aja," jawabnya seraya tersenyum berusaha meyakinkan.

Zela tak melihat Ayah juga adik kecilnya disini, Zela dapat memastikan bahwa Ayahnya itu sedang sibuk di El Corp - perusahaan milik keluarga Elnandio. Sedangkan adik kecilnya itu ia tidak tahu, mungkin saja Zila sedang menikmati tidur siangnya, karena kalau sekolah tidak mungkin, karena jam segini pasti Zila sudah pulang.

ZELAND [Zela's Life]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang